Surabaya – Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UINSA menggelar Peningkatan Kompetensi Mahasiswa (PKM) pada Senin 19 Februari 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Aula B3 lantai 1 dengan menghadirkan Dr. Muhammad Rashidi bin Wahab, seorang Pensyarah Fakulti Pengajian Kontemporeri Islam. Nara sumber telah lama mengabdikan dirinya di Kampus Gong Badak, Universiti Sultan Zainal Abidin, Terengganu Darul Iman.
Kegiatan yang dihadiri oleh mahasiswa semester 4 AFI ini bertema “Cabaran Ekstrimisme terhadap Umat Islam Kontemporer dalam Konteks Malaysia”. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran mahasiswa akan ancaman ekstrimisme di era kontemporer serta memberikan sumbangsih pemikiran untuk menyelesaikan problem ekstrimisme yang dihadapi umat Islam kontemporer.
Dr. Muhammad Rashidi bin Wahab, dengan pengalaman dan pengetahuannya yang luas, telah memberikan wawasan mendalam tentang akar penyebab ekstrimisme dan dampaknya bagi masyarakat muslim umumnya dan masyarakat Malaysia khususnya. Kegiatan yang berlangsung pada pukul 08.00 hingga pukul 13.00 ini telah menarik antusias mahasiswa dalam kegiatan PKM. Selama sesi berlangsung, mahasiswa terlibat dalam diskusi yang aktif dan tanya jawab bersama narasumber.
Dalam diskusi yang berlangsung, ada beberapa pertanyaan yang dilontarkan mahasiswa, di antaranya mengenai seberapa besar peran media sosial dalam mencegah menyebarnya paradigma ekstrimisme. Selain itu, ada juga yang bertanya tentang hasil penelitian narasumber yang mengkaji perbedaan cabaran ekstrimisme di Indonesia dan Malaysia. Di antara mereka juga menganalisis kasus Noordin M. Top yang melakukan tindak terorisme di Indonesia.
“Melalui kegiatan ini, mahasiswa semakin kritis untuk mengasah nalarnya dalam persoalan kebangsaan khususnya tentang ancaman ektrimisme yang dapat merusak stabilitas negara, juga bisa membantu memberikan solusi terhadap fenomena tersebut di era kontemporer” ungkap Fikri Mahzumi, M.Fil.I, Kaprodi AFI. Hal ini tampak ketika mahasiswa semakin aktif menanggapi materi yang disampaikan oleh nara sumber.
Kegiatan pengembangan kompetensi seperti ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana yang efektif dalam memperkuat pemahaman dan penalaran mahasiswa dalam bidang aqidah dan filsafat Islam, serta merangsang kepekaan mereka terhadap situasi yang ada di sekitar mereka dan di lingkup negara Indonesia. Harapan ke depan, mahasiswa mampu menjadi agen pengontrol sosial, agen perubahan dan penerus perjuangan bangsa sehingga harus memiliki jiwa patriotik dalam mencegah tindakan ekstrimisme dengan mewujudkan deradikalisasi mencegah terorisme.