Berita

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) kembali menorehkan prestasi dalam event IQMA Skill Competition 2025. Prestasi yang diraih oleh mahasiswa Program Studi Studi Agama Agama (SAA) asal Makassar kali ini dalam bidang non akademik. Wafa Mutiah Zahrah, atau kerap disapa Wafa menjadi mahasiswa semester 2 yang berhasil meraih kejuaraan dalam event IQMA Skill Competition 2025. Ia mendapat juara 2 dari sekian peserta yang mengikuti lomba dalam event tersebut. 

Menjadi mahasiswa baru, bukan berarti menjadi penghalang Wafa untuk menunjukkan bakat yang ia miliki. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tak selalu menau dalam bidang akademik. Segala bentuk kemampuan yang berasal dari hobi ataupun skill yang diasah, dapat menjadi sebuah prestasi membanggakan yang layak ditorehkan ke khalayak masyarakat. Prestasi ini ternyata berawal sejak Wafa kecil selalu memiliki ambisi dan antusiasme dalam perlombaan Dai /ceramah. 

Musabaqah Dai Muda ini merupakan ajang yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ikatan Qori’ Mahasiswa (IQMA). Acara ini diselenggarakan di Gedung SAC atau Students Academc Centre. 

Kejuaraan ini bukan menjadi satu-satunya yang ia dapatkan, ia juga berhasil meraih kejuaraan dalam ajang Festival Ma’had Al-Jamiah UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam sesi wawancara dengan penulis via daring, ia mengatakan bahwa ia sangat tertarik dengan lomba ini karena ia ingin berbagi ilmu pada masyarakat sekaligus mengasah bakat yang ia miliki sejak kecil. “Saya selalu ingin berusaha m3ngasah bakat saya dan bisa melangkah lebih baik dengan cara berdakwah,” ujarnya. 

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pastilah diperlukan perjuangan dalam berlatih. Wafa tetap berlatih setiap hari meski ia tahu bahwa hal itu sudah ada padanya. Ia juga sedikit membagikan kisah perjuangannya dalam persiapan perlombaan ini. Menurutnya, hal paling berat terletak pada jangka waktu yang pendek serta bahan materi yang ternyata sudah ditentukan dari pihak panitia. “Otomatis harus membuat materi yang berbeda,” ungkapnya dalam lika-liku perlombaan. 

Di tengah kesibukannya mempersiapkan persiapan yang matang, ia juga harus menyeimbangkan dengan kondisi akademiknya dalam dunia perkuliahan. Hal ini karena merupakan tujuan pokok mengapa ia menginjakkan kakinya dalam sebuah universitas. Bakat tetap berjalan sambil menimba ilmu dalam dunia perkuliahan. 

Dokumentasi Wafa dalam Perlombaan Musabaqah Da’i Muda IQMA Skill Competition. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah berbagai kesulitan berhasil ia lewati, ia mengaku senang dan bersyukur atas hasil yang ia impikan. Ia percaya bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha yang dilandasi dengan niat. Kebahagiaan tak membuatnya lupa akan pengalaman berharga yang terus ia jadikan pembelajaran bagi dirinya dan inspirasi bagi orang lain.

Menurut narasumber, perlombaan berlangsung secara luring. Meski rasa cemas selalu menghampiri, ia tetap berusaha tenang agar dapat tampil percaya diri. Wafa juga mengungkap bahwa ia berusaha menyempatkan latihan di waktu senggangnya. Hal ini bukan termasuk hal yang mudah karena tepat dengan masa-masa Ujian Tengah Semester (UTS). Ia juga berusaha agar tetap tenang sambil mempersiapkan persiapan yang matang. 

“Cara saya me-manage waktu dengan cara memposisikan waktu kegiatan pribadi dengan kegiatan kampus, semisal selesai salat saya harus membaca teks lomba untuk mudah dihafalkan, jadi kegiatan pribadi saya atau kegiatan kampus tidak terganggu,” ungkapnya selama sesi wawancara berlangsung. 

Di akhir sesi wawancara, Wafa menyampaikan kesan dan pesannya terhadap perlombaan ini. Untuk kesannya, ia menyampaikan bahwa ia merasa mendapatkan banyak ilmu yang berharga, serta pengalaman dan juga relasi. Sedangkan untuk pesannya, ia menyampaikan bahwa kegagalan merupakan pembelajaran dan bukan sebagai bahan penyesalan untuk tidak maju. “Jika kamu gagal 1000 kali, maka kamu harus bangkit 1001 kali,” ungkapnya. Ia percaya bahwa keberuntungan itu dilihat dari bagaiamana usaha yang sudah ia kerahkan unit sepenuh jiwa, bukan dari siapa yang juara karena ini merupakan bagian dari bonus. 

Penulis: Nathasya Putri Aprilian
Editor: Khalimatu Nisa