Berita

Surabaya, kota yang kaya sejarah, memiliki banyak museum yang menyimpan cerita masa lalu sekaligus melestarikan budaya. Di antara delapan museum milik pemerintah – Museum Sepuluh November, Museum Dr. Soetomo, Museum Pendidikan, Museum Surabaya Gedung Siola, Museum H.O.S Tjokroaminoto, Museum W.R Soepratman, Museum Olahraga, dan Rumah Lahir Bung Karno – UPTD Surabaya bertugas mengelola seluruh objek wisata ini.

Pada tahun 2025, delapan mahasiswa dan mahasiswi Prodi Sastra Inggris Fakultas Adab dan Humaniora mendapatkan kesempatan langka melalui program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) untuk belajar langsung di lapangan dengan magang di Museum Kota Surabaya. Sistem penempatan dilakukan secara bergilir setiap dua bulan. Misalnya, Ilvi Aura, Kamillah, dan Rahma Dila ditempatkan di Museum Sepuluh November untuk menerjemahkan materi pameran dan berinteraksi dengan pengunjung, sementara Firsty Aliyyah, Aisyah Raudlatul, dan Sabina Wahda mendapat penugasan di Museum Surabaya Gedung Siola untuk mengasah kemampuan komunikasi mereka. Di sisi lain, Bayu Putra mendapatkan pengalaman unik di Museum Olahraga dan Rizza Fadilla mendalami sejarah serta budaya di Museum H.O.S Tjokroaminoto.

Dalam penuturannya, Ilvi Aura yang ditempatkan di Museum Sepuluh November mengungkapkan,

Program MBKM membuka banyak peluang bagi saya untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris dan komunikasi. Saya mendapat kesempatan untuk mengasah keterampilan interpreting materi pameran serta berinteraksi dengan pengunjung dari berbagai latar belakang budaya, etnis, dan bangsa. Pengalaman ini sangat membantu saya mempersiapkan karir khususnya di bidang yang erat kaitannya dengan mata kuliah Public Relations and Tourism dan Translation serta Interpreting.

Ia pun menambahkan bahwa setiap hari di museum selalu menghadirkan inspirasi tersendiri. “Melihat koleksi yang menyimpan sejarah dan keberagaman budaya Surabaya membuat saya semakin menghargai warisan kota ini,” ujarnya.

Program MBKM ini tidak hanya memberikan pengalaman kerja praktis, tetapi juga mendekatkan mahasiswa pada sejarah dan budaya yang mereka pelajari di bangku kuliah. Semua pengalaman tersebut diyakini menjadi bekal berharga bagi para lulusan Sastra Inggris untuk meniti karir di bidang penerjemahan, penjurubahasaan, dan pariwisata, serta memudahkan mereka beradaptasi di lingkungan kerja global.