Berita

UINSA Newsroom, Jumat (25/11/2022); Terdengar riuh canda tawa Peserta Upgrading Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Inkubator kewirausahaan di Kampung Dolly Surabaya. Para peserta upgrading BLKK mengunjungi “Dolly Saiki Point” dalam rangka menjalankan tugas materi Riset Pasar yang diberikan para instruktur pelatihan. Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan di Hotel Santika Gubeng Surabaya pada 13-24 Nopember 2022. Kegiatan ini merupakan Kerjasama antara UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dengan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

Di tengah padatnya materi yang dipelajari para peserta Pelatihan, terdapat satu materi yang sangat menarik minat dan semangat para peserta, yakni materi Riset Pasar. Peserta yang mengikuti pelatihan nonstop selama 12 hari ini, terlihat sangat menikmati tugas materi Riset Pasar. Para peserta terjun langsung ke lapangan yakni di beberapa wirausaha di kampung eks Dolly Surabaya selama satu hari. Terdapat 5 usaha yang dikunjungi yakni Dolly Saiki Point yakni pusat oleh-oleh khas rumah kreatif, Produksi Tempe Bang Jarwo, Sentra Wisata Kuliner (SWK) Studio Dolly, Pengrajin Sandal Hotel, dan Produsen Sepatu Kulit.

Didampingi salah satu fasilitator, Hanafi Adi Putranto, S.Si., S.E., M.Si., menegaskan, bahwa kegiatan terjun lapangan ini bertujuan untuk menganalisis trend pasar. Dari hasil observasi peserta Pelatihan Upgrading Pengelola BLKK Inkubator Kewirausahaan ini dinyatakan, bahwa history Kawasan Dolly sebagai potret masa lalu Kota Surabaya dengan sisi pandang negatif mempengaruhi branding kota dalam berinvestasi. Terutama pasca penutupan Kawasan Dolly, berdampak pada sektor ekonomi masyarakat yang secara status asli warga Dolly, bukan pendatang.

Momentum Pengembangan Ekonomi Lokal tersebut pun diinisiasi Pemerintah Kota Surabaya untuk memberdayakan warga agar kreatif dan inovatif dengan pelatihan dan pendampingan di Kelompok Usaha Bersama (KUBE), UMKM. Sehingga muncul KUBE serta UMKM yang bisa menopang kehidupan warganya, dan akhirnya menginisiasi daerah lainnya. Prospektif Dolly masa sekarang menjadi wajah baru dengan branding kawasan yang lebih segar dengan tumbuhnya UMKM. Posisi tersebut menjadi langkah UINSA Surabaya dan Kementerian Ketenagakerjaan RI melalui Program Upgrading Pengelola BLK Komunitas melakukan studi Riset Pasar di Kawasan Dolly dengan peserta BLK Komunitas Se-Indonesia.

“Pemilihan Kawasan Dolly yang dahulu dengan kriteria negatif jika didukung riset pasar, kebijakan, sinergitas, pelatihan, dan pendampingan yang tepat akan menjadikan kawasan tersebut sebagai potret investasi baru,” jelas Hanafi.

“Semoga pelatihan ini benar-benar menjadi pelajaran yang sangat berarti bagi para penglola BLKK se-Indonesia dalam memajukan wirausaha di daerah tempat tinggalnya,” imbuhnya. (elha-han)