Berita

Kegiatan kunjungan ke Sekapuk
Interaksi Tim UIN Sunan Ampel dengan beberapa desa di Kecamatan Ujungpangkah dimulai di tahun 2018 ketika Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melakukan program penguatan pengembangan kawasan perdesaan. Pasca program tersebut berlanjut dengan pengiriman mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah untuk belajar sociopreneur dari desa desa di Kecamatan Ujungpangkah dalam program penguatan kompetensi sosial entrepreneur. Pasca Pandemi Covid 19, tahun 2022 ini FEBI UIN Sunan Ampel dan tim Prodi Ekonomi Syariah melakukan survey persiapan kegiatan penguatan kompetensi sosial entrepreneur. Pada kegiatan tahun ini kegiatan sosial entrepreneur berencana akan menggandeng tiga desa di Kecamatan Ujungpangkah.

Kunjungan pertama dalam kegiatan survey dan audiensi persiapan program penguatan kompetensi sosial entrepreneur ini adalah mengunjungi Desa Sekapuk.  Sebelum Adzan Dzuhur berkumandang Sekitar Pukul 11.15 tibalah kita di Desa Sekapuk Ujung Pangkah, Diawali sambutan oleh Wakil Dekan III FEBI UIN Sunan Ampel, Achmad Room Fitrianto, SE, MEI, MA, PhD yang memperkenalkan tim dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya yang terdiri dari Kaprodi Ekonomi Syariah Dr. Lilik Rahmawati, S.Si., M.E.I, Sekprodi Ekonomi Syariah Muhammad Iqbal Surya Pratikto, M.SEI, Ketua Jurusan Dr. Sri Wigati, MEI, Sub Koordinator bidang Administrasi Umum dan Keuangan Dra. Luluk Fathirotin, M.M, Sub Koordinator Akademik Aslamiyah, S.E, M.M beserta 3 dosen muda sekaligus perwakilan DPL, Siti Kalimah, M.Sy., Ismatul Khayati, ME, dan Saqofa Nabilah Aini, S.E., M.Sc dan 3 perwakilan mahasiswa.

Welcome dan bahagia akan kedatangan adik-adik Mahasiswa adalah kalimat yang diucapkan kepala Desa Sekapuk, Abdul Halim, pemerintahan berharap kehadiran teman-teman mewarnai aktivitas desa, dengan hadirnya ekonomi syariah bisa berperan mencerdaskan masyarakat, karena di masyarakat banyak aneka modus yang menjadikan lumpuhnya ekonomi dan keuangan keluarga.  Secara teoritis dan praktis warga Sekapuk belum paham apa-apa, Kebanyakan yang terjadi akibat kemajuan teknologi adalah korban judi online, pinjaman online yang notabene pelakunya adalah orang-orang berpendidikan, “maka dari itu sebagai mahasiswa belajarlah mewarnai, jangan diwarnai” Ucap pak Lurah Sekapuk. Hal ini adalah perpaduan dimana teori ekonomi syariah yang indah bisa bermanfaat bagi masyarakat agar mereka paham akan ekonomi syariah.

Sekapuk pada tahun 2017 adalah desa Tertinggal diawali dari kesulitan dana, banjir tahunan, masalah limbah sampah atau tempat Pembuangan Akhir. Menyelesaikan satu masalah pasti akan muncul masalah lain, begitu cerita Pak Kepala Desa, merombak areal tempat pembuangan sampah desa bekas lahan tambang kapur menjadi obyek wisata, bisa mengangkat perekonomian masyarakat, namun masalah lain muncul, seperti terjebak dalam masalah perjudian, transaksi forex abal-abal, pinjol illegal dan lain sebagainya. Pak Lurah Sekapuk memberi penjelasan lebih lanjut, mereka yang terjebak pada praktek-praktek tersebut malah dari kelompok masyarakat terdidik seperti, guru yang religi di pesantren tertipu saham-saham online, contoh forex, ibu-ibu sosialita mengikuti arisan online dan dimana Kerugian mencapai 60jt per orang.

