Berita

Surabaya, 28 Oktober 2024 – Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya baru saja menggelar acara pemilihan Duta FSH 2024 yang bertepatan dengan perayaan Dies Natalis yang ke-59. Acara yang berlangsung dengan meriah ini tidak hanya sekadar kompetisi, tetapi juga menjadi momen penting untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam bidang kepemimpinan, komunikasi, dan pengetahuan tentang hukum. Dalam ajang ini, mahasiswa dari berbagai program studi berkesempatan menunjukkan potensi dan bakat mereka di hadapan juri dan audiens yang hadir. Keseluruhan rangkaian acara diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga bagi para peserta sekaligus memperkuat jalinan kebersamaan di antara mahasiswa, fakultas, dan pihak-pihak terkait.

Muhammad Faidzuddaroini berhasil meraih gelar Duta FSH 2024 untuk kategori pria. Dalam wawancaranya, Faidzuddaroini mengungkapkan, “Dengan persiapan yang hanya satu minggu, tahap pemilihan hingga grand final berjalan lancar dan memuaskan. Kerjasama semua finalis dan stafsus duta memungkinkan kami untuk bersama-sama mensukseskan acara ini.” Menurutnya, semangat kebersamaan dan dukungan antar finalis sangatlah krusial dalam menghadapi berbagai tantangan selama proses pemilihan. Para peserta tidak hanya bersaing, tetapi juga saling berbagi pengalaman dan motivasi, menciptakan suasana yang kompetitif namun tetap harmonis. Faidzuddaroini juga menekankan pentingnya sikap saling menghormati dan menjunjung tinggi sportifitas di antara semua peserta, yang menjadi nilai tambah bagi kegiatan ini.

Proses seleksi yang ketat dilakukan dalam tiga tahap yang dirancang untuk menguji kemampuan peserta secara menyeluruh. Pada tahap pertama, peserta menjalani tes tulis yang menguji wawasan hukum, syariah, kampus, dan kemahasiswaan. Tes ini dirancang untuk menilai sejauh mana peserta memahami konteks akademis dan sosial di lingkungan mereka. Di tahap kedua, mereka mengikuti tes wawancara yang mencakup bahasa asing (Arab dan Inggris), problem solving, serta keorganisasian. Tes wawancara ini memberikan kesempatan kepada para juri untuk mengukur kemampuan komunikasi dan pemikiran kritis peserta. Tahap ketiga berupa unjuk bakat yang diikuti dengan Memorandum of Understanding (MoU) bersama dekan, menandakan bahwa proses seleksi tidak hanya fokus pada pengetahuan akademis tetapi juga kreativitas dan kepribadian. Setelah pengumuman finalis, diadakan pra-karantina selama dua hari yang mencakup kunjungan ke beberapa sponsor serta latihan-latihan intensif untuk mempersiapkan grand final. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan pihak sponsor sekaligus meningkatkan kemampuan para peserta.

“Tema yang diangkat sama dengan tema Dies Natalis, yaitu ‘Transformasi Keilmuan, untuk FSH Berkelanjutan’. Kami menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menjaga kesehatan, karena beberapa finalis mengalami penurunan kondisi fisik. Namun, alhamdulillah, saat grand final, semuanya berjalan dengan baik dan penuh semangat,” tambah Faidzuddaroini. Tema ini mencerminkan komitmen fakultas dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan yang relevan dan berkelanjutan. Tantangan kesehatan yang dihadapi para finalis merupakan ujian yang menuntut mereka untuk tetap menjaga stamina dan mental. Mereka diajarkan tentang pentingnya manajemen diri dalam situasi yang menekan, yang merupakan pelajaran berharga bagi kehidupan profesional mereka di masa mendatang. Kegigihan dan semangat juang para finalis selama masa persiapan menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Niswah Aulia Imawati, pemenang kategori wanita, juga mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian ini. “Pelaksanaan grand final berlangsung luar biasa! Saya dan teman-teman finalis berhasil menampilkan yang terbaik, baik dalam sesi speech maupun tanya jawab. Momen saat saya menjawab pertanyaan tentang asas equality before the law sangat berkesan dan menantang, tetapi berkat persiapan yang matang, saya bisa menjawabnya dengan baik. Suasana kekeluargaan di antara kami para finalis juga sangat terasa, saling mendukung satu sama lain,” ujarnya. Niswah menekankan bahwa meskipun ada elemen kompetisi, kerjasama dan rasa saling mendukung di antara finalis membuat pengalaman ini lebih berharga. Setiap peserta belajar untuk tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses dan hubungan yang dibangun selama acara. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun bersaing, mereka tetap memiliki rasa solidaritas yang tinggi, yang menjadi modal penting dalam membangun komunitas yang positif.

Niswah juga menjelaskan bahwa tahapan seleksi yang dijalaninya mencakup tes tulis mengenai wawasan umum, hukum, dan keagamaan, serta tes wawancara. “Persiapan yang saya lakukan cukup intensif, mulai dari mempelajari materi tentang tema duta, berlatih public speaking, hingga menjaga kondisi fisik dan mental. Tantangan terbesar adalah bagaimana cara membedakan diri dengan peserta lain dan menunjukkan keunikan yang saya miliki. Proses ini mengajarkan saya banyak hal, terutama tentang pentingnya kerja keras dan pantang menyerah,” ungkapnya. Pendekatan yang diambil Niswah dalam persiapan menunjukkan bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah; diperlukan usaha yang konsisten dan dedikasi yang tinggi. Ia berharap pengalaman ini dapat mendorong teman-teman mahasiswa lainnya untuk berani mengambil langkah maju dan mengejar impian mereka, terlepas dari tantangan yang mungkin dihadapi.

Kedua pemenang berharap dapat berkontribusi dalam mewujudkan tema Dies Natalis FSH yang ke-59. Faidzuddaroini menambahkan, “Saya ingin mewujudkan transformasi keilmuan yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.” Sementara itu, Niswah bertekad untuk menjadi Duta yang tidak hanya inspiratif tetapi juga relevan, dengan menciptakan program-program yang inovatif dan menarik minat generasi muda untuk terlibat dalam isu-isu sosial. Mereka menyadari bahwa sebagai duta fakultas, mereka memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan dan inspirasi bagi mahasiswa lainnya. Kedua pemenang berkomitmen untuk terus belajar dan mengembangkan diri, serta mengajak teman-teman mereka untuk berkontribusi dalam menciptakan perubahan yang positif di masyarakat.

Reportase: George As’ad
Redaktur: George As’ad
Desain Foto: Alya Luthfy Adzani