Berita

KUKUHKAN EMPAT GURU BESAR, UINSA GENAP MILIKI 100 PROFESOR

UINSA Newsroom, Kamis (29/02/2024); Pengukuhan Empat Guru Besar UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya resmi digelar pada Kamis, 29 Februari 2024. Bertempat di Gedung KH. Saifuddin Zuhri Kampus A. Yani UINSA Surabaya, pengukuhan ini menggenapi jumlah Guru Besar UINSA Surabaya menjadi 100 orang.

Adapun empat Guru besar yang dikukuhkan pada prosesi sidang terbuka Senat akademik kali ini adalah Prof. Dr. H. Aan Najib, M.Ag., Guru Besar Bidang Ilmu: Ulumul Qur’an; Prof. Dr. Samsul Maarif, M.Pd., Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Islam; Prof. Dr. H. Abd Syakur, M.Ag., Bidang Ilmu Akhlaq Tasawwuf; dan Prof. Dr. H. M. Yunus Abu Bakar, M.Ag., Bidang Ilmu Pemikiran Pendidikan Islam.

Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan, bahwa jabatan Guru Besar secara administratif memang pangkat terakhir dalam profesi dosen. Namun, bukan akhir dari penunaian tanggungjawab akademik dari seorang dosen.

Rasa syukur atas capaian jabatan Guru Besar menurut Rektor, harus diwujudkan dalam tiga hal. Pertama, memperbanyak shodaqoh jariyah. Kedua, penunaian tanggungjawab akademik. Ketiga, terus memproduksi karya ilmiah.

“Mohon dengan segala hormat, setelah menjadi Guru Besar kelas jangan diasistenkan. Ajar sendiri,” ujar Prof. Muzakki. Karena menurut Rektor, kemuliaan perguruan tinggi salah satunya ditopang oleh seberapa intens para guru besar mengajar di kelas.

Pada prosesi pengukuhan, para guru besar berkesempatan menyampaikan orasi ilmiah sesuai bidang keilmuan masing-masing. Orasi pertama disampaikan Guru Besar UINSA ke-97, Prof. Dr. H. Aan Najib, M.Ag., dengan judul “Respon Generasi Milenial Terhadap Kajian Tafsir Al Quran.” Dalam orasi ini disampaikan tentang bagaimana generasi milenial membaca dan mengkonsumsi produksi pemikiran tafsir Alquran.

Prof. Dr. Samsul Maarif, M.Pd., Guru Besar ke-98 dalam orasinya menjelaskan tentang bagaimana menjaminmutukan Pendidikan Islam dengan menyertakan instrumen karakter. Selanjutnya Guru Besar ke-99, Prof. Dr. H.Abd Syakur, M.Ag., menyoroti tentang banyaknya orang yang saat ini mengalami nestapa kehidupan modern.

“Beliau memasukkan instrumen akhlak tasawuf untuk membenahi, melakukan perbaikan pada kehidupan warga masyarakat dan individu,” ujar Prof. Muzakki memberikan highlight.

Prof. Dr.H.M. Yunus Abu Bakar, M.Ag., Guru Besar ke-100 menutup orasi ilmiah dengan paparan terkait perbandingan pemikiran dua tokoh besar, yakni KH. Salim Zarkasyi dan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari.

“Beliau memasukkan peradaban Islam sebagai instrumen untuk melihat bagaimanakah kemudian para tokoh kita, kyai kita membangun kemasyarakatan yang ada di tengah-tengah masyarakat dengan kemampuan menggerakkan gagasan,” imbuh Prof. Muzakki.

Rektor yang juga Guru Besar UINSA bidang Sosiologi tersebut juga berpesan pada keempat guru besar agar menularkan keberhasilan di bidang akademik kepada rekan-rekannya. “Mari kita gunakan, kita syukuri semua yang Allah berikan kepada kita semua. Kemuliaan panjenengan berempat juga kemuliaan UIN Sunan Ampel Surabaya,” tukas Prof. Muzakki. (Nur/Humas)

Redaktur: Nur Hayati
Foto: MN. Cahaya
Highlight: Rian