Berita

UINSA Newsroom, Jumat (20/06/2025); Pengelolaan infrastruktur masih menghadapi sejumlah tantangan yang menghambat efektivitas operasional kampus. Salah satunya adalah pendataan aset yang tidak akurat dan tidak terintegrasi. Sistem digital yang mencatat dan memperbarui status fasilitas seperti gedung, ruang kelas, dan peralatan, yang mengakibatkan ketidakpastian tentang kondisi dan lokasi aset masih belum berjalan secara optimal.

Hal ini melatarbelakangi ide pembuatan aplikasi bernama, ‘CINTA’ yang merupakan akronim dari ‘Control of Infrastructure at UINSA.’ Sistem manajemen infrastruktur terintegrasi secara digital yang bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas dalam pengelolaan aset, serta mendukung pengambilan keputusan berbasis data.

Ikhwan Priyantono, S.Kom., MM., Kepala Bagian Umum Biro Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK) yang menginisiasi pembuatan aplikasi ini menjelaskan, bahwa inisiasi lahirnya aplikasi ini berawal dari keresahan terhadap pemeliharaan infrastruktur yang cenderung bersifat reaktif. Yakni dilakukan hanya ketika ada kerusakan, tanpa perencanaan preventif yang terjadwal. “Hal ini sering kali menyebabkan kerusakan lebih parah dan gangguan terhadap kegiatan akademik,” ujar Ikhwan.

Selain itu, proses pelaporan kerusakan yang tidak terstruktur membuat respon terhadap masalah infrastruktur menjadi lambat. Anggaran pemeliharaan juga sering tidak direncanakan dengan matang, sehingga hanya digunakan untuk kebutuhan darurat.

“Koordinasi antar unit terkait pengelolaan infrastruktur juga belum maksimal, memperlambat proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan pemeliharaan. Kurangnya sistem monitoring kondisi fasilitas serta integrasi antar sistem pengelolaan juga menjadi masalah yang harus segera diatasi,” tegas Ikhwan.

Menurutnya, transformasi IAIN Sunan Ampel menjadi UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya mencerminkan komitmen menuju institusi akademik modern dan profesional, yang menuntut peningkatan tata kelola di berbagai lini, termasuk pengelolaan infrastruktur. Inisiatif ini juga menjadi bagian dari kontribusi UINSA terhadap agenda transformasi digital nasional melalui Asta Protas Kementerian Agama RI.

Dalam konteks Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XVII, pendekatan Organisasi Digital, Kepemimpinan Transformasional, dan Jejaring Kerja digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan infrastruktur yang inovatif dan berkelanjutan. “Aplikasi ini dirancang secara mandiri oleh Bagian Umum UIN Sunan Ampel Surabaya bekerjasama dengan Pusat Sistem Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PUSTIPD) sebagai solusi adaptif terhadap pengelolaan infrastruktur yang belum optimal,” imbuh Ikhwan.

Ikhwan juga menjelaskan, bahwa optimalisasi aplikasi ini juga selaras dengan arah kebijakan nasional melalui Asta Protas (Delapan Program Prioritas) Kementerian Agama Republik Indonesia, dalam hal Transformasi Digital. “Melalui Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XVII, kami selaku Kepala Bagian Umum Biro AUPK UIN Sunan Ampel Surabaya berkomitmen untuk mendorong perubahan melalui penyusunan dokumen perencanaan strategis,” tukas Ikhwan. (Nur/Humas)

Redaktur: Nur Hayati
Foto: MN. Cahaya