Berita

Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) UIN Sunan Ampel Surabaya menjadi salah satu lokasi pelaksanaan tahap wawancara seleksi Beasiswa Maroko Tahun 2025, yang merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Agama Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Maroko. Kegiatan ini dilaksanakan secara luring pada Rabu, 11 Juni 2025, bertempat di Gedung Student Central Kampus Ahmad Yani UINSA. Sebanyak 31 peserta mengikuti wawancara setelah dinyatakan lolos tahap Computer Based Test (CBT) yang diselenggarakan secara daring pada 5 Juni 2025. Para peserta berasal dari berbagai provinsi di Indonesia dan sebelumnya telah melalui tahap seleksi administrasi dan akademik nasional di bawah koordinasi Kementerian Agama RI.

Wawancara ini menguji tiga aspek penting, yaitu hafalan Al-Qur’an, Qiroatul Kutub, serta wawasan keislaman dan kebangsaan. Ujian ini dirancang untuk menggali kesiapan akademik, kedalaman pemahaman keagamaan, serta komitmen kebangsaan dari calon penerima beasiswa yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Maroko. Dr. Mohamad Budiono, M.Pd.I, selaku Kepala Pusat Pengembangan Bahasa, menilai bahwa antusiasme peserta dalam seleksi ini mencerminkan semangat tinggi dan kesiapan yang matang untuk menempuh studi di luar negeri. Menurutnya, peserta yang hadir menunjukkan motivasi kuat serta kualitas personal dan akademik yang patut diapresiasi. Hal ini menjadi cerminan nyata dari tumbuhnya minat generasi muda Indonesia terhadap pendidikan tinggi Islam bertaraf internasional.

Penilaian akhir dari tahap wawancara akan digabungkan dengan skor CBT yang telah diperoleh sebelumnya. Hasil kumulatif tersebut akan menjadi dasar pemeringkatan nasional yang ditentukan oleh Kementerian Agama RI. Peserta dengan nilai akumulatif yang memenuhi standar akan diumumkan sebagai calon penerima beasiswa S1 ke Maroko untuk tahun akademik 2025. Keterlibatan UINSA dalam pelaksanaan seleksi ini menjadi bagian dari peran aktif lembaga dalam mendukung internasionalisasi pendidikan tinggi Islam, sekaligus memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Maroko di bidang pendidikan.