Dari permasalahan-permasalahan baru yang diceritakan, pak Lurah menyambut baik rencana pelaksanaan program penguatan kompetensi sosial entrepreneur di Desa Sekapuk, harapannya dalam kegiatan tersebut juga mampu untuk memberikan penguatan literasi keuangan terhadap warga Sekapuk agar tidak terjerembab pada masalah-masalah penipuan keuangan. Maksimalkan sekapuk, untuk menjadi generasi penerus bangsa yang berkarakter adalah harapan mas lurah Sekapuk, begitu biasa beliau disapa. “Kedatangan keluarga besar Prodi Ekonomi Syariah FEBI UINSA besar harapan kami agar keluarga besar masyarakat sekapuk bahagia dan tentunya ingin dicerdaskan oleh UINSA”, papar Mas Lurah.

Menyambung pemaparan Pak Abdul Halim, Kepala Desa Sekapuk, Achmad Room Fitrianto, yang sejak 2018 melakukan pendampingan dan konsultasi untuk pengembangan kawasan wisata di Ujungpangkah ini menyampaikan  Pertama,  Alasan mengapa pilihan lokasi tiga desa di Ujungpangkah ini menjadi tempat belajar sosial entrepreneur,  dikarenakan 3 desa memiliki 3 dinamika yang  berbeda. Terkait tahun ini akan ada diskusi lebih lanjut antara DPL dan tim dari desa. Kata kuncinya Good praktisis artinya banyak kasus-kasus menarik yang bisa diangkat. Dahulu Sekapuk adalah desa miskin dan tertinggal, namun sekarang terkenal dengan desa milyarder. Dan ternyata desa yang sugih masih banyak masalah-masalah yang  muncul, Yaitu dicontohkan banyak yang kena korban misalkan pinjol sebagai akibat dari kemajuan teknologi. Sumber dana usaha awalnya menyisihkan uang rokoknya bapak-bapak, tapi pada akhirnya dihabiskan Ibu-ibu, maka dari itu dibutuhkan tata kelola keuangan yang syar’i yang diberdayakan untuk mengatasi masalah.

Kedua, Dari Desa Sekapuk ini juga terdapat Good Praktisis program yaitu menabung sampah dapat emas, Good praktisis ini bisa jadi objek yang luar biasa yang bisa diangkat untuk pembelajaran sosial entrepreneur.  Namun dari fenomena-fenomena lain yang juga banyak terjadi misak kasus forex dan lain-lain. 5 tahun masa jabatan mas lurah, dari desa tertinggal menuju desa mandiri, begitu luar biasa pemerintahan desa sekapuk. Lebih lanjut Good praktisis dari desa Sekapuk ini adalah partisipasi aktif dari pemerintah desa yang menyediakan lahan untuk Puskesmas Ujungpangkah, yang mana fasiltas ini melengkapi layanan public di desa ini yang mampu menjadi pengawal perubahan Sekapuk.

Ketiga, Meskipun  MoU resmi antara UIN Sunan Ampel dan Kabupaten Gresik sejauh ini belum terlaksana, FEBI UIN Sunan Ampel dan Pemerintah Desa Sekapuk bersepakat untuk bersinergi, Desa Sekapuk siap menjadi “living laboratory” dari program studi program studi di FEBI UINSA dan sekaligus, FEBI UINSA siap mendukung program desa untuk mensukseskan program 1 keluarga, 1 sarjana.

