Delapan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya diberangkatkan ke Thailand dalam program student mobility yang dimulai pada 7 Juli 2025 dan akan berlangsung hingga 1 Agustus 2025. Keberangkatan ini merupakan kelanjutan dari kerja sama internasional antara UINSA dengan Al-Hidayah Waqf Foundation for Education and Social Development,Thailand, yang telah terjalin sejak tahun sebelumnya. Setelah melalui proses seleksi yang ketat, akhirnya terpilih delapan mahasiswa terbaik dari berbagai program studi di lingkungan FSH yang dinilai siap secara akademik maupun mental untuk mengikuti program ini.
Kedelapan mahasiswa tersebut adalah Garnetta Liya Widyanti dari prodi Hukum Tata Negara (semester 7), Najwa Zulfa Aprilinda dari prodi Hukum Keluarga Islam (semester 4), Akmal Nashrillah dari prodi Perbandingan Mazhab (semester 4), Muhammad Aunir Rofrofil Ukhoidhori dari prodi Hukum Keluarga Islam (semester 4), Nur Cholilah dari prodi Hukum (semester 4), Kirana Salsabila Citra Wijaya dari prodi Hukum (semester 4), Rani Sufanah Nurul Islam dari prodi Ilmu Falak (semester 4), dan Izzatul Bariyah dari prodi Hukum Peradilan Islam (semester 4). Mereka didampingi oleh seorang dosen pembimbing yaitu Prof. Dr. Nur Lailatul Musyafa’ah, Lc, M.Ag.
Program student mobility ini bertujuan memperluas wawasan akademik mahasiswa, memperdalam pemahaman lintas budaya dan hukum, serta membangun jejaring internasional di antara komunitas akademik Islam Asia Tenggara. Para peserta diberangkatkan dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya melalui Terminal 2 pada pukul 05.00 WIB. Mereka kemudian transit di Kuala Lumpur pada pukul 08.30 waktu setempat. Selama transit, mereka meluangkan waktu untuk beristirahat dan mempersiapkan diri sebelum melanjutkan penerbangan kedua menuju Hat Yai, Thailand. Penerbangan dari Kuala Lumpur ke Hat Yai dijadwalkan pukul 14.55 waktu Malaysia dan tiba pada pukul 15.05 waktu Thailand.
Setibanya di Bandara Internasional Hat Yai, para peserta disambut hangat oleh dua mobil penjemput yang dikirim langsung oleh pihak Yayasan Waqf Al-Hidayah. Perjalanan dilanjutkan menuju kantor pusat yayasan yang terletak tidak jauh dari kawasan bandara. Di sana, mereka disambut oleh Ketua Yayasan, Dr. Abdul Meatam, beserta para pengurus lainnya. Sambutan berlangsung secara informal namun hangat, mencerminkan hubungan baik yang telah terjalin antara UINSA dan pihak yayasan.
Selama dua Malam, mereka tinggal di kantor yayasan sebagai tempat transit sebelum nantinya masing-masing akan ditempatkan di sekolah atau lembaga mitra sesuai ketentuan dari yayasan al Hidayah. Dosen pendamping, Prof. Nur Lailatul Musyafa’ah, memberikan arahan terkait pentingnya menjaga etika, sopan santun, dan kesungguhan dalam menjalankan amanah akademik selama berada di negeri orang. Ia juga menekankan pentingnya menjaga nama baik almamater serta menyerap sebanyak mungkin ilmu dan pengalaman dari komunitas lokal yang sangat kaya akan nilai-nilai sosial dan keislaman.
Program student mobility ini dirancang dengan sangat matang dan telah disesuaikan dengan kebutuhan akademik serta kondisi sosial masyarakat Thailand selatan, khususnya di wilayah Hat Yai dan sekitarnya. Selama hampir satu bulan, para mahasiswa akan menjalani serangkaian kegiatan yang meliputi observasi lapangan, pengabdian masyarakat, diskusi ilmiah, serta pembelajaran lintas budaya dan bahasa. Beberapa dari mereka akan ditugaskan untuk membantu pengajaran di madrasah, melakukan riset tentang praktik hukum Islam di komunitas Muslim minoritas, serta turut serta dalam kegiatan sosial yang dijalankan oleh yayasan, seperti program pendidikan, tahfidz Al-Qur’an, dan kegiatan lainnya.
Di akhir program ini para mahasiswa akan diminta menyampaikan hasil pengamatan mereka dalam bentuk laporan akademik dan makalah ilmiah yang mereka hasilkan selama kegiatan sebagai bentuk pertanggungjawaban akademik. Diharapkan dari kegiatan ini lahir berbagai insight baru dan kolaborasi lanjutan dalam bentuk riset atau program pengabdian masyarakat lintas negara.
Keberangkatan ini bukan hanya menjadi pengalaman internasional pertama bagi sebagian besar peserta, tetapi juga menjadi batu loncatan penting bagi FSH UINSA dalam upaya internasionalisasi kampus. Program ini diharapkan dapat terus berlanjut di masa mendatang, tidak hanya ke Thailand, tetapi juga ke negara-negara lain yang memiliki potensi kerja sama dalam bidang pendidikan, hukum, dan keislaman. Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa UINSA memiliki kualitas dan potensi untuk bersaing di ranah global dan mampu memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan umat.
Para peserta mengungkapkan rasa syukur dan semangat mereka dalam mengikuti program ini. Bagi mereka, ini adalah kesempatan emas untuk mempelajari realitas sosial dan budaya baru tentang Islam minority di luar negeri, serta membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia, mampu tampil di kancah internasional dengan percaya diri dan kompeten. Sebagaimana disampaikan oleh salah satu delegasi, “Kami tidak hanya ingin belajar, tetapi juga berbagi ilmu, menjadi bagian dari empowering community, dan membawa pulang pengalaman berharga untuk menginspirasi teman-teman di tanah air,” ujar Garnetta.
Dengan semangat kolaborasi dan niat baik dari semua pihak, program student mobility ini menjadi tonggak penting dalam membangun jembatan keilmuan dan kemanusiaan antarbangsa. Para mahasiswa ini adalah pionir dan representasi masa depan pendidikan tinggi Islam yang terbuka, inklusif, dan siap membangun peradaban global yang lebih baik.
lampiran foto:

(Foto bersama dengan pimpinan Yayasan Al-Hidayah Waqaf Foundation For Education and Social Development: Ustadz Adul Ma’etam dan Ustadzah Salma)

(Foto bersama delegasi dan dosen pembimbing di Kuala Lumpur International Airport 2)
