TARGETKAN SATU PRODI SATU PROFESOR, UINSA KEMBALI KUKUHKAN EMPAT GURU BESAR
UINSA Newsroom, Jumat (11/08/2023); Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya kembali mengukuhkan empat guru besar yang digelar pada Kamis, 10 Agustus 2023 di Gedung KH. Syaifuddin Zuhri Sport Center and Multipurpose UINSA dalam Sidang Senat Terbuka.
Terdapat empat orang Guru Besar yang dikukuhkan yakni Prof. Dr. H. Ali Nurdin, S.Ag., M.Si., yang dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-84 Bidang Ilmu Komunikasi: Prof. Dr. H. Abd. Chalik, M.Ag., sebagai Guru Besar ke-85 Bidang Ilmu Politik Islam; Prof. Dr. H. Muktafi, M.Ag., sebagai Guru Besar ke-86 Bidang Ilmu Teknologi Islam Modern; Prof. Dr. H. Abd. Kholid, M.Ag., sebagai Guru Besar ke-87 Bidang Ilmu Ulumul Qur’an.
“Salah satu diantara tagihan sebagai Guru Besar adalah mendistribusikan, memproduksi, memasarkan, melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui dunia akademis,” ujar Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., Rektor UINSA Surabaya.
Dalam Sidang Senat Terbuka, Guru Besar dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 14351/M/07/202023 tentang kenaikan jabatan akademik fungsional dosen. Keempat Guru Besar yang dikukuhkan pun berkesempatan menyampaikan orasi ilmiah di hadapan jajaran Senat Universitas serta tamu undangan yang hadir.
Prof. Dr. H. Ali Nurdin, S.Ag., M.Si., menyampaikan orasi ilmiah berjudul, ‘Komunikasi Haji Paradigma dan Kontruksi Makna Haji’. Dilanjutkan orasi kedua oleh Prof. Dr. H. Abd. Chalik, M.Ag., terkait ‘Koalisi atau Kongsi? Resonansi Koalisi Partai-Partai Islam Menjelang dan Sesudah Pilpres pada Masa Reformasi (1999-2019).’
Orasi ketiga disampaikan Prof. Dr. H. Muktafi. M.Ag., yang berjudul ‘Berteologi Dalam Bingkai Kemanusiaan.’ Ditutup dengan orasi terakhir oleh Prof. Dr. H. Abd. Kholid, M.Ag., dengan judul ‘Paradigma Penentuan Interpretasi Al-Qur’an dalam Diskursus Madhahib al-Tafsir.’
Dalam sambutannya, Rektor UINSA mengajak kita untuk menjaga marwah UINSA Surabaya dengan cara mendarmabaktikan keilmuwan yang dimiliki melalui dunia publikasi dan pendampingan masyarakat. “Kemewahan perguruan tinggi, kemuliaan perguruan tinggi, tidak diukur dari seberapa mewah kampus, seberapa tinggi gedungnya, seberapa banyak mobil mewah yang bertengger dan parkir didepan gedung. Kemewahan dan kemuliaan perguruan tinggi diantaranya diukur oleh seberapa tinggi publikasi yang dilahirkan sebagai ekspresi keilmuwan, sebagai perwujudan kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh para dosen UINSA,” ujar Prof. Akh. Muzakki
Rektor UINSA juga menegaskan, bahwa posisi Guru Besar bukan untuk ditopang oleh para Doktor. Posisi Guru Besar justru harus bisa mengerek naik para Doktor dan rekan-rekan yang jabatan akademiknya masih dibawahnya. Karena di UINSA sudah berlangsung ‘Kebijakan One Semester, One Article’. Untuk itu dibutuhkannya sinergitas untuk mendongkrak UINSA dan para pihak yang ada didalamnya membentuk SDM yang unggul demi UINSA yang jaya.
Dari keempat orasi yang disampaikan para Guru Besar, Rektor mengapresiasi, bahwa di dalamnya tidak lupa menyebutkan kontribusi seorang istri. “Selalu ada perempuan hebat dibalik kesuksesan lelaki hebat,” ujar Prof. Akh. Muzakki pada akhir sambutannya. (Aul/Magang23)