Berita

UINSA Newsroom, Jumat (27/09/2024); UINSA International Community Engagement (UICE) Malaysia 2024 merupakan program KKN Internasional. Salah satunya program KKN di Indonesian Community Engagement (ICC) Muar, Malaysia. Sebuah komunitas yang memberikan akses pendidikan untuk anak-anak PMI di wilayah Muar, Johor, Malaysia.

Tiga mahasiswa yang mengikuti program KKN Internasional ini adalah Jennie, dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan; Tsabitah dari Fakultas Ilmpu Sosial dan Politik; dan Putri dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Tujuan utama dari ketiga mahasiswa tersebut untuk membangun cita-cita dan identitas ke-Indonesiaan pada anak-anak PMI di ICC Muar yang dapat terealisasi dengan beberapa program unggulan.

Pada 25 September 2024, telah selesai ‘Final Day’ diartikan sebagai puncak rangkaian program kerja. ‘Final Day’ menjadi ajang pembuktian bahwa anak-anak PMI di Malaysia, meskipun jauh dari Indonesia, tetapi tetap memiliki identitas nasionalisme melalui sektor budaya maupun pengetahuannya. Seperti beberapa pertunjukan tari gambyong, tari dongklak, dan tari remong.

Tidak hanya itu, Mahasiswa UINSA turut mengajarkan Tari Sinanggar Tulo. Anak-anak tersebut terkuak potensi dalam dirinya melalui kegiatan budaya, ditambah kostum tari lengkap menunjang keragam budaya Indonesia yang indah. ”Saya awalnya tak pandai menari, tetapi di sini sering latihan menari bersama dengan teman-teman. Jadi, saya minat juga tuk menari dan ternyata seru,” ujar Liviyana, salah satu siswa ICC Muar.

Tidak hanya tarian, ajang ’Final Day’ menguak bakat lain golongan siswa laki-laki, berupa pencak silat. ”Saya bangga sekali bisa tampil pencak silat di sini,” ujar Adam sebagai salah satu siswa laki-laki yang tampil.

Penguatan identitas Indonesia menjadi urgensi yang harus ditanamkan, selain penguatan budaya Indonesia, mahasiswa UINSA juga mendorong siswa ICC Muar untuk menembus batas dengan rangkaian agenda ”Shape Your Life.”

Agenda dibuka dengan menonton dan review film ’Mimpi Di Ujung Senja’ yang menyiratkan perjuangan anak timur untuk kuliah. Tambahan ciri khas dari program ini juga berhasil menggandeng beberapa awardee beasiswa S3 dari BPI dan S2 dari LPDP. Kedua orang tersebut memberi motivasi secara daring kepada anak ICC Muar untuk melanjutkan sekolah lebih tinggi lagi. Ketiga mahasiswa UINSA juga bagikan cerita pendidikan yang menarik.

Pertama, sharing session dari Jennie. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan tersebut membagikan perjuangannya diawali dari kisah tragis saat SD hampir putus sekolah tidak dapat lanjut SMP. Tetapi karena kegigihan dan prestasinya dapat berhasil hingga dapatkan beasiswa kuliah satu semester di Amerika dan raih penghargaan Dean’s List dari universitas di Amerika.

Kedua, Tsabitah dari Fakultas Ilmpu Sosial dan Politik juga membagikan berbagai pengalaman saat di organisasi kampus hingga dapat beasiswa kuliah. Terakhir, Putri mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang menyampaikan cerita prestasinya saat sekolah di bidang kepenulisan. Hal tersebut penting untuk dorong anak-anak PMI di Malaysia agar tetap ‘merasa berhak’ bermimpi dan merealisasikannya.

Tahap realisasi tersebut ditambah dengan penulisan short term and long term goals disertai penempelan bersama mimpi mereka di papan ’Shape Your Life’. “Ha! Sekarang saya jadi tau, saya nak jadi guru.” sebut salah satu siswa. ’Final Day’  juga menjadi momen penghargaan untuk mengapresiasi para juara lomba mewarnai dan cerdas cermat yang telah diadakan sebelumnya

Mahasiswa KKN juga memberikan cinderamata untuk Lasmi, S.S., disertai beberapa karya sebagai upaya tingkatkan media pembelajaran di ICC Muar. Yakni berupa buku ajar edisi nasionalisme yang dibuat ketiga mahasiswa tersebut dan telah teruji statistik meningkatkan wawasan kebangsaan siswa.

Jennie misalmya,  juga menghasilkan komik matematika dwibahasa (Indonesia Melayu) yang teruji statistik meningkatkan minat belajar siswa. ”Saya harap komik ini dapat memudahkan siswa ICC Muar belajar matematika, mengingat keadaan spesial untuk anak Indonesia di Malaysia adalah kemampuan bahasa melayu yang lebih mudah dipahami mereka dibandingkan bahasa Indonesia,” tambah Jennie.

Semarak ”Final Day’  ditutup dengan Tarian Sinanggar Tulo bersama-sama. ”Terima kasih untuk Akak Jennie, Tsabitah, dan Putri. Kalian memang sangat berkualitas dan sudah siapkan semuanya bahkan sebelum datang ke sini. Saya harap bila ada mahasiswa yang datang kemari dapat tips, arahan, atau saran dari kalian. Dapat saya katakan bahwa kalian adalah standar terbaik yang harus diikuti,” tutup Lasmi selaku pengelola. (Jen/UICE)

Reportase: Jennie Nabilah
Redaktur: Nur Hayati
Korektor Foto: Rian