Berita

UINSA Newsroom, Ahad (30/06/2025); Setelah melalui rangkaian seleksi ketat, mulai dari tes skolastik hingga potensi kepribadian, pelaksanaan skoring akhir seleksi Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Tahun 2025 di UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya berlangsung sukses dan transparan pada Ahad-Selasa, 29 Juni-1 Juli 2025. Skoring ini merupakan tahapan penentuan penting bagi ribuan peserta untuk melaju ke tahap akhir, yaitu wawancara.

Kegiatan skoring dilakukan secara terpusat dan berbasis sistem merit, dengan melibatkan tim ahli dari Pusat Studi Pengukuran dan Pengujian Pendidikan (PSPPP) UINSA Surabaya, didampingi langsung tim dari Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Keagamaan (PUSPENMA) Kementerian Agama RI. Tak hanya itu, UINSA juga menggandeng para akademisi dan praktisi dari berbagai kampus mitra yang memiliki kompetensi kuat di bidang pengukuran potensi dan karakter.

“Kami memastikan proses ini berjalan objektif, akurat, dan sesuai dengan prinsip keadilan. Proses skoring ini bukan sekadar teknis penjumlahan, tapi juga refleksi dari harapan terhadap karakter penerima beasiswa yang kami dambakan: cerdas, tangguh, dan moderat,” tegas Dr. Ruchman Basori, M.Ag., di sesi pembukaan kegiatan skoring.

Lebih lanjut, Ruchman menjelaskan bahwa penerima BIB ideal adalah mereka yang cerdas secara akademik dan mampu menyelesaikan studi tepat waktu, tangguh dalam menghadapi tantangan dan memiliki daya juang tinggi. Serta moderat dalam beragama, menjunjung pemahaman Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Menanggapi pelaksanaan seleksi yang berlangsung di UINSA, Rektor UINSA Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., mengapresiasi sistem kerja sinergis yang diterapkan dalam program ini. Rektor menilai, pelibatan aktif UINSA dalam seleksi BIB merupakan bagian dari penerapan budaya kerja yang korporat dan kolaboratif.

“Kerja fasilitatif yang dilakukan UINSA untuk GPL (Ga Pake Lama) telah menghasilkan hasil yang berkali-kali lipat. Ini sistem kerja buy one get two. Kami tidak hanya membantu seleksi, tapi juga mendapatkan pengalaman dan kontribusi kelembagaan dalam mendukung SDM unggul,” ungkap Prof. Muzakki.

Lebih lanjut, Rektor menekankan bahwa semangat GPL bukan hanya tentang kecepatan teknis, tetapi mencerminkan mentalitas kerja yang adaptif dan solutif. Menurutnya, dalam proses seleksi nasional seperti BIB, dibutuhkan desain instrumen yang tepat dan akurat agar seleksi tidak hanya cepat, tetapi juga sahih dalam menentukan siapa yang benar-benar layak menerima beasiswa.

Kerja kolektif ini adalah bentuk nyata dari kesiapan UINSA memasuki era Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH), di mana kemitraan dan efektivitas tata kelola menjadi pilar utama. “UINSA siap menjadi mitra strategis kementerian maupun lembaga lain dengan melibatkan tim yang ahli di bidangnya,” imbuhnya.

Ketua PSPPP UINSA, Prof. Dr. Kusaeri, M.Pd., menyampaikan, bahwa skoring merupakan fase paling sensitif dalam seleksi. Oleh karena itu, seluruh instrumen dinilai secara ketat menggunakan prosedur validasi multi-level. “Kami menjaga proses ini agar tetap akuntabel. Semua data diproses secara sistemik, tidak ada manipulasi, tidak ada kompromi,” ujarnya. Timnya memastikan bahwa peserta yang mendapat skor tinggi benar-benar menunjukkan potensi akademik dan kepribadian unggul berdasarkan hasil tes.

Hasil skoring akhir akan diumumkan secara resmi oleh PUSPENMA dalam waktu dekat, setelah melalui tahap konsolidasi dan finalisasi data nasional dengan UIN Sunan Ampel Surabaya selaku Perguruan Tinggi Penyelenggara (PTP). Dengan proses yang terjaga integritasnya, program Beasiswa Indonesia Bangkit diharapkan dapat melahirkan generasi unggul yang siap berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Reportase: PSPPP UINSA Surabaya