Berita

Yogyakarta, 19 Oktober 2024 – Tiga mahasiswa dari Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya berhasil menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional dengan meraih juara harapan 2 dalam Lomba Esai Sharia Finance Expo 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UINSUKA) Yogyakarta. Kompetisi ini dilaksanakan dalam format hybrid, dengan tahapan penyisihan dilakukan secara online, dan babak grand final berlangsung secara offline di UIN Sunan Kalijaga pada 19 Oktober 2024.

Tim UINSA yang beranggotakan Nur Windi Dwi Pertiwi (Hukum Ekonomi Syariah), Rifki Putra Nurdiansyah (Hukum Pidana Islam), dan Abu Yazid Al Bustomi (Hukum Ekonomi Syariah) tampil sebagai salah satu peserta terbaik melalui esai mereka yang berjudul “Judi Online: Menelaah Ancaman Terhadap Produktivitas Ekonomi Indonesia Dalam Perspektif Hukum Positif dan Maqashid Syariah.” Dalam esai ini, mereka mengangkat gagasan mengenai dampak judi online terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ide tersebut menarik perhatian dewan juri karena mampu menyajikan perspektif regulasi hukum positif dan maqashid syariah sebagai prinsip dasar ekonomi Islam.

Windi, yang bertindak sebagai ketua tim, menyampaikan bahwa motivasi awal mereka mengikuti lomba ini semata-mata untuk mengasah keterampilan menulis dan berpikir kritis, tanpa menaruh ekspektasi tinggi terhadap hasil akhir. “Pada awalnya, kami mengikuti lomba ini hanya untuk belajar dan mengukur kemampuan kami di bidang penulisan esai. Kami sama sekali tidak mengira bisa masuk final, apalagi meraih posisi juara,” ujar Windi.

Lomba ini terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu penyisihan naskah esai, presentasi video, dan babak grand final. Tahap pertama berupa seleksi naskah, di mana hanya 15 tim terbaik yang berhasil melaju ke babak berikutnya. Tim UINSA sempat berada di posisi ke-13 pada tahap penyisihan naskah, namun semangat mereka tidak surut. Dengan persiapan yang matang, mereka berhasil meningkatkan performa pada tahap kedua, yakni presentasi video. Tidak disangka, tim UINSA berhasil mencatatkan nilai tertinggi untuk video presentasi, yang membawa mereka ke posisi ketiga di antara lima tim terbaik yang berhak tampil di grand final.

“Kami sangat terkejut bisa masuk ke posisi ketiga setelah sebelumnya berada di urutan ke-13. Ternyata, nilai video kami yang tertinggi. Hal itu menjadi dorongan besar bagi kami untuk terus meningkatkan kemampuan,” ungkap Windi. Setelah lolos ke tahap final, mereka pun mendapatkan bimbingan intensif dari dosen pembimbing serta kakak tingkat yang berpengalaman di bidang penulisan esai. Dukungan tersebut semakin memperkuat persiapan mereka menjelang grand final.

Pada babak grand final yang digelar secara offline di kampus UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, tim UINSA harus bersaing dengan empat tim terbaik lainnya dari berbagai universitas ternama, yaitu UIN Sunan Kalijaga (UINSUKA), Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSA), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Brawijaya (UB). Persaingan ketat di babak ini semakin menantang, terutama ketika tim UINSA mendapat giliran terakhir untuk melakukan presentasi di hadapan dewan juri. Meskipun tampil di urutan terakhir, Windi dan timnya tetap tenang dan mampu menyampaikan materi dengan maksimal, disertai dengan jawaban yang lancar dan meyakinkan pada sesi tanya jawab.

“Kami merasa presentasi berjalan dengan baik, dan harapan untuk bisa meraih posisi puncak semakin besar setelah berhasil melewati sesi tanya jawab dengan lancar,” cerita Windi. Namun, hasil akhir menunjukkan bahwa tim UINSA harus puas dengan gelar juara harapan 2. Meski begitu, mereka tetap merasa bangga dan bersyukur atas pencapaian tersebut.

Windi mengakui bahwa rasa kecewa sempat menghampiri, terutama karena mereka merasa sudah memberikan yang terbaik dalam kompetisi ini. “Jujur, kami sempat merasa kecewa karena berharap bisa meraih peringkat pertama. Namun, setelah merenungkan kembali, kami menyadari bahwa pencapaian ini sudah luar biasa mengingat perjalanan kami yang penuh tantangan,” ungkap Windi. Ia juga menyatakan bahwa perjuangan untuk mencapai titik ini tidaklah mudah. Selain fokus pada persiapan lomba, mereka harus mampu membagi waktu dengan berbagai kegiatan akademik dan organisasi, serta tugas-tugas dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang mereka ikuti. “Kesibukan kuliah, tugas UKM, dan persiapan lomba membuat kami harus pintar-pintar mengatur waktu. Tidak jarang kami harus latihan hingga larut malam atau mencuri waktu di sela-sela kesibukan akademik,” jelas Windi. Meskipun demikian, pengalaman ini justru memperkuat solidaritas dan semangat tim. Mereka merasa prestasi ini menjadi langkah awal yang baik sebagai mahasiswa baru di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya.

Capaian ini menjadi bukti bahwa kerja keras, komitmen, dan semangat belajar yang konsisten mampu membawa mahasiswa UIN Sunan Ampel bersaing di tingkat nasional. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi tim, tetapi juga bagi fakultas dan universitas yang selalu mendukung pengembangan potensi mahasiswa di berbagai bidang, termasuk kepenulisan dan ekonomi syariah. Dengan pencapaian ini, tim Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya membuktikan bahwa mahasiswa baru pun dapat memberikan kontribusi signifikan di kancah nasional, memperlihatkan bahwa semangat dan dedikasi dapat menghasilkan prestasi yang membanggakan.

Reportase: George As’ad
Redaktur: George As’ad
Desain Foto: Alya Luthfy Adzani