Magang seringkali menjadi momen penting dalam kehidupan mahasiswa dan menjadi jendela pembelajaran praktis di dunia kerja. Pengalaman ini tak hanya mengasah keterampilan, tetapi juga membuka wawasan tentang profesi yang dikejar.
Salah satu tempat magang yang memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran menarik bagi mahasiswa adalah Klinik Insight Consultant yang terletak di Jl Kh. Zainuddin No. 5, Desa Ngeni, Waru, Sidoarjo.
Klinik ini berfokus pada layanan konsultasi, terapi, healing, dan training yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Selama pelaksanaan kegiatan MBKM ini, salah satu mahasiswa prodi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UINSA tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan berharga tersebut.
Hania Choirunnisa atau akrap disapa Hania mencoba mengambil kesempatan dan mencari pengalaman dengan magang di Klinik Insight tersebut. Tentu, dengan magang di klinik tersebut, tidak hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga memungkinkannya untuk belajar langsung dari praktisi terkemuka di bidangnya.
Mahasiswa magang akan terlibat langsung dalam proses konsultasi, terapi, dan pelatihan yang dilakukan oleh para psikolog. Dengan pengawasan dan bimbingan yang intensif, mahasiswa magang akan belajar secara langsung bagaimana menerapkan teori yang dipelajari di bangku kuliah ke dalam praktik yang nyata.
Salah satu kegiatan magang yang menarik di Klinik Insight adalah mengikuti sesi konsultasi dan terapi bersama klien. Di awal-awal magang, mahasiswa magang akan diajak untuk mengamati dan memahami berbagai teknik dan pendekatan yang digunakan dalam membantu klien mengatasi berbagai masalah yang dialaminya.
Dengan pengawasan dan bimbingan langsung dari praktisi berpengalaman, mahasiswa magang dapat memperluas wawasan dan keterampilan mereka dalam memberikan layanan yang berkualitas kepada klien. “Di awal magang, saya hanya diajak untuk mengamati dahulu, khususnya saat proses konseling dan terapi,” tutur Hania, mahasiswa magang.
Hania menjelaskan bahwa ia mendapat beberapa job desc yang harus dikerjakan selama magang, yakni di bagian administrasi, penanganan klien, dan membuat konten di media digital (Instagram). Untuk job desc penanganan klien, Hania menjelaskan bahwa ia berposisi sebagai asisten terapis, dan mengaku pernah membantu melakukan terapi secara langsung.
“Saya di sini posisinya sebagai asisten terapis mbak. Cuma pernah beberapa kali melakukan terapi langsung seperti akupresur dan clapping,” jelas Hania ketika wawancara bersama penulis pada Minggu (31/03/2024).
Terapi akupresur dan clapping ini bisa diklasifikasikan pada terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT). Terapi ini biasanya untuk relaksasi dan release emosi, karena dalam prosesnya terdapat suggestions speech (kalimat-kalimat sugesti) untuk me-release atau mengeluarkan emosi klien yang biasanya sudah dipendam.
“Akupresur identik dengan relaksasi, jadi klien akan di-presure atau dipijat pada titik-titik tertentu pada tubuh. Sedangkan clapping (tepuk) identik dengan distraksi. Jadi klien yang mengalami lonjakan emosional karena stress, dan selalu terbayang akan masalahnya hingga membuat dia merasa tidak nyaman. Maka terapinya bisa dilakukan dengan SEFT berupa pengingatan kembali kejadian di mana masalah muncul, dan perasaan apa yang muncul saat itu,” jelasnya.
“Biasanya klien akan mengalami lonjakan emosi saat mengingat kejadian itu. Nah, bersamaan dengan itu dilakukan teknik clapping (berupa tepukan pada bagian bawah rahang). Gunanya untuk mendistraksi memori klien akan kejadian itu. Harapannya memori buruk dan perasaan sakitnya bisa keluar dan sedikit demi sedikit bisa merasa lebih baik,” tambahnya.
Hania mengaku bahwa ia merasa terbantu dengan matakuliah yang dulu pernah diajarkan di kelas. Sehingga ketika memulai praktik di klinik tersebut ia merasa enjoy dan menikmati setiap prosesnya. Di antara matakuliah yang membuatnya merasa terbantu ketika praktik menangani klien adalah matakuliah Quantum Healing, Psikologi Konseling, dan Psikoterapi Umum.
“Akupresur dan clapping yang saya sebutkan sebelumnya diajarkan dalam matakuliah Quantum Healing. Kegiatan konseling diajarkan dalam matakuliah Psikologi Konseling. Dan untuk beberapa teknik umum psikoterapi diajarkan dalam matakuliah Psikoterapi Umum,” ujarnya.
Pengalaman magang di Klinik Insight tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang secara profesional, tetapi juga secara pribadi. Mahasiswa magang akan belajar tentang diri mereka sendiri, mengasah keterampilan interpersonal, dan memperdalam pemahaman mereka tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh individu dan keluarga dalam masyarakat.
“Di sana saya banyak belajar hal baru, dapat pengalaman baru. Lalu, saat sesi konseling atau terapi sebenarnya ada kesan tersendiri juga. Salah satunya kita bisa tau ternyata apa yang dialami seseorang bisa seberat itu, gimana mereka bisa survive, hingga mereka cari pertolongan ke psikolog. Proses mereka bisa dijadikan pelajaran juga. Dan juga saat proses terapi, ada kesan wah juga, saat ternyata energi positif kita bisa tersalurkan dengan baik kepada klien,” jelas Hania.
Dengan demikian, magang di Klinik Insight bukan hanya sekadar pengalaman kerja, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memperluas wawasan, mengembangkan keterampilan, dan membantu orang lain dalam prosesnya.
“Harapannya setelah saya belajar di klinik ini, saya bisa mendapat pengalaman dan ilmu baru yang praktis khususnya dalam konseling dan psikoterapi,” tuturnya.
Magang ini dapat menjadi bekal dan pijakan yang kuat bagi karier di bidang konsultasi, terapi, healing, dan training, serta mempersiapkan mahasiswa magang untuk menjadi profesional yang berpengaruh dalam masyarakat. (Lidya Karmalia – Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat)