Berita

UINSA Newsroom, Jumat (15/11/2025); Kerjasama Pelaksanaan Kepaniteraan Community Medicine Wahana Pendidikan Fakultas Kedokteran UIN Sunan Ampel Surabaya resmi dilakukan ditandai dengan penandatanganan MoU dengan Pusat Kesehatan Pesantren (Puskestren) di Jawa Timur. Ceremony penandatanganan MoU ini digelar di Ruang Meeting lt. 3 Gedung Terpadu Kampus Gunung Anyar UINSA Surabaya pada Kamis, 14 November 2024.

Terdapat tiga Pengurus Puskestren yang berkesempatan melakukan tandatangan MoU pada kesempatan ini. Yakni PP AS Salafi Al Fitrah Surabaya, PP Zainul Hasan Genggong Probolinggo, dan PP Amanatul Ummah Surabaya. Turut hadir mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Kepala Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, drg. Candra Kusumawardhani.

Wakil Rektor bidang Akademik dan Kelembagaan, Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M.Ag., dalam sambutan mewakili Rektor menyampaikan, bahwa inisiatif dibukanya Fakultas Kedokteran di UINSA adalah dalam rangka melengkapi doa yang senantiasa dipanjatkan dalam shalat.

Salamatan fid diin, sudah ada fakultas ushuluddin. Barokatan fir rizqi, ada Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Islam. Lalu ada Ziyadatan fil ilmi, ada Fakultas Tarbiyah. Yang belum satu saja, waafiyatan fil jasad,” ujar Prof. Ali Mudlofir.

Semangat waafiyatan fil jasad ini juga didorong dari kesadaran sejarah UINSA yang lahir atas inisiatif dan kontribusi para ulama. Sehingga fakultas kedokteran UINSA akan difokuskan pada problem kesehatan pesantren. “Maka, Bapak-Bapak Gus-Gus Pemangku Pesantren dihadirkan, diundang dalam rangka untuk mewujudkan cita-cita para pendiri UINSA yang tidak lain adalah para kyai,” imbuh Prof. Ali Mudlofir.

Prof. Ali Mudlofir juga menjelaskan, bahwa dibukanya Fakultas Kedokteran di UINSA diharapkan dapat menjadi sarana kebaikan bagi generasi masa depan. “Jika dahulu par kyai sudah menanam tanah untuk fakultas keagamaan normatif. Maka, generasi sekarang kita akan menanam ‘pohon kelapa-kelapa’ baru dalam bentuk Fakultas Kedokteran agar generasi mendatang yang nanti akan memetik buahnya,” tegas Prof. Ali Mudlofir menganalogikan.

Dekan Calon Fakultas Kedokteran UINSA, dr. Hidayatullah, Sp.N., dalam laporannya menegaskan, bahwa proses perijinan fakultas kedokteran UINSA telah dimulai hampir satu setengah tahun dengan distingsi di bidang kesehatan lingkungan pesantren.

“Mungkin sudah ada FK-FK swasta yang baru dan juga berinteraksi dengan kesehatan pesantren. Tapi yang dilakukan oleh UIN Surabaya ini nanti lebih khusus lagi tentang kesehatan di Masyarakat Pesantren,” tegas dr. Hidayatullah.

Dalam kesempatan ini para perwakilan pesantren juga diberikan kesempatan menyampaikan testimoni. Apresiasi dan harapan baik untuk dibukanya Fakultas Kedokteran di UINSA pun disampaikan. Salah satunya disampaikan Kepala Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, drg. Candra Kusumawardhani. Mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, ia menyampaikan rasa syukur akan dibukanya Fakultas Kedokteran di UINSA Surabaya.

Disampaikan drg. Candra, bahwa di Kota Surabaya terdapat sekitar 68-70 Pondok Pesantren yang terdapat santri menginap dari sekitar 90 pesantren. “Ada sekitar 27 Puskestren di Surabaya. Harapan kami dengan adanya bimbingan juga dari Fakultas Kedokteran di UINSA kelak akan lebih banyak pondok pesantren yang memiliki Puskestren sehingga santri husadanya nanti akan terbina dan kegiatan promotif preventif akan lebih baik,” ujar drg. Candra. (Nur/Humas)

Redaktur: Nur Hayati
Foto: MN. Cahaya