Surabaya, 20 Juni 2025 — Dalam kelanjutan program Inbound Mobility, delegasi Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam bersama Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Ampel Surabaya mengadakan kunjungan religius dan edukatif ke Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Kegiatan ini menjadi salah satu momen kontemplatif dalam rangkaian agenda, mempertemukan peserta dengan ruang-ruang spiritual Islam yang menyatu dengan identitas kota modern.

Rombongan tiba di pagi hari dan disambut oleh kemegahan arsitektural masjid yang menjadi salah satu ikon Islam urban di Indonesia. Masjid Al-Akbar, sebagai masjid terbesar kedua setelah Istiqlal, memadukan estetika Timur Tengah dan lokal Nusantara dalam struktur kubah, menara, serta tata ruang. Bagi para peserta, kunjungan ini bukan hanya pertemuan fisik dengan bangunan megah, tetapi juga dengan representasi Islam yang berakar kuat dalam spiritualitas, namun membentang luas ke dimensi sosial dan budaya kota.
Peserta mendapatkan pemaparan mengenai sejarah pendirian masjid, peran masjid dalam pemberdayaan umat, serta dinamika program keagamaan yang berjalan setiap hari. Mereka mengamati bagaimana masjid difungsikan secara aktif sebagai pusat dakwah, literasi keagamaan, dan penguatan solidaritas sosial. Bagi mahasiswa UNISSA, pengalaman ini membuka perspektif baru tentang bagaimana ruang keagamaan dapat dikelola secara kolaboratif dan inklusif di tengah masyarakat perkotaan yang kompleks.

Setelah observasi dan pelaksanaan ibadah sunnah, diskusi santai digelar secara informal di pelataran masjid. Mahasiswa UNISSA menyampaikan kesan mendalam terhadap keterbukaan dan vitalitas masjid ini. Mereka mencatat bahwa masjid tidak sekadar ruang ibadah, melainkan juga ruang publik yang hidup—menyambut siapa saja yang ingin mendekat pada nilai-nilai Islam, belajar, bahkan berdialog lintas kelompok.
Rizky Abrian, M.Hum., dosen pendamping dari FSH UINSA, menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan bagian penting dalam pendidikan karakter dan penguatan sensitivitas keagamaan lintas budaya. Ia menekankan bahwa interaksi dengan masjid sebagai ruang hidup dapat memperluas horizon pemahaman keislaman mahasiswa internasional.
“Masjid ini adalah representasi Islam Indonesia—progresif, terbuka, dan tetap kokoh dalam nilai-nilai spiritual. Ini adalah pelajaran kontekstual yang tidak akan ditemukan di dalam buku. Interaksi langsung dengan ruang keagamaan seperti ini membentuk sensitivitas intelektual dan sosial peserta,” ujar Pak Rizky.
Kunjungan ini menegaskan bahwa Inbound Mobility bukan sekadar forum akademik di ruang kelas. Ia adalah pengalaman menyeluruh yang melibatkan interaksi langsung dengan warisan budaya, nilai spiritual, dan dinamika sosial keislaman. FSH UIN Sunan Ampel Surabaya dan UNISSA Brunei kembali menegaskan bahwa Islam adalah jalan hidup yang tidak hanya dipahami secara kognitif, tetapi juga dihayati dalam ruang, waktu, dan komunitas yang nyata.
Reportase: George As’ad Haibatullah El Masnany
Redaktur: George As’ad Haibatullah El Masnany
Desain Foto: Annisa Rahma Fadila