Berita

FDK UINSA NEWSROOM – Rabu (21/6) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Ampel sukses menyelenggarakan kegiatan Pengembangan Kompetensi bagi Tim Laboratorium Radio dan Televisi yang diselenggarakan di Aula FDK UINSA. Berkolaborasi dengan Laboratorium Sufada Radio dan Dakwah TV, acara ini merupakan kegiatan seminar untuk meningkatkan kompetensi para mahasiswa yang menjadi anggota Sufada Radio dan Dakwah TV. Acara ini diikuti oleh 150 mahasiswa yang merupakan anggota laboratorium Dakwah TV dan Sufada Radio.

 Acara pengembangan kompetensi ini mengundang dua pemateri, yakni Radityo Jufriansyah yang merupakan Tim Kreatif Produksi dan Penyiar dari Suara Surabaya dan Akhmad Wuriyanto selaku Kepala Studio Metro TV Jawa Timur. Kedua pemateri tersebut memberikan pemaparan yang berbeda sesuai dengan bidang keahlian mereka.

Selain sharing tentang pengalaman sebagai penyiar, Radityo dalam kesempatan tersebut juga memberikan materi tentang announcing skill dan Persuasive and Creative Writing. Radityo mengungkapkan bahwa menjadi seorang penyiar tidaklah mudah dan perlu memiliki keterampilan di bidang suara dan kreatif.

“Seorang penyiar harus sering-sering melatih suaranya agar enak didengar masyarakat dan bisa membawakan informasi dengan menarik minat pendengarnya,” ungkap Radityo.

Pada pembawaan materi yang kedua, Radityo memaparkan bahwa seorang penyiar juga harus berbakat menjadi seorang penulis skrip. Dimana skrip harusnya terstruktur dengan memperhatikan isu yang terjadi di sekitar yang digabungkan dengan pendapat -pendapat sekitar agar menjadi informasi yang menarik untuk didengar.

Ia juga menjelaskan bahwa dengan mengangkat isu terkini dapat ditambahkan dengan kalimat ajakan agar pendengar dapat merasakan interaksi dengan sang penyiar dan juga untuk menghindari rasa kebosanan sang pendengar. Tidak berhenti disitu saja, Radityo juga memberikan contoh skrip yang ditulisnya sebagai bentuk praktek dari susunan struktur skrip yang informatif bagi pendengarnya.

Akhmad Wuriyanto selaku pemateri kedua pada kesempatan itu memaparkan materi tentang “Strategi Pengembangan Media Kampus pada Era Media Digital“. Ia menceritakan bagaimana pengalamannya sebagai seorang jurnalis di Metro TV sejak tahun 2004. Sebagai seorang praktisi di bidang broadcasting, ia membagikan pengalamannya dalam meliput kejadian-kejadian besar yang terjadi di Indonesia seperti tsunami Aceh tahun 2004, ledakan gas lapindo di tahun 2007, liputan bom Bali, liputan perburuan teroris dan sebagainya. Banyaknya pengalaman yang ia bagikan membuat mahasiswa FDK terkesima sebab momen-momen begitulah yang berkesan dan penuh kewaspadaan tinggi.

Melihat perkembangan media yang sangat pesat sekarang Wuri juga memaparkan strategi yang mampu diterapkan mahasiswa FDK untuk mengikuti hal tersebut. Adanya berbagai macam sosial media sekarang mampu menjadi media branding atau promosi yang tidak hanya dilakukan di televisi saja.

Pada kesempatan tersebut, Wuri juga menjelaskan bagaimana strategi branding program televisi kampus agar semakin banyak diketahui masyarakat luas. Wuri menjelaskan bahwa membranding suatu program dilakukan bukan untuk kepentingan televisi itu sendiri, melainkan mendahulukan kepentingan umum.

“Jangan bikin karya tentang kepentingan kampus, Dahulukan kepentingan umum,“ ujarnya.

Sebagai penutup, Radityo memberikan motivasi kepada mahasiswa FDK UINSA bahwa banyak orang yang sebenarnya kreatif, tapi karena terjebak rutinitas sehingga akhirnya tidak lagi mampu mengeluarkan ide-ide kreatif. Maka dengan begitu berlatihlah dengan melihat point of view dari sisi orang lain agar selalu explore hal-hal yang baru untuk menambah pengetahuan.

(Syifa’ Yahyania)