Berita

UINSA Newsroom, Selasa (19/09/2023); UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya khususnya Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) mengadakan International Conference yang mengangkat tema, “Forging a Harmonius Future World through Da’wa and Comunication Aligned with Global Strategic Trend,” di Gedung Amphitheater UINSA pada 19-20 September 2023.

Acara dibuka dengan performance dari Angklung Kolintang yang dipersembahkan mahasiswa FDK UINSA Surabaya. Prof. Dr. Ali Mudiofir, M.Ag., dalam sambutan mewakili Rektor UINSA menjelaskan, bahwa FDK UINSA diharapkan hadir untuk mendekatkan jarak antara liberalisme dan fundamentalisme.

Hari pertama kegiatan, dibagi dalam dua sesi. Pertama diisi Dr. Abdullah Faqih, M.A, M.Ed., selaku Head of Sub-Directorate of Academic Development Ministry of Religion dengan tema “Shaping the Future of World Harmony through Da’wah and Communication.” Pemateri kedua yaitu Dr. Wisut bin Laten selaku Director for Academic and Waqqaf Management Affairs, Central Islamic Committee of Thailand dengan tema “The Dynamics of Da’wah in the Pathological Society.” Selanjutnya yaitu Prof. Dr. Ali Nurdin, M.Si., selaku Professor of Communication Studies UINSA dengan tema “Inclusive Communication to Shape the World Harmony.”

“Islam berada dibawah jaminan hukum yang diundangkan bagi Umat Islam, khususnya tahun 1997. Dari hal tersebut diharapkan Umat Islam menjadikan masjid sebagai pusat sosialnya sebagaimana mereka menjadikan pusat ketaatan yang nantinya akan timbul persatuan, keakraban dan persaudaraan dan semua itu yang menjadi kekuatan bangsa,” ujar Dr. Wisut bin Laten dalam pemaparan materinya.

Hal tersebut selaras dengan pemaparan materi yang disampaikan Prof. Ali Nurdin tentang Unveiling Disabilities, Building Harmony in Diversity. Dimana ia menyampaikan, bahwa Kontruksi manusia terhadap lingkungannya bukan karena bentuk tubuhnya dan disabilitas yang dimiliki. “Oleh karena itu, permasalahan penyandang disabilitas itu adalah bagian dari problem kemanusiaan secara global. Penyandang disabilitas memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sehingga kita harus bisa memeluk merek. Sehingga nantinya akan tercipta persatuan dan keakraban dengan membuka tabir keterbatasan,” ujarnya.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi 2 yang diisi Prof. Dr. Syaikh Salim ‘Alwan Husaini selaku Chairman of Darul Fatwa Australia dengan tema yang diusung yaitu “Inclusive Da’wah to Shape the World Harmony.” (Aul/Magang23)

Penulis: Aulia
Redaktur: Nur Hayati
Foto: Tim Humas