Sastra Indonesia
Thursday, 28 July 2022
Prodi Sastra Indonesia Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) menjalin kerja sama dengan Balai Bahasa Jawa Timur dengan melaksanakan Pembinaan Literasi bagi Generasi Muda yang bertajuk “Jaga Bahasa” bagi mahasiswa dan dosen Sastra Indonesia. Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIB di Gedung Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya yang dihadiri oleh Dekan FAH, Dr. H. Mohammad Kurjum, M.Ag, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Kerja sama, dan Alumni Dr.Muhammad Khodafi, M.Si, Sekretaris Prodi Siti Rumilah, S.Pd., M.Pd., dan para dosen; Novia Adibatus Shofah, S.S., M.Hum., Rizki Endi Septiyani, M.A., Ezith Perdana Estafeta, M.Hum. serta perwakilan Balai Bahasa Jawa Timur, dan duta bahasa.
Pimpinan FAH, dosen, koordinator KKLP Balai Bahasa, Duta Bahasa, dan Peserta
Dalam kesempatan itu, Dr. H. Mohammad Kurjum, M.Ag menyampaikan bahwa sebagai generasi penerus bangsa, khususnya para mahasiswa Prodi Sastra Indonesia harus menjadi pelopor yang peduli dengan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Mahasiswa harus mampu menunjukkan aktualisasi dirinya dengan kemampuan berbahasa Indonesia yang cakap. Dalam berbahasa harus memilih bahasa yang tepat sesuai konteks tuturan, imbuhnya.
Setelah Dekan Fakultas Adab dan Humaniora selesai memberikan pengarahan, Balai Bahasa Jawa Timur yang diwakili oleh ibu Dian Roesmiati, M.Hum menyerahkan cendera mata kepada Dekan Fakultas Adab dan Humaniora. Begitu juga sebaliknya, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora bapak Mohammad Kurjum juga menyerahkan cendera mata kepada Balai Bahasa Jawa Timur.
Dosen Sastra Indonesia, Balai Bahasa, dan dubas
Selanjutnya, ibu Dian Roesmiati selaku koordinator KKLP Pembinaan dan Bahasa Hukum Balai Bahasa Jawa Timur menyampaikan bahwa peran generasi muda sangatlah penting dalam penggunaan Bahasa Indonesia di ruang publik. Beliau mengungkapkan bahwa penggunaan Bahasa Indonesia menjadi terancam karena beberapa faktor, misalnya hadirnya bahasa-bahasa gaul, Bahasa Jaksel, dan lain-lain. Banyak generasi muda yang tidak menyadari beberapa kosa kata Bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan KBBI. Misalnya pada kata ‘isap’ bukan ‘hisap’, ‘praktik’ bukan ‘praktek’, ‘musala’ bukan ‘mushola’, ‘kuitansi’ bukan ‘kwitansi’, dan lain-lain.
Kegiatan Seminar
Beliau juga menambahkan, kekhawatiran mahasiswa Prodi Sastra Indonesia terhadap pekerjaan apa saja yang dapat dilakukan juga merupakan faktor lainnya. Padahal, mahasiswa Sastra Indonesia dapat terjun dan menciptakan lapangan pekerjaan dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat didukung dengan implementasi Trigatra Bangun Bahasa yang terdiri dari Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing.
Para pemenang kuis Jaga Bahasa
Kegiatan ditutup dengan kuis permainan bahasa dan lima mahasiswa Sastra Indonesia dengan poin tertinggi mendapatkan hadiah lawang berupa berbagai majalah dan buku menarik. (Rum/Sof).