Berita

Surabaya, 20/06/2025 — Jauh sebelum penandatanganan seremoni antara UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dan St. John’s University, Taiwan pada 4 Juni 2025, benih kemitraan bersejarah ini telah ditanam oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UINSA. Tepatnya pada Desember 2024, dalam sebuah pertemuan di Bali, UINSA untuk pertama kalinya meresmikan keterlibatannya dalam program International Industrial Talents Education (INTENSE) dari Taiwan. Kesepakatan awal ini, yang digagas oleh Kepala Unit Penjaminan Mutu FISIP, M. Fathoni Hakim, M.Si., menjadi fondasi institusional bagi kolaborasi lintas negara sekaligus lintas fakultas di lingkungan UINSA.

Sementara penandatanganan MoU dan MoA pada Juni 2025 secara khusus meresmikan program double degree di bidang Teknik Sipil yang menghubungkan Fakultas Sains dan Teknologi UINSA dengan Fakultas Teknik St. John’s University, akar pencapaian ini tetap tertanam dalam peran pionir FISIP. Sebagai fakultas yang berakar pada ilmu sosial, FISIP menjadi garda terdepan dalam membangun kepercayaan akademik internasional, relasi diplomatik, dan kredibilitas institusional. Pandangan strategis ini memungkinkan UINSA memposisikan diri bukan hanya sebagai pemain global di bidang sosial, tetapi juga sebagai universitas yang mampu memperluas kemitraannya ke bidang sains dan teknologi.

Kemitraan ini juga mencerminkan komitmen UINSA terhadap dialog lintas agama dan kolaborasi yang inklusif. St. John’s University sebagai universitas Katolik dan UINSA sebagai universitas Islam terkemuka, tengah menjalin kerja sama yang melampaui batas keagamaan tanpa meninggalkan nilai-nilai masing-masing. Kolaborasi ini menjadi wujud nyata identitas UINSA sebagai institusi Islam moderat, sebagaimana tergambar dalam Kompleks Menara Kembar Terpadu UINSA yang melambangkan keseimbangan antara pencapaian spiritual dan duniawi. Kolaborasi ini menghormati keseimbangan tersebut—menggabungkan ambisi intelektual dengan komitmen etis, nilai-nilai lokal dengan relevansi global.

Perjalanan akademik ke Taiwan ini sejatinya bukan hal baru bagi UINSA. Faktanya, gelombang mahasiswa terbaru yang dikirim ke Taiwan merupakan gelombang ketiga, dengan dua gelombang pertama berasal dari FISIP. Meskipun program INTENSE berfokus pada bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), FISIP memastikan keterlibatannya tetap berlanjut dengan merancang jalur inovatif seperti magang pasca-sarjana dan penempatan berbasis kontrak yang sepenuhnya didanai oleh program tersebut. Model ini memungkinkan mahasiswa dari disiplin ilmu sosial tetap menjadi bagian dari sirkulasi akademik dan profesional internasional.

Menyadari skala dan tuntutan teknis dari program INTENSE, Fakultas Sains dan Teknologi UINSA kini ikut bergabung dalam inisiatif ini, sehingga semakin banyak mahasiswa yang dapat merasakan manfaat dari ekosistem teknologi tinggi di Taiwan. Namun demikian, tetaplah langkah awal FISIP—melalui negosiasi dini, diplomasi strategis, dan pengembangan program yang adaptif—yang membuka jalan bagi perluasan ini.

Perjalanan ini menunjukkan lebih dari sekadar kolaborasi antar-fakultas; ia mencerminkan solidaritas dalam tubuh UINSA. Setiap fakultas, dengan fokus yang berbeda, berkontribusi pada visi bersama universitas untuk keterlibatan global. Perjalanan dari diplomasi ilmu sosial menuju implementasi sains dan teknik mencerminkan kematangan institusi yang tahu cara memimpin, terhubung, dan tumbuh bersama dengan integritas.

Saat UINSA terus menapaki jalur sebagai universitas Islam yang aktif secara global, ia melangkah dengan fondasi pelajaran dari FISIP: keberanian akademik, dialog lintas budaya, dan komitmen pada kemitraan yang bermakna dan adil. Melalui model ini, UINSA tidak sekadar mengirim mahasiswa ke luar negeri, tetapi juga mengirimkan pesan persatuan, keseimbangan, dan kemajuan kepada komunitas akademik global. (NDFZ/ ed FyP)


Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram.