Program MBKM Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya saat ini diikuti oleh seluruh mahasiswa dan mahasiswi-nya, terutama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF). Salah satu instantsi yang menjadi tujuan mahasiswa dan mahasiswi FUF ialah Pondok Pesantren Tafsir Hadis Shohihuddin 2, yang diasuh oleh Ustadz Achmad Ainul Yaqin Lc, M. Ag. Ponpes ini bertempat di Jl. Masjid Gg. III No.1D, Prapen, Kec. Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Jawa Timur.
Program MBKM yang bertempat di PP. Tafsir Hadis Shohihuddin 2 diikuti oleh enam mahasiswa, yang terdiri lima mahasiswa dari Prodi Ilmu Hadis (Ilha) serta satu mahasiswa dari Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT). Di PP. Tafsir Hadis Shohihuddin 2, para mahasiswa memulai kegiatan MBKM dari Senin hingga Kamis.
Pada Senin hingga Rabu terdapat bandongan (kiai membaca dan menjelaskan sebuah kitab, lalu disimak oleh santri) kitab Minhatul Mughist, Nurul Mubin, Arbain Anwariyah yang diampu oleh Ustadz Achmad Ainul Yaqin sendiri dan diadakan dengan luring. Sedangkan hari Kamis diadakan diskusi kelompok yang bertempat di perpustakaan ponpes tersbeut. Selain hari-hari yang disebutkan dapat digunakan untuk mengerjakan tugas individu dan hal lainnya.
Diskusi bersama di perpustakaan PP. Tafsir Hadis Shohihuddin 2 (Sumber: instagram @mbkmilha.ppths)
Bandongan kitab Nurul Mubin karya KH. Hasyim Asy’ari dilaksanakan bakda shubuh hingga pukul 06.00 WIB bersama para santri pondok pesantren Tafsir Hadis Shohihuddin 2. Terkhusus para mahasiswa MBKM dari UINSA melanjutkan bandongan kitab Minhatul Mughits karya ulama Mesir yaitu Hafidz Hasan Al-Mas’udi. Selanjutnya hingga pukul 08.00 WIB diadakan konsultasi mengenai perkembangan men-takhrij hadis, untuk salah satu project mereka yakni takhrij hadis kitab Nurul Mubin. Sedangkan kitab Arbain Anwariyah karya Ustadz Achmad Ainul Yaqin akan dikaji pada malam hari pukul 21.00-22.00 WIB yang diikuti oleh mahasiswa dengan live streaming lewat akun Instagram ponpes tersebut.
Takhrij hadis kitab Nurul Mubin yang terdiri dari 84 halaman, dikerjakan oleh 5 mahasiswa Prodi Ilha yang dibagi menjadi lima bagian. Sedangkan mahasiswi Prodi IAT akan meneliti ayat-ayat yang terkandung dalam kitab Nurul Mubin dengan mereviu tafsir atau penjelasan dari KH. Hasyim Asy’ari terhadap ayat-ayat tersebut. Saat ini proses pentakhrijan hadis sudah sampai tahap pengumpulan, bahkan sudah ada yang melalui tahap revisi.
Selain itu, mahasiswa juga menunjukkan komitmen yang kuat dalam menghafal hadis dan mempelajari sanad serta terjemahannya. Mereka menghafal nadzom ilmu hadis, 40 Hadis Akhlak Muslim Ideal (AMI) karya Ustadz Achmad Ainul Yaqin, lalu disetorkan. Sebelum menghafal dan disetorkan, mereka akan menulis hadis dan terjemahan beserta sanadnya.
Pernyataan di atas adalah runtutan kegiatan para mahasiswa MBKM sebelum Ramadan. Sedangkan, selama Ramadan bandongan kitab akan dilaksanakan setiap hari untuk mengejar waktu dengan tujuan selama Ramadan ini semua kitab tersebut terselesaikan dan project takhrij hadis juga terselesaikan. Sedangkan setelah cuti Idul Fitri mereka akan fokus pada pembuatan jurnal.
Para mahasiswa membuat jurnal sebagai alat untuk merekam pemikiran dan temuan mereka dalam penelitian hadis selama MBKM di PP. Tafsir Hadis Shohihuddin 2. Hal ini juga membantu mereka memahami lebih baik dan mempelajari kemampuan mereka untuk analisis dan sintesis serta menghasilkan karya ilmiah yang berharga dan bermanfaat bagi masyarakat melalui kerja sama dan diskusi yang intens.
“Tujuan kita membuat buku dengan men-takhrij hadis dalam kitab Nurul Mubin dan membuat jurnal adalah agar MBKM ini menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat bagi masyarakat kelak dan juga agar dapat mempraktikan ilmu-ilmu yang sudah didapat. Ustadz tidak hanya mengajarkan materi yang dibutuhkan untuk MBKM, tetapi juga mengajarkan materi yang masih berhubungan dengan hadis, yang tidak didapatkan selama di bangku perkuliahan selama ini,” ungkap Nurul Fauziyah salah satu mahasiswi MBKM PP. Tafsir Hadis Shohihuddin 2 dari Prodi IAT.
Dengan semangat dan dedikasi yang luar biasa, para mahasiswa MBKM di Pondok Pesantren Tafsir Hadis Shohihuddin 2 telah menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya harus dipelajari secara teoritis, tetapi juga harus diterapkan dalam praktik untuk menjadikannya lebih efektif. Selain itu, mereka menciptakan karya yang akan bermanfaat untuk generasi berikutnya, memberikan teladan dalam mempertahankan nilai-nilai ilmiah dan keilmuan. (Mumtaza Nur Annisa-Fakultas Ushuluddin dan Filsafat)