Berita

Malang, 26 Juni 2025 — Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) mengutus dua orang mahasiswa sebagai observer dalam ajang National Moot Court Competition (NMCC) Piala Prof. Kafrawi 2025 yang diselenggarakan oleh Brawijaya Moot Court Community (BMCC) Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Kompetisi peradilan semu nasional ini diikuti oleh delegasi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, seperti Universitas Airlangga, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Sriwijaya, Universitas Lampung, dan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Sementara itu, UINSA menjadi satu-satunya kampus yang mengirimkan observer pada kegiatan ini.

Delegasi observer UINSA terdiri dari Garnetta Liya Widyanti, mahasiswa Program Studi Hukum Tata Negara semester 6 yang juga menjabat sebagai Ketua Komunitas Peradilan Semu (KPS) FSH UINSA, serta Nur Windi Dwi Pertiwi, mahasiswa Program Studi Hukum Ekonomi Syariah semester 2. Keduanya berangkat dari Surabaya menuju Malang pada Kamis, 26 Juni 2025, dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan mulai dari pembukaan, babak penyisihan, hingga babak final.

Kegiatan dibuka secara resmi pada 27 Juni 2025 melalui opening ceremony dan technical meeting yang memperkenalkan sistem kompetisi serta prosedur beracara dalam simulasi peradilan pidana. Babak penyisihan dilaksanakan pada Sabtu, 28 Juni 2025, bertempat di Pengadilan Negeri Malang Kelas IA. Sebagai observer, Garnetta dan Windi bertugas mengamati secara menyeluruh jalannya persidangan, termasuk alur prosedural, substansi hukum formil dan materiil, pengelolaan waktu sidang oleh masing-masing tim, serta kualitas penjiwaan dari para delegasi dalam memerankan tokoh-tokoh penting dalam proses persidangan seperti jaksa, penasihat hukum, panitera, hakim, hingga terdakwa.

Pengamatan dilakukan secara detail terhadap tiga tim dari Chamber A, di mana masing-masing delegasi menampilkan karakteristik unik dan pendekatan argumentatif yang berbeda-beda. Hal ini memberikan gambaran mendalam kepada observer mengenai dinamika kompetisi dan kualitas kompetensi para peserta. Setelah babak penyisihan, empat tim terbaik diumumkan untuk melaju ke final, yaitu Universitas Airlangga, Universitas Lampung, Universitas Islam Sultan Agung, dan Universitas Sriwijaya. Babak final yang digelar pada Minggu, 29 Juni 2025, memberikan ruang lebih luas bagi observer untuk mencatat pola-pola strategis yang digunakan delegasi dalam mengintegrasikan teori dan praktik hukum acara pidana secara simultan.

Menurut Windi, keikutsertaannya sebagai observer dalam NMCC Piala Prof. Kafrawi menjadi pengalaman yang sangat berharga, terutama karena ia masih berada pada semester awal perkuliahan. “Menjadi observer NMCC Piala Prof. Kafrawi bagi saya yang masih menduduki semester 2 merupakan kesempatan berharga karena dari sini saya mendapatkan banyak hal baru, dari mulai pengetahuan tentang beracara dan relasi baru dengan teman-teman delegasi dari beragam universitas nasional. Harapannya semoga dari hasil observasi ini dapat menjadi bahan evaluasi khususnya untuk Komunitas Peradilan Semu UINSA. Sehingga ke depannya dapat mengirimkan delegasi untuk maju dalam NMCC berikutnya,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Garnetta selaku Ketua Komunitas Peradilan Semu FSH UINSA juga menekankan pentingnya peran observasi sebagai fondasi intelektual dalam mengukur kesiapan internal komunitas menghadapi kompetisi di masa mendatang. “Menjadi observer di NMCC Piala Prof. Kafrawi merupakan suatu bekal bagi kami (KPS UINSA) untuk menerka, sedalam apa persaingan kompetisi peradilan semu di ranah perguruan tinggi negeri. Tentunya, hasil observasi ini akan menjadi catatan pada saat diseminasi bersama dengan anggota KPS dan para pembina,” tuturnya.

Melalui partisipasi ini, observer FSH UINSA tidak hanya memperoleh pemahaman teknis mengenai hukum acara pidana, tetapi juga membangun kerangka reflektif atas kualitas, tantangan, serta orientasi strategis dalam penyelenggaraan peradilan semu di lingkungan akademik. Semua catatan observasi akan dibawa pulang dan menjadi bahan evaluasi sekaligus penguatan internal di Komunitas Peradilan Semu FSH UINSA sebagai bagian dari langkah taktis menuju pembentukan delegasi kompetitif yang siap tampil dalam NMCC edisi berikutnya.

Reportase: George As’ad Haibatullah El Masnany
Redaktur: George As’ad Haibatullah El Masnany
Desain Foto: Annisa Rahma Fadila