Berita

LPM Forma, lembaga pers yang dinaungi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) gelar seminar bertajuk “Artificial Intelligence: Kawan atau Lawan dalam Kepenulisan Karya Ilmiah” pada Jumat (17/5). Bertempat di gedung B3 Fakultas Ushuluddin & Filsafat, acara dihadiri kurang lebih 40 peserta dari berbagai lembaga pers di Surabaya.

Acara diawali dengan sambutan oleh Dr. Andi Suwarko, M.Si. selaku Wakil Dekan 3 FF. Beliau menyampaikan beberapa pesan terkait bagaimana mahasiswa harus menyikapi Artificial Intelligence di era digital.

“Artificial Intelligence itu bukan kawan atau lawan tapi mitra kritis, bahasa yang digunakan adalah bahasa mesin jadi masih perlu dikritisi lagi,” pesan beliau.

Meski AI sangat membantu para mahasiswa dalam menyelesaikan tugas namun beliau juga berpesan agar jangan sampai AI mematikan kreativitas dan inovasi mahasiswa. AI hendaknya diposisikan sebagai mitra untuk mengembangkan ide dalam bidang kepenulisan.

“Jangan sampai hanya copas saja, nanti yang cerdas AI bukan mahasiswanya,” lanjut beliau.

Acara inti diisi oleh penyampaian materi oleh narasumber, Ali Mursyid Azisi selaku pengurus Asosiasi Penulis-Peneliti Islam Nusantara LTN NU Jatim. Beliau juga merupakan anggota Centre for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation.

Ia menyampaikan banyak materi terkait kelebihan dan kekurangan AI dan bagaimana para mahasiswa harus bersikap bijak dalam menggunakannya. Beberapa platform AI direkomendasikan oleh beliau agar membantu mahasiswa kedepannya. Ia juga menjawab beberapa pertnayaan peserta terkait penggunaan AI tersebut.

Presentasi materi oleh narasumber. (Sumber: dokumentasi pribadi.)

“Saya tidak melarang anda menggunakan AI, tapi tolong gunakan AI sebagai alat bantu dengan bijak supaya tidak membunuh karakter anda sebagai mahasiswa,” pungkasnya di akhir penyampaian materi.

Ia juga kurang setuju terkait dosen yang menyuruh mahasiswa langsung menggunakan AI dalam mengerjakan tugasnya. Hendaknya mahasiswa terlebih dahulu menggunakan ide nya sendiri barulah menggunakan AI jika dirasa benar-benar dibutuhkan.

“Tema Artificial Intelligence ini dipilih karena perkembangan jaman yang sudah canggih dan orang-orang pastinya mengenal AI apalagi kita sebagai mahasiswa, namun terkadang AI disalahgunakan oleh mahasiswa, sehingga perlu dibahas bagaimana cara menggunakannya dengan baik,” tutur Diky Kurniawan selaku ketua pelaksana seminar.

Kegiatan ini menuai respon positif oleh para mahasiswa khusunya mereka yang bergelut dalam dunia pers dan kepenulisan.

“Acaranya seru, materinya bermanfaat sekali apalagi pembicaranya juga asik, buat kita yang bekerja di bidang media materinya sangat relevan karena kita masih terbiasa cari ide di AI, kita juga butuh buat parafrase atau bahkan cari referensi juga,” ucap salah satu peserta dari LPM Pena Merah UPN.

“Acaranya seru banget, dari panitia juga kompak antusiasme pesertanya juga lumayan, dari seminar tadi kita diedukasi gimana caranya pakai AI jangan yang bener bener copy paste tapi juga harus diolah lagi,” ujar salah satu panitia seminar, Khodijatul Alya. Acara diakhiri sebelum pelaksanaan sholat Jumat dengan foto bersama seluruh peserta dan panitia. (Lailatul Arifah – Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat)