UINSA Newsroom, Senin (07/11/2022); UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia dalam program K4C (Knowledge for Change) UNESCO Chair in Community-Based Research and Social Responsibility in Higher Education. Dalam kesempatan ini, UINSA mengirim tiga dosen yaitu Zaky Ismail, M.S.I., Muhammad Andik Izzuddin, MT., dan Wiga Alif Violando M.P., M.Sc., mengikuti MTP (Mentor Training Program) ke-8 selama 6 hari mulai Senin, 31 Oktober sampai Sabtu, 5 November 2022. Bertempat di International Youth Centre (IYC), Cheras, Kuala Lumpur, Malaysia, kegiatan ini fokus pada metode dan pendekatan penelitian Community Based Participatory Research (CBPR.
Hari pertama pembukaan dihadiri langsung dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Kerajaan Malaysia yang diwakili Dato’ Jana Santhiran Muniayan. Hadir pula Prof. Emeritus Dr. Budd Hall, Dr. Rajesh Tandon, serta masing-masing perwakilan dari UVIC dan PRIA yang menjadi fasilitator dari kegiatan ini. Selain Indonesia, hadir pula mentor dari K4C hub negara lain, seperti India, Itali, Irlandia, Mexico, dan beberapa delegasi K4C hub negara lain dengan total jumlah 30an peserta.
Para peserta MTP angkatan ke-8 mendapatkan materi yang detail dan aplikatif. Mulai dari sejarah CBPR sampai pada bagaimana mengaplikasikan metode CBPR pada komunitas masing-masing mentor. Dengan menggunakan teknik pelatihan adult education, keterbukaan, kebersamaan, kekompakan, dan keberanian untuk menyampaikan pendapat dan gagasan sangat diutamakan.
Peserta dari berbagai negara bekerjsama untuk mendesain dan merancang field study berbasis CBPR pada komunitas dampingan masing-masing. Sehingga best practices tersebut dapat menjadi rencana strategis yang mampu memberikan solusi bagi komunitas dampingan untuk lebih berdaya dan keluar dari permasalahan yang selama ini dialami.
“Kesan mendalam setelah mengikuti pelatihan ini adalah bagaimana pentingnya peneliti yang berperan sebagai fasilitator mampu memberikan kepercayaan kepada komunitas bahwa permasalahan yang dihadapi dapat disolusikan melalui pemetaan dan kerjasama berbagai pihak yang terkait. Bahwa semua individu dalam komunitas memiliki peran dalam keberhasilan program, dan pentingnya local leader yang nanti mampu melanjutkan proses perubahan pasca pendampingan oleh fasilitator,” ujar Muhammad Andik Izzuddin, MT., salah seorang perwakilan UINSA Surabaya.
Dosen Prodi Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi UINSA Surabaya tersebut juga menjelaskan, bahwa Metode CBPR yang didapatkan dalam pelatihan ini diharapkan mampu memberikan warna dalam pola pengabdian kepada masyarakat di UINSA Surabaya. Baik melalui penelitian pengabdian masyarakat secara mandiri oleh dosen, maupun dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) di bawah kendali LP2M UINSA Surabaya.
“K4C UIN Sunan Ampel Surabaya sebagai bagian dari K4C hub internasional menjadi kepanjangantangan LP2M UIN Sunan Ampel Surabaya untuk membawa isu dan metode pemberdayaan masyarakat dalam rangka mempertegas 5 pilar yang digagas oleh Rektor UINSA as an Islamic Sociopreneur University pada tahun 2023,” imbuhnya.*