Berita

Dalam bentuk rasa cinta kepada baginda Nabi Muhammad saw, Himaprodi Perbandingan Madzhab pada hari sabtu, 15 Oktober 2022 menyelenggarakan acara maulid nabi. Tema yang diusung “Menggapai Manisnya Mahabbah Sang Kekasih Allah”. Acara ini dilakukan secara offline yang bertempat di SMA Muhammdiyah 4 Surabaya. Habib Alaika Muhammad Basyaiban berperan sebagai narasumber dalam kegiatan ini. Dalam kesempatan tersebut ia menjelaskan tentang keutamaan sholawat dan perbedaan Maulid al-Dhiba’i dan Maulid Simtuddurar.

Acara Maulid Nabi ini dihadiri oleh 100 orang peserta beserta tamu undangan dari Hima prodi fakultas syariah dan hukum lainnya. Kegiatan dibuka dengan pembacaan Maulid al-Dhiba’i. Setelah itu sambutan oleh Ketua Program Studi Perbandingan Madzhab, Moch. Zainul Arifin, S.Ag., M.Pd.I. Dalam sambutannya, beliau memberi ucapan terima kasih kepada para peserta yang telah hadir pada acara maulid Nabi dan harapan dengan adanya kegiatan ini seluruh peserta bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang akan disampaikan oleh Narasumber. “Semoga anak-anak mahasiswa (peserta) dapat mengambil hikmah dan pelajaran yang akan disampaikan oleh narasumber.” Ujar Arifin.

Menginjak acara inti ‘Mau’idhah Hasanah’ oleh Habib Alaika Muhammad Basyaiban. Beliau menjelaskan salah satu keutamaan sholawat adalah untuk meraih syafaat Rasulullah. Membaca shalawat nabi juga dapat membantu manusia mendapatkan syafaat dari Rasulullah. Syafaat adalah pertolongan, pada kehidupan akhirat terkhusus bagi orang-orang beriman. “Dengan memperbanyak shalawat nabi bisa mendapatkan pertolongan Rasulullah dengan lebih mudah” ujarnya.

Pada ujung akhir mauidhah hasanah narasumber menyinggung perbedaan maulid ad-Dhiba’i dan maulid Simtuddurar. Di mana perbedaan maulid al-Dhiba’i adalah karangan dari sosok bernama Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Umar al-Diba’i al-Syaibani. Diba’ ini berisi pujian kepada Rasulullah SAW lengkap dengan riwayat hidupnya yang terangkai dengan menggunakan “nadhom”. Diba ini juga umumnya dilantunkan saat merayakan maulid nabi Muhammad SAW. Sedangkan maulid Simtuddurar adalah karangan sosok bernama al-Habib al-Imam al-Allamah Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi. Isinya adalah riwayat lahirnya Nabi Muhammad saw lengkap dengan akhlak juga karakter sifatnya dan juga sejumlah kisah hidupnya. Simtudduror ini paling umum dibaca saat merayakan maulid nabi.

Acara kegiatan ini ditutup dengan doa oleh Habib Alaika Muhammad Basyaiban. Setelah acara selesai diadakan sesi foto dan makan bersama semua peserta berserta panitia penyelenggara acara kegiatan maulid Nabi Muhammad saw.