CEGAH KENAKALAN REMAJA DAN BULLYING, KKN 14 UINSA GELAR EDUKASI UNTUK REMAJA
UINSA Newsroom, Jumat (11/08/2023); Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada fase ini mereka akan melalui proses mencari jati diri. Akibatnya, membuat remaja sangat rentan terpengaruh tindakan atau perilaku buruk yang berdampak bagi kehidupan.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 14 UINSA bersama dengan Forum Anak Desa Loceret, Nganjuk melaksanakan kegiatan ‘Edukasi Kenakalan Remaja dan Anti Bullying’ pada Ahad, 06 Agustus 2023.
Peserta dalam kegiatan ini adalah siswa-siswi kelas 6 SD dan kelas 7 SMP yang berasal dari Desa Loceret. Serta menghadirkan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dan Kelompok Forum Anak Nganjuk Jembatan Fantasi sebagai narasumber.
Acara sosialisasi ini juga merupakan bagian dari program kerja Kelompok KKN 14 UINSA yang bertema DRPPA (Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak). Selain sebagai program kerja, kegiatan tersebut penting bagi remaja agar mereka tidak terpengaruh dengan perilaku buruk di sekitar mereka. Termasuk menambah wawasan tentang bahaya dari kenakalan remaja serta bullying.
Heru Prayitno sebagai pemateri dari Bhabinkamtibmas mengatakan, bahwa kenakalan adalah perbuatan tidak baik yang menganggu norma di dalam masyarakat. Perbuatan yang menganggu norma masyarakat sendiri bisa menjadi suatu tindak pidana.
Menurut Heru, cara untuk menghindari kenakalan remaja adalah dengan menerapkan mindset berpikir positif. Dia juga menambahkan manajemen waktu yang baik bisa membuat remaja terhindar dari masalah-masalah hukum. “Kalau belajar, jangan sampai terpengaruh sama anak-anak yang nakal,” ungkapnya.
Selama sesi sosialisasi, Kelompok Forum Anak Jembatan Fantasi Nganjuk juga menyampaikan dampak dari perilaku bullying. Salah satunya yaitu menghilangnya kepercayaan diri seseorang. Apabila seorang korban bully terus mengalami perundungan, hal ini dikhawatirkan dapat memicu terjadinya bunuh diri.
Maka dari itu, pelaku bullying perlu ditindak tegas. Kalau dibiarkan, mereka akan berubah menjadi sangat kejam. Salah satu cara menghentikan pembully adalah melaporkan perbuatan mereka. Contohnya yakni, jika bullying terjadi di sekolah maka korban harus melaporkan ke guru.
Sama seperti Heru, Eny Budiastuti selaku selaku pembina Forum Anak Jembatan Fantasi Nganjuk menyampaikan bahwa tugas remaja adalah belajar. “Kalian itu tugasnya hanya belajar. Kalau kalian dibully atau sedang terjadi tindakan kekerasan, tolong berani melapor dan bisa membuat surat ke Dinas Sosial,” tegasnya.
Shindy Amelia selaku koordinator program Forum Anak Kelompok KKN 14 UINSA berharap semoga anak-anak di Desa Loceret menyadari bahaya dan menambah wawasan tentang kenakalan remaja dan bullying. Dia juga menegaskan, lebih baik fokus ke sekolah dan mengembangkan skill daripada membuat ulah seperti merokok, atau melakukan bullying.
“Jadi pesanku karena usia mereka adalah masa dimana mereka ingin tahu tentang banyak hal, orang tua dan sekolah harus berperan untuk memberi tahu bahwa di usia mereka harus mempunyai kemampuan untuk diasah yang nanti akan berujung ke prestasi,” ujarnya.
Selain diberikan wawasan materi, anak-anak dan remaja yang mengikuti acara sosialisasi ini juga diajak menari bersama oleh Forum Anak Jembatan Fantasi Nganjuk. Ada juga sesi tanya-jawab yang mana para peserta bebas bertanya apapun kepada narasumber mengenai pembahasan yang sedang disampaikan.
(Angelica Cindhana Florensa dan M. Jihad Annafsi N.A KH)