Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Keagamaan (PUSPENMA) Kementerian Agama sukses menyelenggarakan pemetaan kompetensi Bahasa Inggris bagi civitas akademika Kementerian Agama pada Selasa, 17 Desember 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Greensa Inn, UIN Sunan Ampel Surabaya, dan diikuti oleh 75 peserta yang sebelumnya dinyatakan lulus seleksi administrasi. Pemetaan ini merupakan hasil kerja sama PUSPENMA dengan Indonesia International Education Foundation (IIEF) dalam rangka mempersiapkan calon penerima beasiswa unggulan Kementerian Agama seperti BIB, DAP, dan LPDP. PUSPENMA menjadi terobosan penting dalam optimalisasi peran strategis Kementerian Agama, khususnya terkait bidang pendidikan agama. PUSPENMA di bentuk berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 25 tahun 2024. Lembaga ini bertugas untuk melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan pendidikan agama dan keagamaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PUSPENMA merupakan lembaga pembiayaan pendidikan yang strategis berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, dikalangan Kementerian Agama. Dengan hadirnya PUSPENMA, seluruh beasiswa di bawah program Kementerian Agama di kelola oleh PUSPENMA Kegiatan ini serentak dimulai pukul 08.30 WIB. Kegiatan ini bertujuan memetakan kemampuan bahasa Inggris peserta sebagai langkah awal dalam menentukan program pembinaan berkelanjutan. Kepala PUSPENMA, Dr. Ruchman Basori, M.Ag menekankan pentingnya penguasaan bahasa Inggris bagi calon penerima beasiswa agar mampu bersaing secara global. Peserta yang hadir berasal dari berbagai latar belakang, termasuk santri, mahasiswa, tenaga kependidikan, dan alumni lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama. Meski hasil pemetaan belum diumumkan, kegiatan ini diharapkan mampu memberikan gambaran komprehensif terkait kemampuan awal peserta, khususnya dalam memenuhi standar bahasa akademik internasional seperti TOEFL. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini menggunakan metode ujian tertulis yang dirancang untuk mengukur keterampilan utama dalam bahasa Inggris, seperti reading comprehension, listening comprehension, dan structure and written expression . Sistem ini memungkinkan evaluasi yang lebih akurat dan cepat terhadap kemampuan peserta. Hasil pemetaan nantinya akan menjadi dasar untuk merancang program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan peserta, sehingga diharapkan mereka dapat memenuhi standar internasional. Pemetaan ini tidak hanya membantu mengidentifikasi kemampuan awal peserta, tetapi juga menjadi langkah awal dalam membangun kompetensi bahasa Inggris secara lebih luas di lingkungan Kementerian Agama. Dengan pelaksanaan serentak di beberapa kota, Kemenag optimis program ini mampu memperkuat kapasitas bahasa Inggris keluarga besar Kementerian Agama. Selain itu, pemetaan ini juga menjadi wujud nyata komitmen Kemenag dalam mendukung keberhasilan calon penerima beasiswa, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Post navigation