Mengakhiri audiensi yang dilakukan, Bu Lilik, selaku Kaprodi Ekonomi Syariah menjelaskan prosedur dan pelaksanaan kegiatan penguatan kompetensi sosial entrepreneur yang akan dilaksanakan Oktober atau awal November akan di fix kan segera. Merespon Bu Kaprodi, Pak Lurah siap melakukan penjemputan dan memfasilitasi penginapan di KPI (Kebun Pak Inggih- Agrowisata yang dibuat sebagai destinasi wisata kedua di Sekapuk) ada hall, gedung serbaguna, cottage iconic rumah adat. Atau jika mau ke perkampungan siap dikondisikan, mana tempat yang dikehendaki mas lurah siap. Kebun Pak Inggih atau disebut KPI dijadikan perkemahan 100 peserta dan enjoy. “Untuk kegiatan silahkan di survey tempat yang pas”, Ungkap pak Lurah.Tanggal 12 Oktober, resesi ekonomi (Ukraina Rusia) , program ekonomi kerakyatan sangat dibutuhkan, monopoli dagang bisa jadi sesuatu yang tak terelakkan. Dengan lahan sejengkal bisa bertahan hidup. Pangan aman, pangan merdeka Jangan sebatas happy, lihat pesan dan perjuangan. Petani yang kerja keras butuh dukungan, Hampir 80 persen orang ingin kembali ke desa dan masyarakat butuh perubahan yang  luar biasa, jangan hanya melihat saja, tapi buat perubahan. Kemauan, kemampuan dibarengi keikhlasan sehingga akan ada petunjuk/ilham. “Ide muncul setelah kita melangkah, jadi jalani saja yang ada secara otodidak yang penting berbuat untuk manfaat, maka keajaiban akan muncul”, tutur Pak Lurah Sekapuk.

Setelah audiensi, pak Lurah Sekapuk dan jajarannya mengantar tim UIN Sunan Ampel untuk meninjau dua lokasi andalan mereka, KPI dan SETIGI, dua andalan ini yang mengantarkan Desa Sekapuk di tahun 2021 memiliki PADes 4,6 Miliar. Luar biasa Sekapuk, menjadi salah satu desa Unggulan yang dilirik banyak wisatawan, lembaga maupun dunia pendidikan untuk bersinergi dan berkolaborasi. Ide yang brilian dan cemerlang, kerjasama sama penduduk desa yang luar biasa ikhlas dan kompak menjadikan limbah menjadi pundi-pundi rupiah membawa Sekapuk menjadi Desa Widata Berdaya.


Penampakan Kebun Pak Inggih (KPI), salah satu program desa wisata Desa Sekapuk

 
Setigi, wisata Sekapuk yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir

Setelah mengunjungi dua lokasi wisata di Desa Sekapuk, Perjalanan Kami Lanjutkan, Pukul 02.00pm kami Tiba di desa berikutnya yakni Desa Gosari Ujung pangkah. Sepanjang perjalanan dari Sekapuk menuju Desa Gosari mata kita disuguhkan hamparan bukit kapur yang membentang yang sungguh eksotis, selain itu kebun ketela yang berjejer sepanjang perjalanan menambah kekayaan alam desa Gosari. Diawali dengan sambutan oleh Wakil Dekan III Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan tentang Program Socio Entrepreneur, sama halnya dengan desa sebelumnya mendampingi teman-teman mahasiswa untuk melakukan pendampingan di Desa Gosari dan beberapa desa di Gresik. Maksud dan tujuan kedatangan tim untuk memetakan, apa yang dimiliki oleh desa Gosari. Bu Lilik selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah berharap mahasiswa bisa untuk belajar untuk menggali dan mengembangkan potensi yang ada di di desa.  Sambutan Bapak sekretaris desa Miftahul munir “Terimakasih atas kedatangannya, dan mohon maaf kepala desa tidak bisa hadir”. Jadi pada dasarnya pemerintah desa Gosari sangat welcome, apapun yang ingin dikaji disilakan.


