Artikel

MEMBINCANG PERADABAN DIGITAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM

*Oleh: Dr. Muhammad Khodafi, M.Si.
(Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama FAH UINSA)

Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya pada tanggal 27 Juli 2023 menginisiasi sebuah even International Conference On Islamic Civilization And Humanities 2023, yang mengambil tema, “Digital Humanities and Islamic Civilizations.” Acara ini berlangsung di Amphiteater UINSA Kampus Gunung Anyar yang diikuti peserta dari berbagai negara di antaranya Brunai Darussalam, Malaysia, India, Mesir, dan Saudi Arabia. 

Acara yang berlangsung mulai pagi hingga sore ini melibatkan 60 panelis yang membahas beragam isu yang beririsan dengan kajian sastra, budaya dan peradaban Islam di era masyarakat digital saat ini.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet dan Artificial Intelligent, telah mengubah dunia secara fundamental dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk agama. Islam, sebagai agama yang memiliki lebih dari 1,8 miliar pengikut di seluruh dunia, tidak luput dari pengaruh revolusi teknologi ini.

Dampak digitalisasi pada berbagai aspek kehidupan Muslim, bukan semata dirasakan dalam kehidupan yang berdimensi duniawi tetapi juga dimensi spiritual. Paling tidak dari ragam artikel yang dikirimkan para peserta kita bisa melihat pada beberapa kategori berikut ini:

1. Budaya Lokal dan Informasi Digital

Kehadiran teknologi digital, memberikan akses yang sangat mudah dan cepat bagi masyarakat luas yang memiliki akses internet. Kondisi ini memberikan manfaat bagi umat Muslim, yang sekarang dapat dengan mudah mencari informasi tentang ajaran agama, teks suci Al-Quran, hadis, tafsir, dan pemahaman lainnya. Situs website, aplikasi, dan platform media sosial telah memungkinkan para ulama, dai, dan pemuka agama untuk menjangkau umat secara  lebih luas serta berinteraksi dengan mereka secara langsung atau tidak melalui konten yang dibagikan.

2. Pendidikan dan Pembelajaran

Isu berikutnya yang juga menjadi perdebatan adalah digitalisasi telah mengubah proses pendidikan dan pembelajaran dalam Islam. Sekolah-sekolah Islam dan lembaga pendidikan agama (terutama di area urban) telah menggunakan teknologi untuk memberikan pelajaran secara online atau melalui platform e-learning. Ini memberikan kesempatan bagi mereka yang berada di wilayah terpencil atau memiliki keterbatasan fisik untuk tetap belajar agama dengan mudah. Selain itu, aplikasi dan sumber daya digital lainnya membantu umat untuk belajar memahami bahasa secara online setiap saat. Sehingga mereka menjadi tahu bahasa yang menjadi kunci untuk memahami Al-Quran dan hadis tersebut.

3. Ibadah dan Kegiatan Keagamaan

Teknologi digital juga telah memberikan kemudahan dalam menjalankan ibadah sehari-hari. Kaum muslim dapat menggunakan aplikasi dan situs website untuk menemukan jadwal shalat, mengetahui arah kiblat, mendengarkan bacaan Al-Quran, dan banyak lagi. Selain itu, dengan munculnya streaming dan siaran langsung, acara-acara keagamaan, seperti khutbah Jumat atau ceramah, dapat diakses oleh banyak orang di seluruh dunia.

4. Komunitas dan Jaringan Sosial

Kehadiran platform media sosial berbasis internet, juga memainkan peran penting dalam membentuk komunitas Muslim secara global. Grup-grup online dan halaman-halaman Islam memungkinkan para anggotanya untuk berbagi pemikiran, pengalaman, dan saran mengenai kehidupan keagamaan dan sosial. Hal ini memfasilitasi solidaritas antar-Muslim dari berbagai belahan dunia, dan mereka dapat saling mendukung dalam berbagai isu.

5. Ekonomi dan Zakat

Dalam Islam, zakat adalah kewajiban memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan. Digitalisasi telah mempermudah proses membayar zakat secara online. Banyak organisasi amal Islam telah memanfaatkan teknologi untuk mengumpulkan dana dan mendistribusikan zakat kepada orang-orang yang berhak menerima. Di sisi lain banyak juga yang menyalahgunakan untuk kepentingan pribadi dan melakukan penipuan atas nama ajaran agama.

Isu-isu Tantangan

Walaupun digitalisasi memberikan banyak manfaat bagi perkembangan peradaban Islam, tetapi tidak sedikit pula peserta konferensi yang mencoba mengingatkan akan akibat yang berpotensi menghadirkan pengaruh negatif. Di antaranya ada beberapa isu dan tantangan yang perlu diatasi. Paling tidak jika dilihat dalam apa yang sudah didiskusikan oleh para peserta dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Autentisitas Informasi: Informasi agama yang tidak benar atau keliru dapat dengan mudah menyebar di dunia digital, sehingga menyebabkan kebingungan dan salah kaprah dalam pemahaman agama.

Etika dan Keamanan: Penggunaan media sosial dan teknologi lainnya juga memunculkan isu etika dan keamanan, seperti penyebaran ujaran kebencian atau radikalisasi dengan mudah menyebar ke kalangan masyarakat luas termasuk kelompok yang rentan karena rendahnya tingkat pendidikan dan juga tingkat literasi digitalnya..

Ketergantungan Teknologi: Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat mengarah pada alienasi sosial dan mengganggu waktu ibadah atau aktivitas keagamaan lainnya.

Kekhawatiran Privasi: Aplikasi dan platform digital juga menghadirkan kekhawatiran tentang privasi data pengguna dan bagaimana data tersebut digunakan.