Berita

MINYAK JELANTAH KAMPUNG MITRA

HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

KABINET AKSELERASI

Minyak bekas pakai, atau biasa dikenal sebagai jelantah merupakan limbah domestik yang berpengaruh besar kepada lingkungan. Dimana, karena zat yang dikandung seperti asam lemak bebas dan senyawa polimer hasil pemanasan berulang, berbahaya bagi daur ulang air maupun tanah. Contohnya, kandungan lemak pada minyak bekas pakai dapat menimbulkan pencemaran hingga mengancam keberlangsungan biodiversitas pada air. Dan zat kimia pada minyak bekas pakai mengandung radikal bebas dan senyawa karsinogenik, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas pada tanah jika dilakukan secara terus – menerus.

Dalam hal tersebut, Departemen Sosial Masyarakat hadir dengan Program Kerja Kampung Mitra dengan judul kegiatan Pengolahan Minyak Jelantah dengan produk baru yang bermanfaat serta memiliki daya guna dan daya jual yang tinggi, sehingga dapat menjadi opsi pekerjaan sampingan. Pada kegiatan ini, turut hadir beberapa dosen dari Program Studi Teknik Lingkungan yakni Ibu Shinfi Wazna Auvaria, M.T selaku Kepala Program Studi Teknik Lingkungan UIN Sunan Ampel Surabaya, Ibu Widya Nilandita, M.KL sebagai dosen pendamping, dan Ibu Dr. Erry Ika Rhofita, M.P selaku pemateri pada kegiatan ini.

Kegiatan ini dimulai pukul 07.20 WIB dengan kegiatan pertama yaitu senam bersama warga RT 02 / RW 02, Desa Tambakrejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Antusiasme jelas ditunjukkan oleh warga, yang bahkan saat itu para bapak di RT 02 sedang melaksanakan Kerja Bakti pun ikut serta dalam kegiatan senam ini. Terbukti dengan waktu pelaksanaan senam yang berlangsung hingga pukul 08.15 WIB yaitu sekitar 55 menit.

Setelahnya, diberikan waktu istirahat kepada warga sebelum mendapat materi tentang pengolahan minyak jelantah menjadi produk baru. Istirahat dilakukan selama 50 menit, mulai dari 08.25 WIB s.d. 09.05 WIB. Disaat istirahat ini, selagi panitia menyiapkan kebutuhan yang diperlukan untuk pemaparan materi serta praktek langsung, para warga menyiapkan beberapa konsumsi yang ditujukan untuk bapak – bapak yang sedang bergotong – royong serta pserta dan panitia Kampung Mitra.

Pada pukul 09.05 WIB, acara akhirnya dibuka oleh Master of Ceremony yaitu Nur Rahma Nuzula Fillayli Mahasiswa Teknik Lingkungan dengan bacaan basmalah dengan harapan kegiatan di hari tersebut berjalan dengan lancar. Dilanjutkan dengan penyampaian sambutan, yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana yakni Ouliya Zoelfikarsyah mahasiswa Teknik Lingkungan 2023, Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan yakni M. Raffli Hibatullah mahasiswaTeknik Lingkungan 2023, Bapak RT 02 / RW 02, Desa Tambakrejo dan perwakilan dosen yakni Ibu Widya Nilandita, M.KL yang berlangsung hingga 09.20 WIB.

Acara inti dipandu oleh moderator yakni Ahmad Riyan Dwi Saputra Mahasiswa Teknik Lingkungan Angkatan 2023 yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Ibu Erry Ika Rhofita, M.P, dengan fokus pada definisi minyak jelantah, dampaknya terhadap lingkungan, serta pemanfaatan minyak jelantah menjadi produk sampingan yang berdaya jual. Kemudian, panitia mengajak para warga RT 02 / RW 02, Desa Tambakrejo untuk membuat lilin dari minyak jelantah, dengan alat dan bahan berupa kompor gas, panci, pengaduk, gelas takar, minyak jelantah, arang kayu atau karbon aktif, Stearin Acid, pewarna, minyak esensi, dan sumbu lilin.

Pertama, panitia mengumpulkan minyak jelantah dari warga RT 02/RW 02 Desa Tambakrejo, lalu merendamnya menggunakan arang kayu selama 24 jam. Perendaman ini bertujuan untuk mengurangi bau tak sedap, menyaring kotoran, serta mengikat zat berbahaya yang terkandung dalam minyak bekas pakai. Setelah proses perendaman selesai, minyak dipisahkan dari arang kayu dan disaring kembali agar lebih bersih. Minyak kemudian dipanaskan perlahan dalam panci dengan api kecil, sambil ditambahkan Stearin Acid dengan perbandingan 1 liter minyak dan 800 gram Stearin Acid. Campuran ini diaduk terus menerus hingga merata dan muncul buih halus sebagai tanda bahwa suhu minyak telah mencapai sekitar 100°C. Setelah itu, api kompor dimatikan dan pewarna serta essence atau aroma ditambahkan sesuai dengan kebutuhan dan selera. Pada kegiatan ini digunakan minyak dengan esensi wangi bunga lavender dengan pewarna lilin ungu. Campuran minyak yang telah diolah kemudian dituangkan ke dalam wadah cetakan khusus yang sudah dipasangi sumbu di bagian tengahnya. Proses ini memerlukan ketelitian agar sumbu tetap tegak di tengah cetakan. Lilin dibiarkan hingga benar-benar mengeras dan siap digunakan, menghasilkan produk baru yang bermanfaat dari limbah minyak jelantah.

Hasil dari pembuatan lilin dari minyak jelantah yakni lebih dari 20 buah lilin aromaterapi, dimana angka tersebut lebih banyak dari ekspektasi panitia yang menyiapkan wadah sekitar 20 buah. Sehingga sisa produk yang tersisa diberikan kepada warga dengan menggunakan wadah yang dimiliki oleh warga Rt 02/RW 02 Desa Tambakrejo. Selanjutnya, dilakukan pembacaan do’a oleh M. Rizky Tahajudin mahasiswa Teknik Lingkungan 2024 dengan harapan pemahaman dan pemngalaman yang diberikan pada kegiatan menjadi berkah di hari berikutnya.

Kegiatan ditutup oleh Master of Ceremony dan kegiatan diakhiri dengan dokumentasi berupa foto bersama.