Dr. Slamet Muliono Redjosari
Heraklius merupakan sosok raja Romawi yang dalam hatinya mengakui kehadiran Muhammad sebagai nabi dan rasul akhir zaman. Dia termasuk pribadi yang taat pada agama Nasrani sekaligus menanti datang nabi terakhir yang diutus di muka bumi ini. Namun karena kecintaan pada duniawi (kekuasaan) yang sangat besar, membuatnya terperosok secara tragis. Dikatakan tragis, karena dia mengetahui berbagai bukti dan fakta yang kuat tentang kebenaran kabar shadiq (benar) bahwa Muhammad sebagai nabi terakhir. Namun menghempaskan kemuliaan dan memilih kebinasaan. Orang terdekatnya dari kalangan pendeta juga membenarkan kerasulan Muhammad dengan berbagai bukti yang kuat. Namun demi mempertahankan kekuasaan, dia justru berbalik badan dengan mengubur keyakinannya yang sudah membenarkan Muhammad sebagai nabi dan rasul.
Ajakan Kemuliaan
Heraklius merupakan sosok raja yang sangat terkenal dan mengenal betul ciri-ciri nabi terakhir yang akan muncul di akhir zaman. Dia sangat memahami agamanya (Nasrani) yang telah mengabarkan akan kedatangan nabi akhir zaman dari bangsa Arab. Oleh karenanya, ketika datang kabar adanya nabi dari bangsa yang memiliki kesamaan dengan apa yang ada di dalam kitab Injil, dia pun mencari tahu secara detail sosok nabi itu.
Dia semakin yakin adanya nabi itu, setelah mendapatkan surat ajakan masuk Islam dari sang Nabi. Surat itu mengajaknya untuk masuk Islam, dan menjamin keselamatannya di dunia dan akherat. Di dunia, kerajaannya tetap kokoh, dan dia mendapatkan ketenangan setelah kematiannya. Berikut surat yang disampaikan Nabi Muhammad untuk Heraklius :
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
مِنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ
إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُومِ
السَّلَامُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى
أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّي أَدْعُوكَ بِدَعْوَةِ الْإِسْلَامِ
أَسْلِمْ تَسْلَمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ
فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الْأَرِيسِيِّينَ
وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى لِتُؤْمِنُوا بِهِ وَلِتُعَزِّرُوهُ وَلِيَجْعَلَهُ رَبَّهُ وَرَسُولَهُ
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Dari Muhammad, utusan Allah.
Kepada Heraklius, raja Romawi yang agung.
Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk.
Setelah itu, aku mengajakmu untuk memeluk agama Islam.
Masuklah ke dalam Islam, kamu akan selamat. Allah akan memberimu pahala dua kali lipat.
Jika kamu menolak, maka kamu akan menanggung dosa orang-orang yang lemah.
Allah Yang Maha Tinggi berfirman: ‘Hendaklah kamu beriman kepadanya dan hendaklah kamu membantunya, dan hendaklah kamu menjadikannya tuhan dan rasulnya’.”
Surat ini merupakan ajakan dari Nabi Muhammad kepada Raja Heraklius untuk memeluk agama Islam. Nabi Muhammad menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang benar dan bahwa Allah akan memberikan pahala dua kali lipat kepada Heraklius apabila memeluk Islam. Namun jika berpaling atau menolak, maka dia akan menanggung dosa dari rakyatnya. Dengan kata lain, raja Heraklius tidak membalas dengan
Nasib Tragis
Kecintaan pada dunia membuat Heraklius harus bernasib tragis. Kenapa dikatakan tragis. Bukti-bukti kebenaran telah didapatkan. Dia telah berdialog dengan Abu Sufyan untuk memastikan akhlak dan sepak terjang Muhammad. Bahkan dia berjanji akan membasuh kaki Muhammad bila bertemu dengannya.
Dia juga bertanya kepada seorang pendeta yang menjadi penasehat tentang kebenaran Muhammad sebagai nabi. Para pendeta pun membenarkan. Begitu hal itu disampaikan para para pembesarnya, tentang keyakinannya bahwa ada nabi terakhir dan dia beriman kepadanya, maka reaksinya tidak sebagaimana yang diharapkan. Mereka tidak sepakat dan menunjukkan sikap perlawanan, dan ada indikasi akan membunuhnya. Melihat fakta yang demikian, dia pun menyatakan bahwa apa yang disampaikan tadi ingin menguji keimanan orang-orang yang selama ini menopang kerajaan.
Fenomena ini dinarasikan Al-Qur’an dengan baik yang menunjukkan bahwa manusia condong kepada keduniaan yang sangat pendek umurnya. Manusia memperturutkan hawa nafsunya dan membuang petunjuk yang menyelamatkan kekuasaan di dunia dan nasibnya di akherat. Hal ini ditegaskan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
وَلَوۡ شِئۡنَا لَرَفَعۡنَٰهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُۥٓ أَخۡلَدَ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ ۚ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ ٱلۡكَلۡبِ إِن تَحۡمِلۡ عَلَيۡهِ يَلۡهَثۡ أَوۡ تَتۡرُكۡهُ يَلۡهَث ۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَا ۚ فَٱقۡصُصِ ٱلۡقَصَصَ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya:
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah; maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (QS. Al-‘A`rāf : 176)
Dengan petunjuk, manusia diharapkan memiliki derajat tinggi. Namun kecondongan dan kecintaan yang besar pada kehidupan dunia yang bersifat sementara, membuat dirinya melepaskan kemuliaan itu. Ketika manusia membuang hidayah, maka kehidupannya berakhir tragis. Apa yang dialami oleh Heraklius menjadi contoh sekaligus gambaran umum manusia. Andaikata Heraklius meneguhkan keyakinannya yang membenarkan Muhammad sebagai nabi, maka kekuasaannya akan kokoh. Karena nabi telah menjamin keselamatan di dunia dan akherat. Keselamatan di dunia dengan mengokohkan kerajaannya, dan keselamatan akherat akan mendapatkan tempat yang mulia ganda. Dikatakan ganda, karena dia telah menyelamatkan rakyatnya dari ajaran yang salah, sehingga Allah pun akan memberi ganjaran berlipat.
Banyak penguasa hari ini, dimana mengendalikan pemerintahan dengan melepaskan petunjuk agamanya. Mereka memilih dan yakin atas keyakinannya yang berlandaskan kecintaan pada dunia semata. Kekuasaan dipandang segalanya hingga berperilaku menyimpang untuk memuaskan syahwat politiknya, dengan memperkaya diri, keluarga dan kelompoknya. Mereka menghempaskan petunjuk yang mengajaknya mulia di dunia dan akherat, dan menukarnya dengan kenikmatan sesaat yang berujung pada penyesalan. Surabaya, 8 Juli 2025