Berita

UINSA Newsroom, Ahad, (29/06/2025); Tahapan seleksi Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kementerian Agama RI memasuki fase penting, yakni pelaksanaan ujian tes skolastik dan potensi kepribadian secara serentak di berbagai Perguruan Tinggi Penyelenggara (PTP), termasuk di UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya pada Ahad, 29 Juni 2025.

Kegiatan ini dikawal langsung Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Keagamaan (PUSPENMA) Kemenag RI, bekerja sama dengan Pusat Studi Pengukuran dan Pengujian Pendidikan (PSPPP) UINSA Surabaya dan Applied Psycology Center (APC) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

“Tahap ini sangat krusial. Dari sekitar 7.900 calon penerima beasiswa, hanya sekitar 3.000 peserta yang akan lanjut ke tahap akhir, yaitu wawancara,” tegas Dr. Ruchman Basori, M.Ag, Kepala PUSPENMA, saat memberikan arahan pada sesi pembukaan.

Ia juga menambahkan, bahwa kelancaran teknis, validitas instrumen, dan keadilan ujian menjadi perhatian utama dalam seleksi ini. “Kami menurunkan tim khusus dari PUSPENMA untuk memantau langsung pelaksanaan di lapangan. Kami ingin memastikan tidak ada celah kecurangan dan semua peserta mendapat perlakuan yang adil. Harapannya, mereka yang lolos nanti benar-benar yang layak, kompeten, dan siap menempuh pendidikan tinggi,” lanjutnya.

Di lokasi ujian PTP UINSA Surabaya, dari total 1.904 peserta sesi pertama, tercatat ada dua peserta disabilitas yang turut serta. Melihat kondisi tersebut, Noor Wahyudi, Wakil Ketua PSPPP UINSA Surabaya, segera mengambil tindakan mitigatif. Kedua peserta tersebut ditempatkan di room khusus dengan perlakuan dan pendampingan khusus, demi memastikan kenyamanan dan keadilan selama ujian. “Ini yang juga menjadi konsen Rektor UINSA Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., ketika dihubungi secara terpisah,” terang Noor Wahyudi.

“Salah satu peserta mengalami gangguan pendengaran (tunarungu), sehingga kami tugaskan pengawas untuk membacakan soal. Sementara satu lainnya yang mengalami stroke ringan, kami beri pendampingan sesuai kebutuhannya,” imbuh Noor Wahyudi. Dengan pendampingan ini, kedua peserta disabilitas dapat menyelesaikan ujian dengan baik dan tuntas.

Pelaksanaan ujian sesi pertama di PTP UINSA Surabaya berlangsung relatif lancar. Meskipun sempat terdapat beberapa kendala teknis awal, seperti: gangguan jaringan internet, kendala login pengawas, serta pemadaman listrik di beberapa lokasi peserta.  Namun, semua kendala tersebut dapat ditangani langsung tim panitia lokal dengan cepat dan solutif.

Dari 1.904 peserta yang terdaftar di sesi pertama, sebanyak 1.843 peserta (96,8%) hadir dan mengikuti ujian. Ketua PSPPP UINSA Surabaya, Prof. Dr. Kusaeri, M.Pd., menyampaikan apresiasi atas kelancaran sesi pertama ini. “Kami bersyukur pelaksanaan sesi pertama bisa berjalan relatif baik. Koordinasi antarunit cukup solid. Semoga sesi kedua yang berjalan siang  bisa berlangsung lebih lancar lagi,” ujarnya.

Melalui proses yang terukur, akuntabel, dan berpihak pada keadilan serta inklusi, seleksi BIB diharapkan dapat menghasilkan calon penerima yang unggul secara akademik dan berintegritas secara kepribadian. “Ujian ini juga menjadi bukti keseriusan PUSPENMA bersama mitra perguruan tinggi dalam menjaga kepercayaan publik terhadap proses seleksi beasiswa nasionalyang berorientasi merit dan adil bagi semua kalangan,” pungkas Prof. Kusaeri.

Reportase: PSPPP UINSA Surabaya