Berita

Sebagai bagian dari komitmen akademik untuk mewujudkan visi keilmuan, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berupa Workshop Pengantar Deep Learning untuk Pembelajaran Interaktif dalam Kurikulum Merdeka, yang ditujukan kepada para guru di UPT SMP Negeri 2 Gresik. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata kontribusi Prodi PBI FTK UINSA dalam mendukung guru-guru Indonesia beradaptasi dengan perubahan kebijakan pendidikan nasional, khususnya dalam mengimplementasikan deep learning yang merupakan sebuah pendekatan pembelajaran mendalam yang menjadi pilar penting dalam Kurikulum Merdeka yang digaungkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di tahun 2025. Hal ini sesuai dengan visi keilmuan prodi PBI yang dikuatkan oleh Ketua Prodi PBI UINSA, Rakhmawati, M.Pd, yaitu “mengkaji dan mengembangkan keilmuan pendidikan Bahasa Inggris melalui pendekatan konstrukvistik yang adaptif berbasis integrated twin towers“.

Perubahan paradigma pendidikan yang digagas pemerintah melalui Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk meninggalkan metode pembelajaran konvensional dan mulai mengintegrasikan nilai-nilai pembelajaran yang bersifat mendalam, kontekstual, dan berpusat pada siswa. Namun, konsep deep learning masih menjadi hal baru bagi sebagian besar pendidik, terutama dalam hal memahami konsep dasarnya dan penerapannya dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari. Menanggapi kondisi tersebut, Ketua Prodi PBI UINSA, Rakhmawati, M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab pengembangan keilmuan Prodi PBI.

Setelah melakukan rangkaian persiapan pada tanggal 1-7 juli 2025, pada Selasa 8 Juli 2025 bertempat di UPT SMPN 2 Gresik workshop dilakukan secara luring. Workshop ini bertujuan untuk Mengembangkan Kemampuan dan Keterampilan Guru UPT SMP Negeri 2 Gresik dalam Mengajar. Terdapat 32 orang peserta workshop yang merupakan guru di UPT SMPN 2 Gresik dari berbagai mata Pelajaran. Lima orang fasilitator yang merupakan dosen2 pbi terlibat dalam kegiatan ini yaitu Rakhmawati, M.Pd, Dr. Siti Asmiyah, M.TESOL, Dr. Irma Soraya, M.Pd, Ana Nurul Laila, M.TESOL, dan Hilda Izzati Madjid, MA. Selain para dosen, dua mahasiswa Prodi PBI UINSA juga dilibatkan sebagai asisten fasilitator, mencerminkan komitmen program studi dalam melibatkan mahasiswa dalam kegiatan akademik yang berdampak nyata bagi masyarakat.

Kegiatan workshop dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah UPT SMP Negeri 2 Gresik, Muhammad Salim, S.Ag., M.A., yang menyambut baik inisiatif dari Prodi PBI UINSA. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa guru-guru di sekolahnya memang sangat membutuhkan pendampingan dalam memahami konsep dan praktik deep learning. Sambutan juga disampaikan oleh perwakilan dari Pengawas Daerah Kabupaten Gresik yang menegaskan bahwa sinergi antara perguruan tinggi dan sekolah menengah sangat diperlukan demi suksesnya implementasi kebijakan pendidikan yang terbaru.

Sesi pertama dimulai dengan pengenalan konsep deep learning serta delapan dimensi Profil Pelajar Pancasila, yang disampaikan oleh Dr. Siti Asmiyah, M.TESOL. Dalam sesi ini, peserta aktif bertanya, salah satunya mengenai apakah seluruh dimensi Profil Pelajar Pancasila perlu dimasukkan dalam setiap modul pembelajaran. Dr. Siti Asmiyah menegaskan bahwa tidak semua dimensi harus tercakup dalam satu modul. Sesi pertama ini juga memberikan pengertian yang jelas terkait dengan konsep dasar deep learning yang menyatu dalam kurikulum Merdeka yang masih berjalan.

Sesi kedua difokuskan pada prinsip-prinsip utama dalam deep learning, yaitu mindful, meaningful, dan joyful learning, yang difasilitasi oleh Ana Nurul Laila, M.TESOL. Para peserta telah mengenal istilah-istilah tersebut, namun mereka masih bingung mengenai bagaimana prinsip-prinsip tersebut dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Ana menjelaskan bahwa ketiga prinsip tersebut tidak harus diterapkan secara terpisah, tetapi dapat diintegrasikan dalam satu rangkaian kegiatan pembelajaran.

Pada sesi ketiga yang difasilitasi oleh Dr. Irma Soraya, M.Pd. menjadi sesi yang sangat interaktif. Peserta diajak secara langsung untuk mendesain kegiatan pembelajaran melalui kerja kelompok. Dengan pendekatan konstruktivis, peserta merancang kegiatan yang tidak hanya menarik, tapi juga mengajak siswa untuk berpikir kritis dan reflektif. Dr. Irma memberikan contoh konkrit desain pembelajaran yang menggabungkan kegiatan literasi, diskusi terbuka, dan proyek mini sebagai bagian dari strategi deep learning.

Setelah break, sesi keempat delakukan dengan difasilitasi oleh Rakhmawati, M.Pd., yang mengarahkan peserta untuk merefleksikan praktik pembelajaran mereka selama ini dan mengaitkannya dengan empat kerangka utama deep learning: praktik pedagogik, kemitraan, lingkungan pembelajaran, dan pemanfaatan perangkat digital.

Peserta tampak aktif mendiskusikan pengalaman mereka, mulai dari integrasi teknologi sederhana hingga tantangan dalam menjalin kemitraan dengan komunitas. Namun, karena keterbatasan waktu, sesi desain pembelajaran hanya berjalan sebagian dan akan dilanjutkan secara daring melalui Google Document dan Zoom pada pekan berikutnya.

Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi refleksi dan evaluasi yang dipandu oleh Hilda Izzati Madjid, M.A. Peserta menyampaikan berbagai apresiasi, pertanyaan, dan harapan. Salah satu pertanyaan menarik yang muncul adalah apakah deep learning memiliki sintaks tersendiri seperti model pembelajaran konvensional.

Selama kegiatan, para peserta menunjukkan antusiasme tinggi. Diskusi berlangsung aktif, pertanyaan mengalir, dan keinginan untuk belajar terlihat jelas. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun deep learning adalah pendekatan baru, para guru memiliki semangat besar untuk berubah dan berinovasi. Sebagai tindak lanjut, para peserta akan melanjutkan penyusunan desain pembelajaran mereka secara daring dan akan mendapat umpan balik dari fasilitator dalam sesi review pekan depan.

Kegiatan ini menjadi contoh konkret sinergi antara dunia kampus dan dunia sekolah dalam menjawab tantangan zaman. Dengan melibatkan dosen, mahasiswa, dan guru secara aktif, workshop ini memperkuat ekosistem pendidikan yang adaptif dan kolaboratif. Dengan berakhirnya sesi luring workshop ini, Prodi PBI UINSA kembali meneguhkan komitmennya untuk menjadi garda terdepan dalam pengembangan pendidikan Bahasa Inggris yang adaptif, kolaboratif, dan berdampak langsung kepada masyarakat.