Berita

Workshop International Joint Publication berjudul “Habaib and Religious Authority in South East Asia: The Rise and Challenges” resmi ditutup setelah berlangsung selama dua hari, 25-26 Juni 2024, di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya. Workshop yang merupakan kerjasama antara Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya, National University of Singapore, dan ISEAS Yusof Ishak Institute tersebut telah membahas 13 paper yang nantinya akan diterbitkan dalam bentuk edited volume

Para peneliti yang terlibat berasal dari sejumlah institusi dalam dan luar negeri seperti UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Sunan Kalijaga, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, IAIN Pontianak, Universitas Islam Internasional Indonesia, UIN Antasari Banjarmasin, Center for Research on Islamic and Malay Affairs Singapore, ISEAS – Yusof Ishak Institute, dan National University of Singapore.

Foto bersama peserta workshop International Joint Publication berjudul “Habaib and Religious Authority in South East Asia: The Rise and Challenges”. (Sumber: dokumentasi pribadi)

Dalam sesi penutupan, Prof. Abdul Kadir Riyadi, selaku Dekan FUF UINSA yang menginisiasi workshop, menegaskan pentingnya komitmen dari para penulis untuk menyelesaikan tulisan mereka. Para penulis sepakat untuk menyelesaikan tulisan mereka dalam waktu tiga bulan ke depan.

Dr. Azhar Ibrahim, associate professor dari National University of Singapore, juga memberikan pengingat penting tentang menonjolkan kekayaan data dalam publikasi ini, untuk memastikan kualitas dan kebermanfaatan tulisan-tulisan yang dihasilkan.

Sementara itu, Dr. Norshahril Saat, senior fellow dari ISEAS Yusof Ishak Institute, mengapresiasi hasil dari workshop ini. Ia menyatakan bahwa paper-paper yang dihasilkan menjadi lebih baik, fokus, dan jelas. Ia menambahkan bahwa workshop ini adalah langkah awal dalam proses review yang lebih detail.

Dr. Norshahril juga mengajak para penulis untuk mendefinisikan dengan jelas konsep “habaib”. Agar publikasi ini lebih representatif, ia juga mengusulkan penambahan objek penelitian tambahan tentang sosok habaib dari Malaysia dan Singapura. Pada akhirnya, workshop ini diharapkan tidak hanya menjadi wadah untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman antarpeneliti, tetapi juga sebagai awal dari kerjasama yang lebih lanjut dalam mendalami fenomena sosial keagamaan di Asia Tenggara. (Khalimatu Nisa)