Column UINSA

MERAWAT JEJAK DIGITAL*

Oleh: Mujib Ridwan, S.Kom., M.T.
Kepala Jurusan Teknologi Fakultas Sains dan Teknologi UINSA Surabaya

*Paparan ini disampaikan pada kesempatan Apel Pagi Senin, 15 Januari 2024

****

Kita semua sedang berada pada dunia digital. Di mana dunia digital ini banyak memberikan dan menawarkan berbagai macam kemudahan dari sisi teknologi yang dapat kita manfaatkan dalam aktivitas kita sehari-hari.

Dalam beraktivitas di dunia digital, tentunya banyak jejak yang kita tinggalkan, baik sadar maupun tidak sadar. Jejak yang kita tinggalkan itu dapat memberikan gambaran, ataupun citra diri kita kepada orang lain. Dengan dukungan teknologi berbasis AI (Artificial intelligence), maka pola kita atau aktivitas yang kita lakukan di dunia digital itu dapat dengan mudah diperhatikan oleh orang lain.

Namun demikian, jejak-jejak itu selain memberikan manfaat bagi kita semua, juga ada hal-hal negatif yang perlu kita waspadai. Jejak-jejak yang kita tinggalkan dalam kita berselancar di dunia digital itu disebut sebagai jejak digital atau digital footprints.

Jejak digital atau bukti yang secara sadar atau tidak sadar kita tinggalkan selama minta beraktivitas di dunia digital. Yang mana jejak tersebut berpotensi untuk dicari, dicuri, disalin, dipublikasi, disebarluaskan, atau bahkan dimanfaatkan dan disalahgunakan oleh orang lain atau pihak-pihak yang berkepentingan.

Jejak digital, ada yang sifatnya aktif yaitu jejak yang memang sengaja kita tinggalkan, ketika kita mengunggah status, mengunggah video yang sengaja kita kirimkan di dunia internet. Termasuk pengisian formulir secara online. Itu juga meninggalkan jejak digital aktif yang dapat memberikan gambaran siapa kita di dunia digital.

Ada jejak digital pasif dan jejak digital yang tanpa kesadaran kita, tanpa kita ketahui itu kita tinggalkan di dunia internet. Seperti IP yang kita gunakan untuk berinternet, situs-situs yang kita akses, dan juga perangkat yang kita gunakan dari lokasi di mana kita mengakses itu merupakan jejak digital pasif yang dapat memberikan gambaran siapa kita kepada internet.

Jejak digital itu bermacam-macam. Mungkin yang sering kita lakukan adalah menelusuri situs- situs website, kemudian berinteraksi di sosial media, memberikan like and dislike, memberikan komentar, kemudian mengunggah foto, mengunggah video.

Dan juga beberapa yang termasuk jejak digital itu adalah riwayat pencarian kita. Dimana riwayat pencarian kita di dunia internet itu akan bisa memberikan rekomendasi-rekomendasi yang muncul di beranda kita. Termasuk transaksi kita aplikasi jual beli online, apa yang kita cari disana, apa yang kita transaksikan disana itu juga akan dapat kita lihat di beranda kita.

Oleh karena itu, jejak digital itu sangat penting untuk kita jaga. Ada 4 hal cara mengolah jejak digital. Yang pertama, kita harus memeriksa jejak digital kita sendiri. Apakah jejak digital kita ini termasuk jejak digital yang positif ataupun negatif. Bagaimana caranya? Kita bisa mengetikkan nama kita di search engine contoh google. Ataupun kita bisa melihat yang ada di beranda tiktok kita, yang ada di Instagram kita, yang ada di halaman utama Youtube kita, ataupun di facebook yang kita gunakan.

Kemudian yang kedua, cara melacak apakah jejak digital kita positif adalah dengan memperhatikan perangkat yang kita gunakan, mengatur privasi. Ketika kita melakukan search sebuah informasi, informasi itu siapa yang bisa mengakses, siapa yang bisa melihat itu juga penting.

Kemudian yang ketiga, cara merawat jejak digital kita adalah dengan melihat circle kita dalam bersosial media, berinteraksi di dunia digital tentunya kita berinteraksi dengan banyak orang, dengan banyak latar belakang. Apapun yang kita share di dunia digital itu dapat dengan mudah dilihat oleh orang lain. Kemudian orang lain juga akan memberikan respon terhadap apa yang telah kita berikan.

Kemudian yang terakhir, cara merawat jejak digital kita adalah berpikir positif atau berpikir kritis sebelum kita menshare sesuatu, sebelum kita menulis sesuatu, sebelum kita meninggalkan komentar, sebelum kita like dislike terhadap komentar orang lain.

Dengan merawat jejak digital kita dengan baik, maka citra diri kita juga akan menjadi baik. Keluarga kita juga akan mendapat gambaran yang baik. Marwah kampus kita UINSA tercinta juga akan positif. Yang tentunya pada akhirnya kita semua akan kembali kepada Sang Khalik dengan membawa predikat yang baik, khusnul khotimah.

Semoga kita semua bisa memberikan hal-hal yang positif didalam kita beraktivitas di dunia digital. Sehingga rekam jejak kita di dunia digital itu bisa memberikan hal-hal yang positif.

 

Redaktur: Nur Hayati
Kontributor: MN Cahaya