Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) menyelenggarakan International Culture Day pada Rabu, 22 November 2023. Hari budaya internasional tersebut diselenggarakan setiap tahun dalam rangka meningkatkan pemahaman budaya dalam hubungan internasional. Kegiatan ini terdiri dari serangkaian acara termasuk talk show, cultural exhibitions dan art performances. International culture day juga dihadiri oleh semua mahasiswa asing dari berbagai fakultas di UINSA.
Talk Show kali ini membahas pentingnya hubungan lintas budaya antar masyarakat internasional. Pembicara dalam talk show adalah Isaac Chiu, Director General Taipei Economic and Trade Office (TETO) Surabaya dan Nakagomi Kota, perwakilan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, dengan Mohammad Wahyu Diansyah, M.Env.Mgmt., Dosen Hubungan Internasional UINSA sebagai moderator. Isaac Chiu menjelaskan bahwa mahasiswa Prodi Hubungan Internasional suatu saat akan belajar atau bekerja di luar negeri, sehingga kegiatan pengenalan budaya asing sangat penting diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman multikultural. Saat ini, ada 17.000 mahasiswa dan 35.000 pekerja Indonesia di Taiwan. Sehingga, hubungan antar masyarakat (people-to-people) kedua negara cukup erat.
Nakagomi Kota menambahkan bahwa Indonesia menjadi negara asing kedua terbesar dengan jumlah pelajar yang berminat mempelajari Bahasa Jepang. Hal ini karena banyak pelajar Indonesia yang tertarik pop culture Jepang. Beliau juga bercerita bahwa masyarakat Muslim Indonesia yang belajar maupun bekerja di Jepang banyak menemukan nilai-nilai Islami di masyarakat Jepang, seperti kebersihan dan menepati janji. Kedepannya, diharapkan makanan Indonesia seperti tempe, rawon dan sambal juga dapat dipromosikan di Jepang.
Berikutnya, dalam cultural exhibitions, mahasiswa menampilkan 9 stan yang merepresentasikan berbagai kawasan di dunia, diantaranya Amerika Latin, Amerika Utara, Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Timur, Australia dan Oceania, Timur Tengah dan Afrika, Eropa Barat, serta Eropa Selatan. Stan tersebut dihias sesuai ciri khas masing-masing kawasan, dan menyajikan makanan tradisional negara-negara di setiap kawasan tersebut. Perwakilan dari TETO dan Konjen Jepang juga berkunjung ke stan untuk memberikan penilaian.