Artikel

Open Your Mind adalah komunitas yang berdiri pada 2019 dan bergerak dalam bidang kesehatan mental. Komunitas ini didirikan oleh salah satu mahasiswi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Mahasiswi tersebut bernama Sahda Salsabila Rosjadi atau biasa disapa dengan ‘Sahda’. Mungkin muncul pertanyaan, mahasiswi IAT kok bisa mendirikan organisasi yang berbasis kesehatan mental? Biasanya Mahasiswa Psikologi atau jurusan yang sejenisnya?

Usut punya usut, latar belakang Sahda mendirikan komunitas ini karena pada waktu itu ia sebagai penyintas penyakit bipolar (penyakit gangguan mental yang terjadi karena perubahan suasana hati secara drastis) sehingga merasakan cukup terganggu dalam beraktivitas. “Selain aku sebagai penyintas bipolar, urgensi akan kesehatan mental pada tahun 2019 kurang mendapatkan perhatian” ungkap Sahda dalam wawacaranya melalui via WhatsApp pada Rabu (21/2). Maka dari itu, Sahda ingin berbagi pengalaman dan ilmunya melalui komunitas Open Your Mind untuk membuka pemikiran mereka akan urgensi kesehatan mental.

Tentu saja Sahda tidak sendirian dalam membangun komunitas Open Your Mind. Sahda memulai membuka open recruitment batch 1 secara offline di Jember. Namun, hasil lapangannya tidak bisa maksimal karena minat volunteering masih sangat kecil di daerah domisilinya. Hal ini adalah tantangan pertama yang dialami Sahda dalam proses pendirian komunitas Open Your Mind. Semangat yang berkobar dalam dirinya tak padam begitu saja. Sahda tetap melanjutkan dengan menyongsong konsep baru yaitu melakukan open recruitment kembali secara online di laman instagramnya @openyourmind.indo dan memperluas wilayah ke seluruh Indonesia.

Usaha tidak akan mengkhianati hasil, akhirnya Sahda berhasil menambah peminat volunteer yang cukup mengisi susunan kepengurusan di Komunitas Open Your Mind. Open recruitment ini dilakukan setiap enam bulan sekali untuk satu kali kepengurusan. Apabila anggota tersebut ingin melanjutkan kepengurusan, maka ada program perpanjangan masa. Namun, hal itu dapat dilakukan setelah menunjukkan progress selama kepengurusannya.

Perkembangan mulai terlihat dari jumlah volunteer yang berminat dalam komunitas ini hingga open recruitmen batch 5 “Dulunya itu hanya ada empat divisi saja. Pada batch 5 ini berkembang menjadi tiga belas divisi,” jelasnya. Hal itu menunjukkan bahwa program kerja yang diusung dalam komunitas Open Your Mind sangatlah menarik, diantaranya program unggulan curhat gratis secara empat mata melalui via chat atau telepon, grup curhat ‘We Want to Hear’ untuk saling berbagi cerita dan menanggapi satu sama lain, mindears titip salam, webinar Sharing and bonding, ‘student ambassador, ‘sharing and caring melalui live di Instagram, campaign untuk merayakan Hari Kesehatan Mental se-Dunia pada 10 Oktober, anniversary Open Your Mind, studi banding antar komunitas atau organisasi di Indonesia, dan masih banyak lagi.

Salah satu program kerja Yayasan Open Your Mind yaitu studi banding di Kota Jember. (Sumber: Dokumen Pribadi)

“Salah satu program kerja yang berkesan bagi aku adalah studi banding dengan komunitas lain karena program ini dilakukan baik secara online di zoom dengan sistem breakout room sesuai dengan peminatannya maupun offline di daerah-daerah tertentu. Jadi, aku bisa belajar dan diskusi bareng dengan orang-orang yang sejalur. Selain itu, bisa mengetahui perbedaan lingkungan antara komunitas Open Your Mind dengan komunitas lain yang berfokus kesehatan mental,” ujar Zahra, salah satu volunteer komunitas Open Your Mind.

Tekad Sahda untuk mengembangkan komunitas Open Your Mind tidak main-main setelah meninjau perkembangan pesat yang terjadi. Sahda saat ini menaikkan level komunitas menjadi yayasan dengan beberapa pertimbangan. Pertama, supaya masyarakat luas lebih mengetahui bahwa ada sekelompok orang yang peduli akan kesehatan mental. Kedua, akan dibuka program magang secara resmi dengan adanya sertifikat yayasan sehingga bermanfaat untuk melamar pekerjaan kedepannya. Ketiga, melegalkan komunitas menjadi yayasan agar banyak pihak sponsorship yang membantu dalam mengembangkan Open Your Mind dan dapat berkolaborasi dengan pembicara-pembicara hebat seperti ahli psikologi atau psikiater sehingga mengundang keterpercayaan di mata masyarakat.

“Semoga dengan naiknya level menjadi yayasan ini, bisa menambah keterpercayaan masyarakat terhadap Open Your Mind dan bersama-sama berkontribusi untuk Indonesia dalam bidang kesehatan mental,” harap Sahda di akhir wawancaranya. (Nur Maliyah Nisa Mardiyah – Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat)