UINSA Newsroom, Jumat (15/09/2023); Tepat pada Kamis (14/09/2023) Perpustakaan UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya mengadakan international seminar yang bertema “Children’s Reading and Writing Literacy in the Digital Era.” Kegiatan digelar di Auditorium UINSA pada pukul 07.30-13.30 WIB. Acara dihadiri Drs. Muhammad Syarif Bando, MM., selaku Head of The National Library of Indonesia dan Ghazali Mohamed Fadzhil, Ph.D. selaku President of Librarians Association of Malaysia.
Sekitar 300 mahasiswa dari 9 fakultas termasuk Pascasarjana UINSA ini turut meramaikan kegiatan yang dibuka Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Prof. Dr. Abdul Muhid, M.Si. Turut mendampingi, Kepala Perpustakaan UINSA Surabaya, Prof. Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag.
Wakil Rektor dalam kesempatan ini mengajak seluruh elemen UINSA Surabaya untuk terus meningkatkan literasi akademik dan lebih terbuka terhadap literasi digital untuk meningkatkan minat baca.
Tarian Mojang Priangan menyambut para tamu undangan. Acara dilanjutkan dengan pengumuman fakultas berprestasi dengan kunjungan perpustakaan terbanyak yang diraih Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UINSA Surabaya.
Dengan adanya penghargaan tersebut diharap semua Fakultas bisa menyusul dan terus berusaha menerapkan budaya literasi. Sejalan dengan apa yang disampaikan Drs. Muhammad Syarif Bando, MM. “Membaca adalah proses membentuk struktur berfikir rasional, logis dan runtuk,” ujarnya.
“Membaca adalah proses menyerap apa makna yang tertuang dalam tulisan untuk dicerna,” imbuh Drs. Muhammad Syarif Bando, MM., mengutip quote dari Bung Hatta. Ia menyampaikan kepada audien agar jangan pernah menghakimi anak itu malas, bodoh. Tapi bagaimana cara menumbuhkan rasa cinta membaca terhadap anak.
“Karena membaca akan membangun energi yang positif dan memperluas pola pikIr atau wawasan seorang anak sejak dini,” ujar Muhammad Syarif saat memaparkan materinya.
Narasumber kedua yaitu Ghazali Mohamed Fadzhil, Ph.D. selaku President of Librarians Association of Malaysia memaparkan materi tentang Strethening Children’s Literacy Culture In Malaysia. “Knowledge is very kontekstual,” ujarnya mengajak mahasiswa untuk turut aktif. Ia juga mengajak mahasiswa untuk mencintai budaya literasi dengan memberikan pandangan terhadap budaya literasi di Malaysia dalam penyampaian materinya. (Aul/Magang23)
Penulis: Aulia
Redaktur: Nur Hayati
Foto: Tim Humas