Dokumentasi survey ke Desa Gosari bersama Bapak Sekretaris desa dan Pengelola Bumdes

Beliau juga menyampaikan Terkait dengan teknis pelaksanaan program penguatan kompetensi mahasiswa bidang social entrepreneur, Desa Gosari siap membantu. Salah satu unggulan untuk belajar social entrepreneur, Desa Gosari mengembangkan konsep wisata desa dengan berbasis pada Community based tourism. Kekuatan pengembangan wisata berbasis komunitas ini adalah hal yang dijual oleh Gosari dari segi kualitas dan kuantitas, tutur Bapak Miftahul Munir. Selain itu dinamika masalah sosial di Gosari juga bisa menjadi bahan pembelajaran lapangan bagi mahasiswa, seperti permasalahan yang muncul dari kegiatan penambangan, yang tentunya membawa konsesi di sektor pertanian, ataupun Ketika mengembangkan pariwisata juga menjadi isu tersendiri, seperti peningkatan kualitas SDM dan sarana prasarana. Potensi yang dimiliki Desa Gosari sangat beragam, mulai dari cagar budaya, benda-benda peninggalan sejarah seperti makam Ki Tugaran (tangan kanan Ken Arok) dari jaman Singosari, Prasasti Butulan yg terukir di Gua Butulan dari masa Kerajaan Majapahit, belum lagi artefak tembikar yang banyak ditemukan di desa. Malahan sendang pancuran yang terletak di tengah WAGOS dipercayai keberadaannya sejak jaman raja Airlangga.  Dengan kekayaan budaya ini Desa Gosari mengembangkan wisata berbasis Edukasi Keluarga.

Ketua Bumdes, Mujib Ridwan, S.Sos.I yang juga alumni UIN Sunan Ampel Surabaya mengatakan banyak sekali masyarakat yang  terlibat dalam pengembangan desa Wisata Gosari, Namun covid menimbulkan dampak, sektor pariwisata sepi, setelah masa aturan covid dilonggarkan masyarakat butuh refreshing sehingga mulai ada peningkatan kedatangan wisata desa Gosari. “Pada intinya desa khususnya Bumdes sangat welcome atas kedatangan teman temen dari UIN Sunan Ampel”, tutur beliau.

Pengembangan Wisata di desa Gosari ini tidak bisa lepas dari tangan dingin tim pendampingan UIN Sunan Ampel, dari UIN Sunan Ampel yang diawali dari kegiatan pengembangan kawasan Perdesaan dan yang dilanjutkan dengan beberapa seri kegiatan yang dilakukan di Desa Gosari, Desa Gosari akhirnya bisa memiliki jaringan yang bisa mengakses dana CSR seperti dari PT SIER Surabaya dan beberapa BUMN lainnya, begitu tutur Mujib Ridwan.

Bapak sekdes juga menjelaskan bahwa keberadaan teman-teman melakukan pengabdian atau kegiatan bernuansa sosial selalu meninggalkan hal-hal yang baik dan bermanfaat sampai sekarang. Demikian pula saat ini diharapkan pada mahasiswa FEBI UIN Sunan Ampel Surabaya maka kehadiran teman-teman juga akan ada hal positif yang ditinggalkan. Pas bertepatan kedatangan kami Gosari sedang bertepatan untuk syuting acara TV Si bolang. Jadi wilayah Gosari tentunya memiliki daya tarik untuk di eksplore dan dipertunjukkan ke khalayak. Kamipun bergegas ke area desa Wisata Gosari dengan menampilkan Sejarahnya dan sentuhan tangan pemuda jadilah Taman Desa Gosari bernama “Taman Cakra Dewi”.

Selain itu Gosari dikenal dengan petualangan dan wisata alamnya, menjelajah tebing kapur Gosari bisa dilakukan oleh para tracking atau penjelajah dimana nanti bisa melihat keindahan tebing kapur dan tentunya memanjakan mata dengan keindahan alam diiringi celotehan suaka burung yang membentang sepanjang Gosari. Area bekas penambangan tebing kapur bisa jadi peluang untuk dibangun lokasi wisata dan penginapan dan wahana permainan bagi kaum milenial. Maka nikmat mana lagi yang akan kita dustakan. Tuhan telah menitipkan alam yang begitu luas dan indah dengan segala potensi yang bisa kita manfaatkan setiap sudutnya, tinggal manusia yang harus bergerak untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik.

