Berita

Pada 5 Oktober 2024, Ahmad Fariza Abdullah salah satu mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) berhasil menuai prestasi sebagai salah satu presenter di acara International Conference on SIIR Santrenedua yang bertajuk “Pemikiran Santri & Khazanah Pesantren Nusantara” yang digelar pada 5-6 Oktober 2024 oleh PC ISNU Ponorogo yang bekerja sama dengan PW ISNU Jawa Timur dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024. Acara ini digelar di pendopo agung Kabupaten Ponorogo sebelum pada akhirnya beralih menuju INSURI Ponorogo pada saat dilaksanakannya sesi presentasi yang di bagi menjadi beberapa room.

Acara ini bersifat gratis yang digagas guna mengajak para akademisi maupun santri untuk kembali mengupas dan mengembangkan gagasan-gagasan besar dari pesantren yang mampu berkontribusi terhadap masyarakat dan negeri.

Pada acara ini, akan dihidangkan beberapa karya jurnal dari para akademisi yang berhasil lolos seleksi untuk dijadikan sebagai bahan diskusi. Adapun isu yang diangkat dalam acara ini terbilang beragam mulai dari beberapa isu klasik hingga kontemporer seperti validitas tafsir AI. Adapun jumlah karya jurnal yang berhasil mengunci tiket lolos seleksi hanya berjumlah 60 dari 109 jurnal yang telah disetorkan, salah satunya ialah karya dari Fariza Abdullah.

“Menurut saya acara ini diadakan agar santri diajarkan menjadi seorang akademisi tidak hanya sekedar klasik,” jelas Fariza saat dalam sesi wawancara offline (16/10).

Ia sendiri mengaku bahwa semua ini bermula dari iseng semata saat mengikuti acara tersebut, beliau juga tidak menyangka bahwa artikel jurnal yang dikirimnya berhasil menyita hati para penyeleksi sehingga karyanya berhasil bersanding dengan beberapa karya hebat lainnya yang lolos seleksi. Uniknya dari sekian banyak presenter yang lolos hanya ia satu-satunya mahasiswa yang belum memiliki gelar yang berkesempatan menjadi presenter dalam acara tersebut.

Ia juga mengaku bahwa artikel yang dikirim itu bermula dari MBKM yang sempat dibaca oleh dua mentornya. Syukurnya karya itu mendapat respons positif, sehingga dari hal ini ia semakin yakin untuk mengirimkan karyanya pada acara simposium tersebut. Selain juga karena sebenarnya ia ingin berdiskusi dengan para pakar untuk menambah ilmu dan pengalaman baru. 

Foto bersama Prof. Aksin Wijaya, pakar tafsir dari IAIN Ponorogo. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pada saat mempresentasikan artikelnya kepada panelis di sebuah ruangan yang telah disediakan, panelis mengaku bahwa dari sekian banyak presenter yang telah beliau simak, baru kali ini pembahasan yang diangkat dinilai sangat menarik, sehingga mendapat perhatian lebih dari para presenter lainnya dan menuai pujian langsung dari panelis. Kebetulan pada saat itu yang menjadi panelis ialah Dr. Iswahyudi M.Ag. seorang pakar filsafat dari IAIN Ponorogo. 

“Beliau bilang kalau saya dapat ilmu baru,” ujar Fariza saat dalam sesi wawancara.

Tidak hanya berhenti di situ, selain mendapat respons positif dari panelis, artikel Fariza rupanya juga mendapat respons yang senada dari beberapa teman baru ia seusai presentasi, bahkan di antaranya ada yang ingin untuk mengajak kolaborasi di lain hari.

Adapun judul artikel yang ia kirim pada saat itu ialah “Antropomorfisme dalam Taqrirat Jauhar al-Tauhid: Analisis Sosiolinguistik Kyai Haji Maimun Zubair” di mana beliau berkiblat pada teori Labov Waletzky. Artikel yang ia gagas merupakan kajian tafsir terhadap non tafsir, yang ini dinilai sangat jarang dikaji oleh para santri entah memang belum tahu atau memang masih kolot terhadap pemikiran klasik. Harapannya melalui artikel jurnal ini ialah untuk merajut ruang baru dalam memahami kembali makna tafsir agar tidak terisolasi oleh pemikiran jumud yang lahir dari rahim para pemikir klasik.

Satu kutipan dari Dr. Iswahyudi M.Ag. yang disampaikan oleh Fariza di penghujung wawancara ialah,“Sebetulnya semuanya baik yang sudah memiliki gelar maupun tidak itu sama saja, yang penting ada data dan memiliki analisa yang tepat.”

Penulis: Abdullah
Editor: Khalimatu Nisa