UINSA Newsroom, Jumat (20/10/2023); Berbalut baju koko, sarung, serta peci, Rektor UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya resmi menandatangani MoU dan PKs dengan dua rumah sakit mitra dan enam pondok pesantren. Penandatanganan MoU dan PKS ini digelar pada Jumat, 20 Oktober 2023 di Ruang Pertemuan Lt. 9 Tower Teungku Ismail Yakub Kampus A. Yani UINSA Surabaya sebagai salah satu rangkaian semarak Hari Santri 2023.
Dua kepala rumah sakit mitra yang menandatangani MoU dan PKs yakni dr. Aris Sukarno, Sp.OG., RS Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso Surabaya; dan dr. Didik Suharsoyo, M.M., M.ARS., RSNU Tuban.
Sedang enam Pengasuh Ponpes yang juga turut serta dalam penandatanganan MoU dan PKs ini adalah KH. Syaiful Arifin, SS, M. Pd., Ponpes Tahfidz Al Qur’an Darul Fikri Anggaswangi; Nyai. Dra. Ida Rohmah Susiani, MM., Ponpes Kota Alif Lam Mim Surabaya; H. M. Busyro Mun’im, M.Pd., Ponpes PPTQ an Nafi’iyah; Buya Muhammad Roos, S.Pd.I., Pengasuh Ponpes Roisus Shobur; Drs. KH. Imam Chambali, Ponpes Mahasiswa Al Jihad Surabaya; dan KH. Abdul Aziz Hasanan, PPTQ Sunan Giri Surabaya.
Rektor UINSA dalam sambutannya menjelaskan, bahwa dunia saat ini tidak sedang baik-baik saja. Dan untuk membaik juga tidak bisa sendiri ataupun membaik dengan sendirinya. Karenanya, dibutuhkan kolaborasi untuk dapat menyelesaikan semua permasalahan.
“Kenapa kolaborasi penting? Bisa bekerja bersama-sama UINSA, rumah sakit, dan pesantren karena kami ingin membuktikan bahwa bahagia itu tidak hanya bisa didefinisikan dari satu aspek,” ujar Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D.
Kebahagiaan spiritual saja, menurut Rektor, tidak cukup. Karena ada perspektif ekonomi yang mendefinisikan kebahagiaan dengan tidak munculnya prinsip besar pasak daripada tiang. Pendapatan tidak boleh lebih kecil daripada pengeluaran.
“Kedokteran itu diantara salah satu yang sering harus menyadarkan kepada kita semua bahwa kesehatan itu begitu mulianya, begitu pentingnya. Tidak ada artinya kedamaian hati jika fisik tidak sehat,” tegas Prof. Muzakki dalam sambutan kegiatan yang sekaligus menjadi rangkaian proses akselerasi Pendirian Fakultas Kedokteran di UINSA Surabaya tersebut.
Kombinasi antara ketenangan batin, spiritual, dan kesehatan lanjut Rektor, menjadi tugas UINSA yang tidak dimiliki oleh perguruan tinggi manapun di Jawa Timur. Rumah sakit dan pesantren pun menjadi mitra strategis UINSA dalam upaya pendirian Fakutas Kedokteran. Dimana UINSA lahir dari kontribusi para ulama besar di Jawa Timur.
“Hari ini kita tandai bersama-sama bahwa membangun peradaban baru, membangun dunia baru, bisa kita lakukan bersama-sama tanpa mengesampingkan satu sama lain. Kolaborasi kata kuncinya,” tukas Prof. Muzakki.
“Kita bersaksi bersama-sama bahwa lima setengah tahun yang akan datang, enam tahun yang akan datang, perubahan di pesantren di Jawa Timur dimulai hari ini di UIN Sunan Ampel Surabaya,” imbuh Prof. Muzakki mengakhiri sambutan.
Kegiatan pun ditutup dengan sesi foto bersama dan ramah tamah bersama para wakil Rektor, Dekan, Senat Universitas, Tim Akselerasi Fakultas Kedokteran, serta jajaran Tim Manajeman UINSA Surabaya. (Nur/Humas)
Redaktur: Nur Hayati
Foto: MN. Cahaya