Kunjungan berikutnya yakni desa Terakhir sekitar pukul 15.30 kami Tiba di Desa Pangkah Wetan, Ujung Pangkah Gresik. Sebuah desa di pesisir yang memiliki produk unggulan berupa Bandeng, udang, opak japit dan segala hasil tangkapan laut. Sumberdaya luar biasa Pangkah Wetan  menjadi suatu potensi wisata, dan Pangkah Wetan telah sukses dalam mengelola dan mengembangkan potensi wisata pantai melalui wisata mangrove dan kulinernya.  Sayangnya Kepala desa yakni Bapak Pak Saiful Mahdi atau akrab disapa sandi belum bisa hadir dikarenakan beliau sedang menempuh program Doktoral di bidang Administrasi Negara di UHT Surabaya. Bapak Kepala Desa Pangkah Wetan 3 tahun berturut-turut adalah pemenang kontes Ikan Bandeng Terbesar. Namun kami tetap disambut baik oleh Bapak Sekretaris Desa yakni Bapak Kacung.

 
Dokumentasi Kunjungan ke Pangkah Wetan Bersama Bapak Sekretari Desa

Desa Pangkahwetan ini pada program pengembangan kawasan perdesaan yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di tahun 2018 memiliki dua produk adalah, yaitu susur sungai Bengawan Solo atau dikenal dengan MBS yang berdiri 10 November 2017, dimana MBS merupakan inisiatif  pengembangan sungai bengawan Solo agar memiliki nilai lebih secara ekonomi tidak hanya sebagai transportasi perahu nelayan saja dan akhirnya inisiatif tersebut disambut baik oleh PGN-SAKA dan Juga keberadaan suaka burung di areal mangrove, namun karena pandemi, dua atraksi ini harus ditata ulang.

Bertempat di Balai desa Pangkah Wetan Pak Room selaku Wakil Dekan III dan mewakili Fakultas melakukan sambutan dan memperkenalkan TIM yang datang. Tema kegiatan sosio entrepreneur merupakan inovasi yang dilakukan desa untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial. Sehingga kedatangan kami untuk melakukan pemetaan wilayah desa yang memiliki potensi luar biasa.

Dari hasil sharing yang dilakukan begitu banyak potensi yang dimiliki pangkah wetan, selain dari pada MBS yang menawarkan wisata muara Sungai Bengawan Solo, namun juga akses menuju kesana begitu eksotis dengan menaiki perahu pengunjung akan disuguhkan pemandangan rimbunnya jejeran pohon mangrove bersama celoteh burung nan syahdu, pastinya tak akan bosan memandang menikmati keindahan alam dan melepas penat dari hiruk pikuknya perkotaan. Bahkan, pernah diadakan upacara hari kemerdekaan dilakukan di Muara Bengawan Solo yakni ditengah laut sebagai wujud bangga dan cinta tanah air yang dilanjutkan dengan penanaman mangrove

Ketika berada di balai desa, ornamen atau hiasan balai yang dikelilingi oleh bentuk ikan bandeng menjadi daya tarik dan pertanyaan di benak kami, diketahui bahwa hasil bandeng di pangkah wetan begitu melimpah sehingga desa Pangkah Wetan  diresmikan sebagai kampung bandeng binaan, merupakan  kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal dengan bandeng sebagai komoditas utamanya. Sebagai kampung budidaya bandeng maka yang ditangani tidak hanya ternak atau tambak bandeng saja namun juga, terkait benih dan pakan ikan, penguatan sarana dan prasarana, revitalisasi tambak dan rehabilitasi saluran, tak lupa masalah pengelolaan kesehatan ikan pun menjadi prioritas.

