Surabaya – Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Madrasah Ibtida’iyah Wachid Hasyim, Desa Balongsari, Kecamatan Tandes, Surabaya, pada Jumat, 18 Oktober 2024. Kegiatan ini melibatkan tujuh mahasiswa sebagai fasilitator, yaitu Masykurotul ‘Itqiyah, Fitri Nurhaslisa, Nadila Jelita Dinanti, Fatikhatu Qolbiyati Sholikhah, Ella Alfatika, Muhammad Ainul Yaqin, dan Naufal Nasrullah.
PKM ini dilaksanakan sebagai bagian dari mata kuliah Sastra Anak, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam mengajarkan sastra anak kepada generasi muda. Dosen pengampu berharap kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman teori mahasiswa, tetapi juga memperkenalkan sastra Indonesia kepada siswa sekolah dasar secara praktis dan interaktif.
Mengajar siswa kelas 5 Madrasah Ibtida’iyah ternyata menjadi pengalaman yang penuh tantangan. Para fasilitator mengungkapkan bahwa mengelola kelas dengan siswa yang aktif dan sulit diarahkan, terutama siswa laki-laki, membutuhkan tenaga ekstra. Hal ini membuat suasana forum pembelajaran kurang kondusif di beberapa sesi.
“Awalnya kami pikir kegiatan ini akan berjalan mudah karena mereka anak-anak. Namun, ternyata menghadapi siswa kelas 5 memerlukan pendekatan khusus. Ini menjadi pelajaran penting bagi kami sebagai calon pendidik,” ujar salah satu fasilitator, Fitri Nurhaslisa.
“Kami menyadari pentingnya perhatian lebih terhadap fasilitas pendidikan, terutama di sekolah untuk menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman bagi siswa,” tambah Muhammad Ainul Yaqin.
Meski dihadapkan pada berbagai tantangan, kegiatan PKM ini tetap berjalan sesuai jadwal. Melalui pembelajaran berbasis cerita pendek (cerpen), mahasiswa berupaya menanamkan dasar pemahaman tentang sastra Indonesia dan menumbuhkan rasa cinta terhadap dunia sastra di kalangan siswa.
“Kegiatan ini memberi kami wawasan tentang bagaimana sulitnya menjadi tenaga pengajar di lapangan, terutama di sekolah yang memiliki keterbatasan fasilitas. Namun, kami tetap berharap bahwa pengalaman ini dapat memberi dampak positif, baik bagi siswa maupun bagi kami sebagai mahasiswa,” ungkap salah satu anggota tim, Masykurotul ‘Itqiyah.
Program PKM ini sekaligus menjadi momen refleksi bagi mahasiswa tentang kondisi pendidikan di Indonesia, khususnya di tingkat sekolah dasar. Harapannya, kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan untuk memperkuat hubungan antara dunia akademik dan masyarakat, serta memperkenalkan kekayaan sastra Indonesia kepada generasi muda.