Bulan Mei sampai Juni, merupakan masa-masa mahasiswa harus menyelesaikan kewajiban Ujian Akhir Semester (UAS). UAS tahun ini terasa berbeda bagi Mahasiswa Studi Agama Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) karena dilaksanakan serentak pada hari Kamis 5 Juni 2025. Bertempat di Gedung B1 305, dengan dresscode bebas rapi dan tetap sopan, seluruh Angkatan 23 beserta dosen pengampu menyaksikan hasil project masing-masing kelas.
Mata kuliah Literasi Digital dengan Ibu Khalimatu Nisa sebagai dosen pengampu memberikan tugas akhir bagi seluruh mahasiswa SAA Angkatan 23 untuk membuat project bebas yang mengangkat isi tentang keagamaan yang berkaitan dengan literasi digital. Angkatan 23 SAA yang terdiri dari kelas B1, B2, B3 ini diberi jangka waktu yang sama dan diharuskan membuat project sekreatif mungkin.
Kehadiran seluruh mahasiswa pada “Gala Premiere Nobar Matkul Literasi Digital SAA ‘23” tak hanya menjadi syarat absensi, tetapi juga merupakan rangkaia proses UAS. Seluruh mahasiswa diwajibkan berkontribusi dalam pembuatan project ini baik pra maupun pasca sudah jadi. Setiap kelas menampilkan hasil project yang semua mengusung konsep film dengan tema yang berbeda.
Ibu Khalimatu Nisa atau akbrab disapa Bu Nisa menyatakan sangat speechless dengan hasil masing-masing kelas karena sangat kreatif dan menarik.Para mahasiswa mengaku cukup senang dan lega karena mampu menyelesaikan tugas akhir pada semester 4 ini dengan semaksimal mungkin. Pertemuan ini sekaligus menjadi penutup dari serangkaian kegiatan semester 4 ini.

Podcast dari Kelas B2 (Sumber: Dokumentasi Prodi SAA)
Setiap kelas menampilkan hasil project yang berbeda. Untuk kelas B1 dengan judul “AI vs Tuhan” yang dikemas secara rapi berupa bentuk film, seakan ingin memberikan pesan kepada audiens bahwa kekuatan spiritual atau supranatural tak dapat tergantikan oleh secanggih apapun teknologi. Meski banyak masyarakat terkhusus kalangan mahasiswa-dengan kecanggihan teknologi seperti AI-yang berusaha ingin tahu berbagai informasi keagamaan melalui AI, tetap saja informasi yang AI berikan tetap dalam tanda kutip abstrak. Artinya AI tak selalu benar, meski hasilnya sama. Film ini memaparkan bahwa makna konsep ketuhanan akan tetap relevan sampai kapanpun dan sudah menjadi ketentuan mutlak.
Kelas B2 menampilkan hasil karya podcast dengan judul “Islam Seburuk Itu?” Podcast ini berdasarkan pada opini masing-masing mahasiswa terkait dengan berberapa pertanyaan yang diajukan. Ini bermaksud memberitahukan kepada audiens terkait kasus keagamaan yang berkaitan dengan literasi digital dan masih relevan di era sekarang. Nyatanya masih banyak dari masyarakat yang masih kurang rasa toleransi dan menganggap agamanya ialah yang paling benar. Podcast ini menyampaikan pesan bahwa kita tetap harus saling menghargai sesama meski berbeda keyakinan, karena sesungguhnya “beragama bukan siapa yang paling benar, tapi siapa yang mampu mengamalkan ajaran dengan sebaik-baiknya.” Makna literasi digital terkandung dalam salah satu pertanyaan nomor dua terkait konten dakwahpendek pada aplikasi Tiktok maupun Instagram. Kebanyakan argumen yang mereka berikan bahwa hal itu bukan merupakan suatu klimaks yang bahkan tidak mengganggu keimanan mereka sama sekali. Setiap anak dibagi untuk bagian per-job masing-masing, dan untuk menjawab soal diwajibkan bagi seluruh anggota B2.
Kelas B3 hasil project film yang berjudul “Wajah Agamis, Realita Bengis” dikemas rapi dalam bentuk film, memberikan kesan seperti parodi dalam kisah nyata. Banyak dari kita yang rela menjadikan standar standar konten media sosial seperti TikTok, semata hanya ingin menciptakan personal branding yang nyatanya tak sepadan dengan kondisi masing-masing. Maka kita akan terkesan terpaksa demi suatu validasi yang diberi masyarakat, dan kita hanya membuat waktu terbuang sia-sia. Film ini mengajarkan kita untuk menjalani hidup dengan baik, “bukan berpura-pura baik”. Jangan jadikan standar di layar kaca, menjadi sesuatu yang selalu bisa dirasionalkan dalam kehidupan sehari-hari, karena nyatanya semua hal yang menyenangkan oleh mata, membutuhkan perjuangan oleh tubuh serta niat oleh hati.
Kegiatan ini tak hanya sebatas nonton bersama (nobar), namun ada sesi tebak-tebakan terkait isi dari setiap film yang ditayangkan, dan bagi yang mampu menjawab dengan tepat akan mendapat gift spesial yang telah disiapkan di meja. Terlihat setiap mahasiswa sangat antusias dan fokus menyimak setiap tayangan film dan tak sedikit yang berminat menjawab pertanyaan yang diberikan dengan berhasil memberikan jawaban yang tepat.
Di tengah keseruan menonton, tak lupa pihak panitia menyiapkan camilan serta minuman ringan untuk menemani keseruan hari itu. Setiap HP milik mahasiswa diminta untuk dikumpulkan menjadi satu sebelum berlangsungnya pemutaran film, guna setiap mahasiswa dapat fokus dan menghargai hasil sesama.
Acara berjalan lancar dan pesan dalam film berhasil masuk dalam pemahaman para penonton. Seusai acara, diminta perwakilan dari setiap kelas untuk menyampaikan kesan pesan maupun usapan terimakasih terkait project tersebut. “Terima kasih untuk teman-teman yang sudah meluangkan waktunya, dan tenaganya demi tugas kita bersama,” ungkap perwakilan dari kelas B1.
“Terima kasih untuk teman-teman semua atas kontribusinya. Semoga yang dalam film ini berperan sebagai aktor, semoga kelak menjadi aktor sungguhan. Dan semoga yang berperan menjadi produser atau editor, semoga kelak bisa menjadi produser dan editor beneran,” ungkap perwakilan kelas B2. Dan ucapan terakhir, “Terima kasih untuk teman-teman B3, atas seluruh kontribusinya, nggak semua orang bisa ngeluangin waktunya. Saya tahu ini nggak mudah tapi akhirnya kita bisa. Ya, meskipun mengalami sedikit kerugian dalam hal finansial, tapi nggak papa karena itu keteledoran kita terkhusus saya,” ungkap salah satu perwakilan kelas B3.
Suasana haru berhasil menyelimuti di akhir acara. Tak lupa dukungan serta semangat dari sesama mahasiswa beserta Ibu Nisa ikut mewarnai acara hangat di akhir semester 4 ini. Terakhir sekaligus penutup, ada sedikit pesan dan kesan oleh Ibu Dosen Pengampu, “Terimakasih untuk semua. Hasilnya sangat bagus, kreatif, dan menarik. Saya juga nggak expect hasilnya akan sebagus ini. Semoga ini bisa menjadi langkah awal kreativitas kalian, dan menjadi pembelajaran untuk kita semua. Sukses untuk semester 5 mendatang yaa…..” Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama.
Penulis : Nathasya Putri Aprilian
Editor: Khalimatu Nisa