Desa di pesisir pulau jawa, Allah SWT melimpahi desa tersebut dengan sumber daya ikan bandeng yang menghidupi banyak warga sampai sekarang, ikan bandeng memiliki nilai yang tidak hanya sekedar materi saja, Bandeng adalah tradisi, bandeng adalah identitas pangkah wetan, bandeng adalah kebanggaan seluruh warga dan penentu status sosial. Keberkahan ikan bandeng begitu terasa dan luar biasa untuk kabupaten Gresik khususnya desa Pangkah Wetan.

 
Dokumentasi Bupati Gresik Bapak Fandy Akhmad Yani dengan Potensi Ikan Bandeng

Daya tarik yang dimiliki Ujung pangkah khususnya Pangkah wetan membawa ketertarikan tersendiri, Bu Lilik Selaku Kepala Program Studi Ekonomi Syariah menyampaikan sejumlah 190 mahasiswa ES semester 5 akan melakukan MINI KKN.  Potensi yang dimiliki desa pangkah wetan yang luar bisa tentunya pasti memiliki kendala yang nantinya para mahasiswa bisa mengabdikan diri, belajar dan membuat satu perubahan perkembangan yang leboh baik dari yang sudah baik. Tutur pak Kacung Sekretaris Desa, “Dulu permasalah kita adalah air bersih”. Pak Sekdes mengatakan Pangkah Wetan itu terdiri dari 4 dusun di desa pangkahwetan, namun 2 dusun kesulitan air dimana airnya cenderung keruh, kedalaman sumur -+60 meter. Maka permasalahan penting yakni air harus segera diatasi. Selanjutnya pak Sekretaris desa menuturkan, salah satu sektor wisata di Pangkah Wetan adalah MBS namun belum beroperasi lg, sejak masa pandemi, sedang perawatan perahu membutuhkan biaya. Jadi MBS masih terbengkalai dan ini menjadi salah satu pekerjaan rumah yang segera membutuhkan solusi dan penanganan.

Setelah terpuruk karena pandemic, dimana sektor wisata yang dibangun kurang berkembang, Pemerintah Desa Pangkahwetan mengembangkan wisata berbasis aset unggulan desa yaitu tambak bandeng. Pemberdayaan yang  sudah dilakukan adalah kolam pancing (kolam bandeng). Desa ini terkenal kampung budidaya bandeng, meningkatkan hasil budidaya dimana Bandeng adalah hasil budidaya unggulan air payau di Pangkah Wetan. Keinginan pemerintah desa, warga terlibat dalam pengelolaan hasil budidaya bandeng, yang  bisa diolah menjadi beberapa makanan yang  memiliki nilai jual lebih, yang salah satunya di displaykan atau dijual baik secara offline maupun online. Untuk air sudah bisa menjangkau 4 dusun pangkahwetan, jadi permasalahan air teratasi. “Pada dasarnya pihak pemerintahan pangkah wetan welcome atas kedatangan teman-teman UINSA”, tutur pak Sekretaris desa.

Selanjutkan Tim Undur diri untuk menyusun program selanjutnya sambil menuju kawasan MBS melihat kondisi riil di lapangan dan menindaklanjuti hasil observasi 3 desa yang sudah dilakukan. Bekal informasi yang didapat sebagai hal penting untuk memetakan dan menyusun program untuk terlaksana dengan baik. Socio Entrepreneur dimana inovasi-inovasi baru yang memungkinkan dilakukan oleh mahasiswa yang nantinya mengabdikan diri di desa tersebut dapat menyelesaikan masalah sosial dan kehadiran mahasiswa mampu memberikan pembelajaran dan kemanfaatan yang luar biasa baik untuk diri mahasiswa dan masyarakat desa pada khususnya serta membawa perubahan desa yang jauh lebih baik.

(Penulis: Achmad Room Fitrianto, Siti Kalimah)