Berita

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) kembali menyelenggarakan Peningkatan Kompetensi Mahasiswa (PKM) dalam rangka Pengembangan Kompetensi Mahasiswa (PKM) Prodi Tasawuf dan Psikoterapi. Acara yang mengusung tema “Terapi Sufistik Untuk Gen-Z” ini dilaksanakan di Gedung Student Central lantai 3 UIN Sunan Ampel Surabaya yang dihadiri oleh dosen, tamu undangan, dan seluruh mahasiswa aktif Prodi Tasawuf dan Psikoterapi.

Acara ini diisi oleh narasumber dari pakar tasawuf sekaligus Direktur Sufi Center yaitu KH. Luqman Hakim, MA, Ph.D  dan dimoderatori oleh Dr. Ghozi, Lc, M. Fil.I. selaku Ketua Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi, serta dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. H. Andi Suwarko, S.Ag, M.Si. 

Dalam sambutannya, Dr. Andi menyampaikan betapa pentingnya topik yang akan dibahas dalam seminar ini, karena melihat banyaknya jumlah data remaja yang mengalami masalah kesehatan mental, di antaranya 1 dari 3 remaja memiliki masalah kesehatan mental, 1 dari 20 remaja memiliki gangguan mental, dan yang lebih menyedihkan lagi faktanya hanya sedikit sekali remaja dengan gangguan kesehatan mental yang melakukan terapi atau konseling pada ahli. 

Artinya bahwa masalah kesehatan mental belum mendapatkan perhatian yang proporsional dari kalangan remaja dan Gen-Z. Ia pun berharap dengan adanya seminar ini, mahasiswa dapat mengambil banyak manfaat sehingga mereka sendiri memiliki kesehatan mental yang baik sekaligus bisa berkontribusi dalam menangani problem-problem kesehatan mental umat.

Adapun materi yang disampaikan oleh KH. Luqman Hakim, beliau mengawali pemaparannya dengan menjelaskan bahwa akar dari seluruh masalah di dunia adalah maksiat, ghafalat (lalai pada Allah dan diri sendiri), dan syahwat. Ketiganya berakar dari pemanjaan hawa nafsu atau disebut dengan ‘adam ar-ridha ‘aninnafs. Hal ini merupakan tantangan yang menjadi titik fokus untuk dihadapi terutama bagi generasi Z yang memiliki kondisi mental yang rentan, yaitu dengan cara melawannya. 

Penjelasan materi seminar oleh KH. Luqman Hakim, MA, Ph.D. (Sumber: Dokumentasi Media Center FUF)

Beliau menjelaskan bagaimana elaborasi maqamat sufi bisa diterapkan dalam terapi. Seperti bagaimana seharusnya mengartikan dan menempatkan sabar, tawakkal, ikhtiar, dan sebagainya dalam kehidupan sehari-hari. Makna dalam pendekatan sufi tentu berbeda dengan pendekatan syariat. Seperti dalam mengartikan ibadah sebagai ganjaran dari Allah, ibadah mendahului doa bukan doa mendahului ijabah. Jika Allah ingin memberikan kebaikan pada hamba-Nya, maka Dia akan menakdirkannya berdoa, jika Allah ingin mengampuni dosa-dosa hamba-Nya, maka Dia akan menakdirkannya bertobat. 

Beliau juga menyampaikan pada mahasiswa agar mempelajari lebih dalam terkait konsep-konsep dalam tasawuf yaitu takhalli, tahalli, tajalli sehingga menjadi metodologi terapi tasawuf yang baik dan efektif. “Terapi sufistik itu menarik, karena hati adalah raja, dan hati bisa disentuh dengan kajian tasawuf lalu dikembangkan melalui terapi tasawuf (sufistik)”, ucapnya.

Setelah penyampaian materi selesai,  acara dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab oleh peserta. Para mahasiswa sangat antusias pada momen ini. Tak sedikit mahasiswa yang aktif bertanya dan memberikan tanggapan baik serta pertanyaan-pertanyaan yang menarik kepada narasumber. 

Sesi tanya jawab peserta kepada pemateri. (Sumber: Dokumentasi Media Center FUF)

Sebelum acara ditutup, KH. Luqman Hakim memberikan sedikit-banyak nasihat kepada seluruh mahasiswa agar mengingat dan memegang tujuh perkara dalam hidup, yaitu: Minallah (segala hal dari Allah), Ilallah (segala hal menuju Allah), Billah (selalu bersama Allah), Ma’iyyatullah (kesertaan Allah dalam hal apapun), Fillah (beramal totalitas pada Allah), Lillah (segala perkara hanya untuk Allah), dan ‘Alallah (bersandar sepenuhnya pada Allah). 

Acara pun berjalan dengan lancar dan diakhiri dengan sesi foto bersama, narasumber dan seluruh peserta. Semoga dengan diselenggarakannya acara ini dapat membuka cakrawala pengetahuan serta membangkitkan spiritualitas sufi seluruh peserta terutama mahasiswa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi, sehingga mampu menghadapi segala tantangan yang ada terkait kesehatan mental masyarakat melalui penerapan terapi sufistik.

Penulis: Dwi Ayu Zafira Amatilla
Editor: Lidya Karmalia