SLB Nur Rahmah yang terletak di Jl. Taman Cedrawasih No.44, Ngeni, Kepuhkiriman, Kec. Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah menjadi tempat magang yang sangat produktif bagi para mahasiswa yang terlibat dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini melibatkan Muhammad Fiqri Ramadhani, Najma Nura Kamila, Nurlaila Isnaini, Reyvaldi Akbar Putra Prastya, Risa Fadhilatul Istiqomah, Putri Salsa Bila, Ratih Nabilla Putri, dan Reyvaldo Akbar Putra Pradana dari Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UINSA. Selama dua bulan terakhir, program ini telah memberikan kontribusi signifikan dalam perkembangan siswa berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah tersebut.
Program magang ini mencakup berbagai kegiatan, baik akademik maupun non-akademik. Dalam bidang akademik, para mahasiswa magang memberikan materi pembelajaran dan pendampingan penuh dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk kegiatan non-akademik, terdapat beberapa program seperti kewirausahaan, keterampilan, dan terapi yang dirancang khusus untuk para siswa ABK.
Program kewirausahaan telah memberikan edukasi dan praktik yang melibatkan siswa ABK dalam kegiatan kewirausahaan di masyarakat. Salah satu kegiatan yang sukses adalah “Bazar Ramadhan Bersama ABK”. Selain itu, program keterampilan seperti cooking class dan pembuatan kerajinan membantu mengembangkan kreativitas siswa. Dalam program terapi, berbagai terapi seperti terapi perilaku, keseimbangan, oral, dan sensorik diberikan untuk mendukung siswa autis.
Dampak positif dari program-program ini sangat terlihat. Siswa menjadi lebih antusias dan aktif dalam kegiatan pembelajaran, mampu menerapkan kebiasaan positif seperti mengucapkan salam, berjabat tangan, dan mengucapkan terima kasih. Keterampilan siswa, terutama di bidang cooking class, menunjukkan peningkatan yang signifikan. Siswa autis juga menunjukkan perubahan positif, seperti mulai mampu merasakan benda-benda di sekitarnya dan mengikuti instruksi dengan lebih baik.
Namun, program ini juga menghadapi beberapa tantangan. Tantangan utama adalah mengendalikan siswa yang super aktif dan mengalami tantrum. Selain itu, tantangan finansial juga menjadi hambatan dalam mengatur pembiayaan untuk kegiatan akademik dan non-akademik. Meskipun demikian, dukungan dari pihak SLB membantu mengatasi sebagian masalah tersebut.
Terkait tantangan menghadapi siswa yang sulit dikendalikan, Nurlaila Isnaini mengatakan, “Mungkin susahnya itu ketika tidak bisa mengontrol anaknya ketika kambuh (tantrum).” Meskipun demikian, upaya terus dilakukan untuk memberikan yang terbaik bagi para siswa ABK.
Secara keseluruhan, program MBKM di SLB Nur Rahmah berhasil meningkatkan potensi siswa Siswa tuna grahita, misalnya, menunjukkan kemampuan membaca, menghitung, dan mewarnai dengan baik setelah mendapatkan instruksi yang tepat. Program keterampilan juga terus berkembang dengan dukungan fasilitas terbaik dari sekolah.
Melalui dedikasi dan kerja keras, program magang ini telah berhasil membantu meningkatkan potensi siswa ABK, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Pihak sekolah berharap program-program MBKM ini dapat menghasilkan generasi ABK yang terampil dalam kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat tanpa meninggalkan nilai-nilai agama. Perkembangan signifikan dari para siswa ABK dalam hal empati dan ketaatan dalam melaksanakan kewajiban agama juga menjadi indikator keberhasilan program ini. Ke depan, program ini akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan para siswa untuk mencapai hasil yang lebih optimal. (Siti Khoirun Nisa – Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat)