Saturday, 15 October 2022
Nusa Tenggara Timur-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu (FISIP) UIN Sunan Ampel menjalin kerjasama Riset dengan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi di desa Waturaka, Kecamatan Kalimutu Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur Berbasis Komunitas Adat dalam menggali potensi desa untuk lebih dikembangkan.
Desa Waturaka yang terletak di Pulau Flores ini memiliki banyak spot wisata alam yang sangat mengagumkan diantaranya Air terjun murokeba, Danau Kalimutu, Sanggar budaya, Uap panas Mutulo’o, Pemandian air panas Morokongo, Agro wisata dan didukung kentalnya nilai adat yang tetap dijalankan menjadi daya tarik untuk wisatawan lokal dan manca negara. Meskipun masyarakat adat di Desa Waturaka berpegang teguh pada nilai adat mereka tetap menyambut baik terhadap orang asing yang mau berkunjung kesana.
Bapak Blasius Leta Odja atau yang sering disapa Blasius merupakan penduduk desa Waturaka yang punya inisiatif membentuk desa Waturaka menjadi desa wisata sampai terkenal ke manca negara.
Menurutnya sebelumnya spot wisata yang terkenal di wilayah ini hanya Danau Kelimutu, kemudian dia berinisiatif agar turis lokal dan asing tidak hanya berkunjung ke Danau kalimutu tapi harus singgah juga di desa Waturaka karena menurutnya desanya unik dan banyak spot wisata.
“Awalnya saya melihat banyak turis yang hanya lewat di depan desa kami, kemudian saya berinisiatif agar pengunjung tersebut mampir di desa Waturaka sehingga melakukan beberapa langkah salah satunya membersihkan desa dengan memungut sampah di jalan dan di desa kami” Kata Blasius Leta Odja pada Tim Riset yang dipimpin langsung Dr. Abd. Abdul Chalik, M. Ag, Dekan FISIP UINSA, Minggu (15/10/2022)
Dengan kegigihan dan kesabaran Blasius yang berhasil menyadarkan masyarakat untuk menangkap peluang potensi wisata di desa Waturaka. Awalnya beliau dinilai gila oleh masyarakat karena sering memilih sampah plastik di pinggir jalan untuk menjaga kebersihan, tapi dengan berjalannya waktu sekarang masyarakat mengaguminya karena sudah menikmati hasilnya dengan meningkatnya kunjungan turis ke Waturaka.
“Saya dibilang gila Pak, karena memungut sampah di pinggir jalan, saluran air saya perbaiki agar tidak merebet ke jalan agar tidak licin dan tidak menyebabkan orang jatuh. Ada juga yang bilang ngapain memungut sampah dan memperbaiki saluran air, siapa yang bayar kamu? Kemudian saya jawab tidak ada yang bayar saya tapi ini kebaikan kita bersama” ungkapnya
Dengan berjalannya waktu Blasius di dampingi Bapak Gregoreus manao asal dari Pulau Nias, Sumatera utara yang aktif di NGO Swiss Contact yang bergandengan tangan mengembangkan desa Wisata Waturaka sehingga terbentuk homestay untuk para turis menginap di desa tersebut. Sejak adanya homestay tersebut masyarakat mulai mendukung inisiatif Blasius untuk bersama-sama mengembangkan desa Wisata Watukara lebih maju.
Dr. Abd. Abdul Chalik, M.Ag, selaku Dekan FISIP UINSA mengatakan tujuan timnya ke Waturaka ingin belajar dan meneliti untuk menggali potensi desa dan juga untuk kepentingan akademik.
“Desa Waturaka ini memiliki pemandangan alam yang indah dan harus terus dikembangkan, serta semangat Bapak Blasius untuk mengembangkan desa harus didukung oleh semua elemen masyarakat Waturaka” tutupnya. (TRF)
*Foto (Dari kiri) Dr. Abd. Chalik. M.Ag, Blasius Leta Odja, dan para Tim Riset FISIP