Kultum Dzuhur, Senin 14 Juli 2025

(Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya)
“Wa ma arsalnaaka illa rahmatan lil ‘aalamin”
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Ayat agung ini menegaskan bahwa kehadiran Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya sebagai pemimpin spiritual umat Islam, melainkan sebagai rahmat anugerah kebaikan, kasih sayang, dan pencerahan untuk seluruh alam semesta. Spirit dari “rahmatan lil ‘alamin” tercermin dalam berbagai dimensi kehidupan, mulai dari akhlak, spiritualitas, hingga pengembangan akal dan kontribusi nyata dalam peradaban manusia.
Berikut adalah beberapa bentuk sumbangsih terbesar dari konsep “rahmatan lil ‘alamin” dalam kehidupan dunia, yang menunjukkan bagaimana Islam menanamkan nilai-nilai universal bagi semua umat manusia:
Pertama, Islam Mengajarkan Keberanian Berpikir dan Menerima Kesalahan
Salah satu warisan terpenting dari Islam adalah dorongan untuk menggunakan akal. Al-Qur’an secara eksplisit mendorong manusia untuk tafakkur (merenung), tadabbur (memahami dengan mendalam), dan ta’aqqul (menggunakan akal sehat). Dalam sejarah peradaban Islam, semangat ini melahirkan ilmuwan, filsuf, dan penemu besar seperti Al-Khwarizmi, Ibn Sina, dan Al-Farabi yang berani berpikir dan mengembangkan ilmu bahkan jika itu berarti melampaui pandangan umum saat itu.
Lebih penting lagi, Islam tidak menjadikan kesalahan sebagai aib selama disertai niat yang baik dan usaha yang ikhlas. Justru dari kesalahan dan kegagalan, manusia belajar. Dalam semangat ini, umat diajarkan bahwa berpikir kritis dan mencoba memahami kebenaran adalah bagian dari ibadah.
Kedua, Islam Melatih Keberanian untuk Melangkah dan Mencoba
Dalam ajaran Islam, diam bukan pilihan ketika ada potensi kebaikan. Umat diajarkan untuk berinisiatif, bergerak, mencoba meskipun belum pasti berhasil. Keberanian untuk melangkah adalah bentuk keimanan kepada takdir Allah, bahwa hasil adalah milik-Nya, tetapi usaha adalah tanggung jawab kita.
Contohnya, dalam hadis Nabi ﷺ, disebutkan bahwa seseorang yang berniat melakukan kebaikan dan gagal tetap mendapatkan pahala niatnya. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan proses, bukan semata-mata hasil akhir. Ini juga yang menjadi fondasi mentalitas wirausaha, kreativitas, dan kepemimpinan dalam sejarah Islam.
Ketiga, Kita Diajarkan untuk Berbaik Sangka dan Saling Menolong
Salah satu sumbangsih besar dari misi kenabian adalah menanamkan budaya tolong-menolong dan husnuzan (berbaik sangka). Dalam Al-Qur’an, Allah menjanjikan pahala besar bahkan surga bagi orang-orang yang ingin menolong sesama, walau mereka sendiri gagal mewujudkan bantuannya. Hal ini luar biasa, karena menekankan nilai niat, empati, dan solidaritas.
Inilah wujud konkret rahmatan lil alamin: membentuk masyarakat yang peduli, tidak cepat menghakimi, dan saling menopang, bahkan di tengah keterbatasan. Ini adalah fondasi penting untuk membangun komunitas yang inklusif dan saling percaya.
Keempat, Allah Menilai Proses, Bukan Hanya Hasil
Ajaran Islam sangat menghargai ikhtiar, bahkan lebih dari sekadar hasil. Allah melihat usaha seorang hamba, ketekunan, niatnya, dan kejujurannya dalam berproses. Ini adalah kabar gembira bagi siapa pun yang berjuang, gagal, lalu bangkit lagi.
Pandangan ini membentuk mentalitas tangguh (resilience) dalam jiwa Muslim. Bahwa kebaikan adalah perjalanan yang panjang, dan Allah tidak mengabaikan sekecil apa pun amal. Dalam konteks ini, rahmat Allah meliputi penguatan jiwa, dukungan dalam kegagalan, dan penghargaan atas setiap niat mulia.
Risalah Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam bukanlah konsep abstrak. Ia nyata dalam bentuk dorongan untuk berpikir, berbuat baik, melangkah dengan berani, dan membangun masyarakat yang adil dan berbelas kasih. Sumbangsih ini tidak terbatas untuk umat Islam saja, tapi untuk semua manusia, bahkan alam semesta.
Dengan memahami nilai-nilai ini, kita tidak hanya menjadi penerima rahmat, tetapi juga penyalur rahmat menjadi pribadi yang penuh kasih, bijak, dan membawa manfaat di mana pun kita berada.
Reporter : Ahmad Fizal