Pada era globalisasi dan revolusi digital ini, sangat penting menanamkam wawasan kebangsaan pada diri generasi muda. Sebab Generasi muda merupakan penerus bangsa, potensi bangsa yang dapat memberikan sumbangsih nyata bagi pembangunan bangsa dan negara. Sebab jika pemahaman wawasan kebangsaan meningkat, maka akan muncul dorongan hati yang kuat untuk mencintai tanah air, membela, dan menjaga keutuhan NKRI. Merujuk hal diatas, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah menggelar Webinar Nasional bertema “Upaya Memperkuat Nilai-nilai Kebangsaan di Sekolah/Madrasah” pada Sabtu, 15 Oktober 2022 melalui aplikasi zoom meeting. Webinar yang dihadiri oleh lebih dari 450 peserta yang terdiri dari dosen, guru-guru sekolah/madrasah se-Indonesia, dan mahasiswa FTK UIN Sunan Ampel Surabaya diadakan dalam rangka menanamkan semangat jiwa kebangsaan di sekolah/madrasah, dan bagaimana peran guru, orangtua, serta masyarakat dalam pengimpelemntasiannya.
Acara dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Bapak Prof Dr. H. Muhammad Thohir, S.Ag., M.Pd. Dalam sambutannya, beliau merefleksikan lagu ciptaan Ibu Soed yang berjudul Nenek Moyangku Seorang Pelaut ke dalam semangat kejayaan dan kebanggan sebagai bangsa Indonesia. “Lagu tersebut mencerminkan bahwa bangsa kita Bangsa yang tiada takut, badai apaun bisa dihadapi”, tutur Dekan FTK. Lanjutnya lagi, adanya gonjanj-ganjing yang kini mengancam keutuhan negara kita, perlu menjadi perhatian bagi seorang pendidik, karena pendidik menjadi garda terdepan dalam mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan yang dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seusai acara dibuka secara resmi, Moderator Bapak Sihabuddin, M.Pd.I., M.Pd mempersilakan narasumber pertama yang merupakan dosen Universitas Pertahanan dan Ketua Alumni TOT Lemhannas Angkatan I tahun 2022, Mayjen TNI Bapak Dr. Budi Pramono, S.I.P., M.M., M.A., (GSC), CIQaR, CIQnR, M.O.S, M.C.E., CIMMR. Beliau menjelaskan terkait Implementasi Nilai Kebangsaan Bersumber dari Pancasila di Sekolah/Madrasah. Tantangan generasi muda Indonesia saat ini adalah kekerasan, narkoba, dan pergaulan bebas. Banyak kalangan remaja sekarang sudah mulai lutntur rasa cinta tanah dan nasionalisme. Penyebab utama lunturnya rasa cinta tanah air tersebut diakrenakan nilai-nilai pancasila hanya dijadikan sebagai sejarah. Namun, permasalahan yang terjadi kini, dapat diatasi dengan memperbaiki sistem pendidikan di sekolah/madrasah.
Narasumber kedua, Bapak Dr. Subelo Subelo Wiyono, S.H., M.Pd dosen Universitas Pasundan Bandung dan wakil ketua alumni TOT Lemhannas RI Angkatan 1 tahun 2022 memaparkan materi terkait bagaimana cara mengimplementasikan nilai-nilai pancasila yang bersumber dari UUD 1945 di sekolah/madrasah. Beliau menjelaskan bahwa esensi nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari UUD 1945 adalah demokrasi, kesamaan derajat, dan kesamaan hukum. Dibutuhkan kerja keras dan usaha secara masive oleh sluruh stakeholder sehingga wawasan kebangsaan semakin baik dan ketahanan nasional semakin tangguh.
Seusai dengan pemaparan materi dari narasumber kedua, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber ketiga yang merupakan Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya dan Alumni TOT Lemhannas RI Angkatan I tahun 2022. Beliau mengawali pemaparan materi dengan mengajak seluruh peserta untuk bernyanyi Satu Nusa Satu Bangsa untuk menambah semangat kebangsaan. Kemudian, beliau menjelaskan bahwa nilai kemandirian bangsa dapat diimplementasikan di sekolah/madrasah dalam wujud pembudayaan entrepreneurship melalui kegiatan ekstra maupun intra kurikuler, tersedianya sumber pembiayaan dari aktivitas bisnis madrasah, dan pelatihan seluruh warga madrasah dalam pengelolaan koperasi madrasah, dan pelibatan seluruh warga madrasah dalam pengelolaan koperasi madrasah.
Narasumber ke-4 yang merupakan Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya sekaligus Alumni Lemhannas PPRA 63 Tahun 2022, Ibu Prof. Dr. Jauharoti Alfin, M.Si menyampaikan materi terkait Implementasi Nilai wawasan kebangsaan yang bersumber dari Bhineka Tunggal Ika. Beliau menjelaskan bahwa nilai-nilai wawasan kebangsaan yang bersumber dari Bhinneka Tunggal Ika dapat diimplementasikan di sekolah/madrasah dalam berntuk pola pembiasaan dari pihak-pihak sekolah dengan tidak membeda-bedakan antar umat beragama, tidak adanya rasialisme dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari, mengembangkan proses pembelajaran PKN yang mengimplemntasikan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika, serta mengintegrasikan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika kedalam kurikulum sekolah/madrasah.
Di akhir sesi pemaparan materi, moderator mempersilakan seluruh peserta untuk berdiskusi dan bertanya terkait materi yang telah disampaikan oleh ke-4 narasumber. Peserta sangat antusias dalam memberitakan pertanyaan baik yang meliputi konsep maupun contoh implementasi. Ke-4 narasumber menjawab seluruh pertanyaan dari peserta dengan sangat mendetail dan memberikan contoh-contoh yang dapat-dapat diimplementasikan di sekolah/madrasah.
Kegiatan ditutup oleh Master of Ceremony, Ibu Nina Indriani, M.Pd dengan foto bersama antara narasumber dan seluruh peserta webinar. Adanya kegiatan webinar ini, menegaskan bahwa Negara ini, Republik Indonesia bukan milik kelompok manapun, juga agama, atau kelompok etnis manapun. Tetapi negara ini milik kita semua dari sabang sampai merauke. Mari hargai perbedaan, ciptakan persatuan, dan jadi teladan dalam mengimplemetasikan nilai-nilai kebangsaan.