Column UINSA

*Catatan Satu Tahun Kelas Internasional HI

Oleh: Prof. Dr. H. Abd. Chalik, M.Ag.
Guru Besar dan Dekan FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya

***

Satu tahun lebih dua bulan kelas internasional pada Prodi Hubungan Internasional FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya resmi berjalan. Angkatan pertama dimulai tahun 2022 di saat pandemi mulai mereda dan pembiasaan tanpa masker sudah mulai berjalan. Launching kelas internasional dilakukan pada 19 September 2022 oleh Rektor Prof. Akh. Muzakki di gedung Amphitheater. Satu kata yang masih saya ingat dari arahannya, ‘kalau bukan sekarang kapan lagi’. Kata-katanya sebagai cambuk bagi FISIP untuk membuka kelas internasional di tengah keterbatasan.

 Angkatan pertama saat ini sudah masuk semester tiga, dan sudah punya adik tingkat untuk angkatan 2023. Bedanya, angkatan 2022 tanpa mahasiswa asing sementara tahun 2023 ini ada mahasiswa asing dari Afghanistan dan Timor Leste yang aktif di kelas. Suasana internasional sudah mulai terasa karena satu kelas berasal dari tiga negara. Sebelumnya ada 8 mahasiswa asing yang teregister dari empat negara. Namun karena ada kendala,  terutama visa pelajar yang belum sepenuhnya diperoleh dari pemerintah.

Saya menyebut angkatan pertama tahun 2022 dengan kelas embrio. Mereka awalnya diterima di Prodi HI reguler dan mengikuti seleksi bahasa Inggris di awal perkuliahan. Sebelumnya tanpa melalui pemberitahuan karena memang tidak dirancang melalui jalur tes khusus yang tercantum dalam pengumuman resmi penerimaan mahasiswa baru. Seleksi kemampuan TOEFL di awal masuk perkuliahan yang menentukan masuk atau tidak di kelas internasional. Dalam dua tahun terakhir tes kemampuan bahasa dilakukan secara mandiri oleh FISIP bekerja sama dengan Pusat Bahasa.

Sementara bagi dosen pengampu diberikan Up Grading tentang teknik pembelajaran menggunakan bahasa asing yang diselenggarakan oleh International Office (IO). Kegiatan tersebut cukup membantu para dosen dalam berinteraksi dengan mahasiswa baik di dalam maupun di luar kelas.

Salah satu alasan mengapa HI penting untuk membuka kelas internasional karena Prodi ini identik dengan urusan internasional. Yang dipelajari dan dikembangkan adalah keilmuan seputar diplomasi, negosiasi, ekonomi, politik dan keamanan dunia, persoalan regional, kawasan dan .antar bangsa di semua benua, serta resolusi konflik.

Dalam pergaulan internasional bahasa merupakan instrumen utama terutama bahasa bahasa Inggris. Tanpa bahasa maka sangat sulit untuk berinteraksi, memahami  dan merespon persoalan secara cepat. Karena alasan itulah kelas internasional menjadi sangat strategis bagi FISIP untuk mengantarkan secara cepat baik mahasiswa, dosen dan lingkungan akademik untuk membangun atmosfer internasional.

Di kelas internasional, pengantar utama mata kuliah menggunakan bahasa Inggris untuk bidang keilmuan Hubungan Internasional. Sementara bidang keilmuan universitas yang biasanya diberikan pada semester awal menggunakan bilingual atau campuran Inggris dan Indonesia. Namun sejak mahasiswa internasional mulai kuliah tahun 2023 penggunaan pengantar bahasa Inggris lebih sering dibandingkan dengan Indonesia. Belajar dari angkatan pertama, di awal perkuliahan mahasiswa mengalami shock dengan pengantar kuliah berbahasa Inggris. Namun satu semester berjalan mereka sudah terbiasa apalagi ada kewajiban untuk menggunakan Inggris dalam pergaulan sehari-hari.

Pembukaan kelas internasional membawa atmosfer positif bagi lingkungan akademik dan mahasiswa. Kepercayaan diri menjadi meningkat terutama dalam pergaulan yang bersifat internasional. Beberapa kegiatan akademik seperti guest lecture, konferensi, international day, dan event internasional sering kali terjadi baik di dalam maupun di luar kampus. Di luar kampus dimana mahasiswa sering mengikuti kegiatan dalam beragam ajang yang bernuansa internasional. Keterlibatan mahasiswa cukup mewarnai beragam kegiatan yang diukur dari keseriusan, keaktifan dalam berkomunikasi dan berargumentasi. Beberapa mahasiswa juga memperoleh penghargaan di beragam ajang internasional yang diselenggarakan oleh kampus maupun luar kampus.

Pembiasaan bahasa Inggris menciptakan nuansa kompetitif  baik di dalam maupun di luar kelas.  Hampir semua event yang dikompetisikan baik tingkat kementerian maupun universitas dan fakultas ada keterlibatan mahasiswa dari kelas internasional. Sebagian dari mereka lolos di berbagai ajang internasional baik atas inisiatif sendiri maupun melalui proses yang diorganisir oleh lembaga. Selain itu, mahasiswa kelas internasional juga dilibatkan dalam beragam event, misalnya dalam Saicopss 2023 (konferensi internasional tahunan FISIP yang berlangsung dari 14-15 Nopember 2023), dimana kepanitiaan, MC, moderator di tingkat paralel session yang secara penuh diisi oleh mahasiswa yang masih duduk di semester tiga yang berjumlah 8 orang. Kemampuan bahasa mereka cukup bagus yang terbentuk dari pembiasaan di kelas pada saat perkuliahan.

Memang mengelola kelas internasional tidak mudah. Bagi FISIP, tantangan utama yang dihadapi berkaitan dengan ketersediaan referensi yang masih menggunakan bahasa Indonesia. Beberapa referensi untuk mata kuliah pada semester awal tersedia dalam bahasa Indonesia seperti Pancasila, Studi Al-Qur’an dan Hadis, atau mata kuliah agama. Dosen pengampu  terus mencari cara agar referensi terutama bagi mahasiswa asing dapat memahami content mata kuliah yang disampaikan.

Selain itu pelayanan administrasi baik dalam bentuk software maupun pelayanan teknis memerlukan penyesuaian. Dalam praktiknya tidak semua pegawai memiliki kemampuan berbahasa Inggris untuk sekedar menyapa, menjelaskan dan menjawab pertanyaan langsung dari mahasiswa. Ketika ada pertanyaan simpel dari mahasiswa asing ke di front desk, staf tidak secara langsung menjawab dan memberikan solusi. Mereka terlebih dahulu ke belakang atau telpon pada Kaprodi/Sekprodi untuk sekedar menjawab atau menjelaskan apa yang mereka tanyakan.

Singkatnya, pembukaan kelas internasional menaikkan image dan kepercayaan diri manajemen dan mahasiswa dalam pergaulan internasional. Meskipun muncul tantangan yang harus dihadapi tetapi masih dalam batas yang dapat diselesaikan. FISIP misalnya dalam membudayakan bahasa Inggris, tiap hari selasa saat briefing menggunakan bahasa Inggris. Program English for Tuesday cukup membantu manajemen dalam membiasakan, mendengar, menyapa dan menjelaskan persoalan teknis dengan bahasa Inggris. Setidaknya, mereka tidak kaget ketika ada mahasiswa bertanya, atau mendengarkan orang berbicara dalam bahasa Inggris.

Tantangan tetap ada, tetapi kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi! Selamat menghadapi tantangan menuju global culture.