Surabaya – Tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Jiphie Gilia Indriyani, S.P., M.A., menggelar kegiatan Penyuluhan Cerita Rakyat di Balongsari Taman BI. 3 No.10, Balongsari, Kecamatan Tandes, Surabaya, pada 20 September 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan cerita rakyat sebagai bagian dari kearifan lokal kepada masyarakat setempat.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Haris Shofiyuddin, M.Fil.I, selaku Ketua Program Studi Sastra Indonesia UINSA. Dalam sambutannya, Haris Shofiyuddin menyampaikan pentingnya cerita rakyat sebagai warisan budaya yang mengandung nilai moral dan kearifan lokal. “Kegiatan ini diharapkan dapat menanamkan kecintaan siswa terhadap budaya bangsa sekaligus menumbuhkan apresiasi terhadap cerita rakyat sebagai media pembelajaran karakter,” ujar Haris.
Antusiasme Tinggi dari Siswa dan Dukungan Pihak Sekolah
Tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Jiphie Gilia Indriyani, S.P., M.A., dan beranggotakan sejumlah mahasiswa Sastra Indonesia, berhasil menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan. Dalam kegiatan ini, para siswa diajak untuk mengenal cerita rakyat melalui permainan kreatif yang dirancang untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas mereka.
Sesi-sesi interaktif seperti mendongeng, kuis budaya, dan permainan berbasis cerita rakyat mendapat sambutan antusias dari siswa. Keaktifan mereka terlihat dari partisipasi penuh selama kegiatan berlangsung. Para guru juga turut berperan dalam membantu mempersiapkan acara, sehingga kegiatan berjalan dengan lancar.
“Para siswa begitu semangat mengikuti kegiatan ini. Mereka tidak hanya belajar tentang cerita rakyat, tetapi juga berlatih bekerja sama dan berpikir kreatif melalui aktivitas yang kami rancang,” ungkap salah satu anggota tim pengabdian.
Kegiatan ini merupakan implementasi dari mata kuliah Sastra Anak yang diampu oleh dosen Sastra Indonesia UINSA. Program ini melibatkan kerja sama yang baik antara tim dosen, mahasiswa, dan pihak sekolah dalam merancang materi dan jadwal kegiatan.
Kepala sekolah MI Wachid Hasyim menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini penting untuk memberikan pengalaman belajar yang berbeda kepada siswa. Selain itu, upaya mengenalkan cerita rakyat dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap budaya lokal yang mulai jarang ditemui dalam keseharian mereka.
Dengan persiapan yang matang dan dukungan dari pihak sekolah, kegiatan ini berjalan lancar tanpa kendala berarti. Para siswa pun mengaku senang dan berharap kegiatan serupa dapat kembali dilaksanakan di masa mendatang.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa cerita rakyat bukan hanya sekadar dongeng, melainkan media yang kaya akan nilai budaya dan moral. Kami juga ingin melibatkan generasi muda dalam pelestarian budaya melalui metode yang kreatif dan relevan dengan zaman,” tutup Jiphie Gilia Indriyani.
Acara ini menjadi contoh nyata sinergi antara dunia akademik dan masyarakat dalam rangka pelestarian budaya lokal. Mahasiswa Sastra Indonesia UINSA diharapkan dapat terus berperan aktif sebagai agen perubahan dan pelestari budaya bangsa.