Yudisium adalah momen penting bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh persyaratan akademis untuk mendapatkan gelar sarjana. Pada acara yudisium, mahasiswa secara resmi dinyatakan lulus oleh pihak universitas sebelum mengikuti wisuda. Yudisium tidak hanya menjadi simbol keberhasilan akademis, tetapi juga merupakan awal dari perjalanan profesional yang baru.
Pada Rabu (24/7), Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) menggelar acara yudisium ke-108. Acara ini bertempat di Gedung Auditorium UINSA Kampus A. Yani. Pada momen kali ini, acara kelulusan itu diikuti oleh sebanyak 226 mahasiswa.
Pagi itu, acara diawali dengan agenda seremonial, yakni mahasiswa dipanggil secara bergiliran sesuai dengan prodinya masing-masing untuk maju ke depan layaknya wisuda. Usai demikian dilanjutkan dengan pengucapan ikrar yang dipimpin oleh salah seorang mahasiswa yudisium sebagai perwakilan. Secara serentak ikrar terucap lantang dengan penuh rasa khidmat. Resmi sudah para mahasiswa menyandang gelar sarjana setelah melalui masa-masa penat.
Acara berlanjut, Prof. Mukhammad Zamzami, Lc, M.Fil.I., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan, naik ke atas podium seraya membacakan surat keputusan (SK) yang berisi nama-nama mahasiswa peraih yudisium terbaik. Para mahasiswa terbaik akademik tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
Yudisium Terbaik Tingkat Fakultas
- Khoirun Nisa, S.Ag (Prodi Ilmu Hadis)
- Feby Audina Fadia, S.Ag (Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir)
- Chintya Octavia Sri Haryanto, S.Ag (Prodi Tasawuf dan Psikoterapi)
Yudisium Terbaik Tingkat Prodi
Aqidah dan Filsafat Islam
- Mutha Wally Al Zaiban, S.Ag.
- Septya Melani Dwi Rahmawati, S.Ag.
- Achmad Ade Rifa’i, S.Ag.
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
- Feby Audina Fadia, S.Ag.
- Yasmin Karima Fadilla Suwandi, S.Ag.
- Af’idah Nadlilatul Ummah, S.Ag.
Ilmu Hadis
- Khoirun Nisa, S.Ag.
- Zahkia Annita, S.Ag.
- Maula Nurisnaini, S.Ag.
Pemikiran Politik Islam
- Yudha Wing Artha, S.Sos.
- Imelia Ajeng Anjaresa, S.Sos.
- Mashanum Dwi Aprilia, S.Sos.
Studi Agama-Agama
- Rif’atus Sholikhah, S.Ag.
- Alisyah Salsabila, S.Ag.
- Muhammad Ridwan Hidayat, S.Ag.
Tasawuf dan Psikoterapi
- Chintya Octavia Sri Haryanto, S.Ag.
- Nur Laili Kiftiyah, S.Ag.
- Lilik Nur Hidayati, S.Ag.
Selanjutnya, acara disambung dengan pembacaan SK yang berisi nama-nama mahasiswa peraih prestasi non-akademik. Para mahasiswa tersebut, antara lain Sahda Salsabila Rosjadi, S.Ag., (Mahasiswa Kreatif/Duta/Pembicara), Fachrul Dedi Firmansyah, S.Ag., (Penulis Produktif 1), Yasmin Karima Fadilla Suwandi, S.Ag., (Penulis Produktif 2), Mahdiyah Medina Fachruddin, S.Ag., (Prestasi Lomba Debat Internasional), dan Muhammad Irsyadul Ibad, S.Ag., (Content Creator Terproduktif).
Suasana yudisium ke-108 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UINSA. (Sumber: dokumentasi pribadi)
Demikian tiba saatnya perwakilan dari mahasiswa terbaik akademik maupun non-akademik untuk maju menyampaikan kesan dan pesannya. Dalam hal ini, mahasiswa terbaik akademik diwakili oleh Khoirun Nisa, S.Ag. Sedang mahasiswa terbaik non-akademik diwakili oleh Sahda Salsabila Rosjadi, S.Ag.
Nisa, peraih yudisium terbaik akademik, terlebih dahulu naik ke podium. Ia tampak gugup, matanya dipenuhi rasa haru, berkaca-kaca, hingga ia tak mampu berkata-kata kecuali satu kata terima kasih yang terlontar dari mulutnya. “Terima kasih karena telah memberi saya penghargaan ini,” ucapnya singkat.
Lanjut, giliran Sahda, peraih yudisium terbaik non-akademik, yang tampil di atas podium. Ia berpesan bahwa menjadi sarjana bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari perjalanan panjang dalam menggapai kesuksesan. Di lain sisi, ia juga bercerita tentang pengalamannya sebagai pasien dengan diagnosa bipolar hingga kiprahnya dalam mendirikan yayasan kesehatan mental.
Dan sampailah pada sesi sambutan sekaligus pengarahan dari Dekan FUF, Prof. Abdul Kadir Riyadi, Ph.D. Di awal sambutannya, beliau menyatakan keheranannya sebab peraih yudisium terbaik, baik akademik maupun non-akademik, didominasi oleh perempuan. “Yudisium terbaik akademik maupun non-akademik mayoritas semuanya perempuan, yang laki-laki cuma empat orang dari keseluruhan. Di mana kalian para mahasiswa laki-laki?” ujar beliau.
“Prestasi tolong dijaga, yang belum berprestasi jangan berkecil hati. Karena sejatinya prestasi itu tak terbatas pada akademik dan non-akademik saat menjalani perkuliahan di kampus,” ucapnya seraya berpesan.
Prof. Kadir juga berpesan bahwa kunci kesuksesan adalah berzikir dan bertafakur. Selain itu, menurut beliau, para sarjana harus percaya diri, optimis, dan pintar membaca peluang. “Seorang mahasiswa apalagi sudah menyandang gelar sarjana, harus tadhakkur dan tafakkur,” ungkapnya.
“Sesuatu yang telah kalian pelajari sedikit dari ilmu agama, amalkanlah. Kalau merasa kuliah tak dapat apa-apa, yakinlah bahwa kalian dapat meski hanya secuil. Terjunlah ke masyarakat, lihat apa yang mereka butuhkan, berbaurlah secara dinamis dengan masyarakat,” imbuhnya.
Di penghujung sambutannya, Prof. Kadir menyampaikan seuntai kalam yang memotivasi seluruh audiens secara masif. “Tidak ada kata menganggur selagi mau berusaha dan yakin,” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Fariza Abdullah
Editor: Khalimatu Nisa